FIX FOR ME, PLEASE...

1.7K 101 4
                                    

Sepertinya sebentar lagi, Jennie akan merasa sangat frustasi.

Ini adalah ketiga kalinya di apartemen, airnya mengalami kerusakan. Airnya tidak mau menyala sama sekali dan ketika itu menyala, air itu malah bocor dan hampir membanjiri seisi apartemen.

Jika bukan karena terbatasnya keuangan dia, tentu saja Jennie sudah ingin pindah ke apartemen lainnya, yang lebih mahal dan nyaman. Mungkin juga dengan keamanan yang luar biasa, pikir Jennie sambil cemberut.

Sayangnya, dengan pekerjaannya sebagai penulis yang tidak begitu terkenal belum lagi dia adalah seorang mahasiswi, tentunya tidak mudah bagi dia untuk melakukan keinginannya. Dia hanya bisa berangan hidup serba mewah dan begitu dia selesai membersihkan seluruh apartemennya, dia hanya bisa menghela nafas.

Dia menelepon sahabatnya, Jisoo. Mau tak mau, dia harus mampir ke apartemen sahabatnya untuk sekedar mandi. Tapi dia tahu, jika sudah pergi ke sahabatnya, tak mungkin dia hanya sekedar mandi kemudian pergi begitu saja.

Pastinya akan ada momen, sahabatnya bercerita dan kemudian malam bersama sahabatnya menjadi sangat panjang. Meski begitu, dia tak punya pilihan lain.

Setelah menghubungi sahabatnya, Jennie bergegas pergi menuju apartemen Jisoo. Dalam waktu sekitar 20 menit kemudian, dia sudah tiba di apartemen Jisoo dan wanita itu menyambutnya sambil menyeringai.

“Jangan katakan apapun padaku, oke? Aku sedang kesal, sungguh.” Gerutu Jennie sambil menerobos masuk ke begitu saja ke apartemen sahabatnya.

Jisoo memutar mata, menutup pintu di belakang dan ikut melangkah melewati Jennie. Mengambil sekaleng minuman, melemparnya begitu saja pada wanita itu yang langsung di tangkap dengan mudah.

“Bukankah sudah kubilang? Kau hanya perlu menelepon tukang untuk membenarkan apa yang salah di apartemenmu. Apa kau sesayang itu dengan uang sampai kau rela setiap hari apartemenmu kebanjiran?”

Jennie cemberut, meneguk minuman soda itu hingga habis dan menghela nafas lelah.

“Bukan begitu. Tapi lebih banyak keperluan yang bisa kulakukan dengan uangku.” Bantah Jennie. “Lagipula tidak setiap hari.”

“Oh, ya, tidak setiap hari. Tapi enam hari selama seminggu kan?” Cibir Jisoo yang membuat Jennie semakin cemberut.

“Sudahlah. Biarkan aku mandi dulu.” Kata Jennie bangkit dari tempatnya duduk dan berjalan menuju kamar Jisoo, menyelesaikan mandi dengan singkat.

Dalam waktu 20 menit, dia selesai mandi dan keluar dari kamar dan mendapati Jisoo sedang memasak di dapur. Dengan santainya, dia berjalan ke dapur dan melompati konter. Duduk, menatap sahabatnya yang seolah tak menyadari kehadirannya.

“Apakah kau ingat Lisa?” Tanya Jisoo tiba-tiba.

“Ah, wanita yang terus mengejarku saat SMA?” Jennie terkekeh. “Kenapa dengannya?”

“Nomor teleponnya.” Tunjuk Jisoo pada sebuah kertas di atas meja. “Telepon dia. Minta dia membenarkan air di apartemenmu.”

Jennie melotot. Meraih dengan cepat kertas di atas meja. Dimana tertulis sebuah perusahaan yang bersedia memperbaiki kerusakan termasuk yang Jennie butuhkan. Ada dua nomor telepon tertera di paling bawah, salah satunya adalah nama Lisa.

“Ini terlihat mahal.” Gumam Jennie.

“Memang. Itu perusahaan besar.”

Jennie mencibir, namun tetap membaca kata per kata yang tertulis. Perusahaan itu menawarkan banyak sekali perbaikan. Dan mata Jennie benar-benar tertuju pada nomor telepon Lisa.

“Tidak jika ini mahal.” Desah Jennie. “Lagipula, aku tidak akan gila menelepon wanita yang sudah aku tolak lima kali saat SMA.”

“Yah, itu salahmu sendiri. Aku sama sekali tidak mengerti.” Jisoo berbalik dengan dua piring pasta yang dia buat dan terlihat menggiurkan di mata Jennie. “Kenapa sih saat itu kau menolak Lisa? Padahal, dia adalah wanita yang cantik dan seksi. Banyak orang yang menyukainya.”

JENLISA ONESHOOT (GIP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang