YES! LIKE THAT!

2.4K 127 3
                                    

JENNIE POV

Suara berbisik terdengar di telingaku saat aku memasuki sebuah restoran. Ini adalah hari dimana ketentuan aku akan melakukan pemotretan baru setelah skandal yang terjadi. 

Skandal? Ya, aku terlibat sebuah skandal.

Seorang Jennie Kim yang ramah bersikap buruk pada krunya sendiri. Ya, itulah aku. Sayangnya, itu bukan hanya skandal, itu fakta.

Aku memarahi seorang staff. Bukan sembarangan staff. Namun seorang pria yang berani bersikap kurang ajar dan menyentuhku saat aku sedang berganti pakaian ketika aku sedang melakukan pemotretan. 

Saat aku melakukan pembelaan, mereka tidak peduli. Mereka mencaci maki, bahwa aku adalah model buruk.

Tapi apa peduliku? Sekarang, mereka membutuhkanku untuk comeback karena mereka melihat impact yang aku berikan pada mereka. Pada intinya, bagaimana pun sikapku terhadap staff, mereka membutuhkanku.

Para bajingan gila harta.

“Halo, nona Kim. Selamat datang kembali.” Sapa salah satu staff disana.

Aku hanya menatapnya, tidak melakukan apapun. Wanita yang baru saja menyapaku itu mundur, lalu memberi jalan agar aku menempati tempat duduk.

“Apa konsep terbarunya?” Tanyaku tak ingin basa-basi. Waktuku berharga, itulah yang selalu aku tanamkan pada diriku.

“Ah, ya. Jadi, Calvin Klein baru saja mengeluarkan pakaian dalam terbaru. Ini dia.” Wanita yang sebelumnya menyapa itu memberi gambaran. “Aku ingin kau melakukan pemotretan ini.”

“Bagaimana dengan staffnya?” Tanyaku kemudian.

“Menurutku, sangat tidak mungkin jika semua staffnya adalah seorang wanita, Nona Kim. Maafkan aku tapi—”

“Kalau begitu, aku akan menolak.”

Aku tidak mau mendengar penjelasan yang membuat telingaku sakit. Aku meminta agar yang bekerja denganku hanyalah staff wanita. Aku benci ini, oke? Aku sudah melewati banyak hal.

Terakhir, aku mendapatkan pelecehan dari staff pria dan brengseknya, pria itu malah menyerangku dan mengatakan pada publik bahwa aku memiliki sikap yang buruk. 

Aku selalu tajam pada mereka tapi aku tidak akan pernah memarahi seseorang tanpa sebab. Gila, aku tidak sejahat itu!

Tidak ingin hal tersebut terjadi lagi, aku meminta satu hal itu saja. Jangan biarkan seorang pria bekerja denganku. Tapi apa? Mereka tidak bisa melakukannya?

“Nona Kim…” Wanita itu memohon.

“Tidak, Jisoo. Aku tidak akan pernah melakukan pemotretan ini. Sudah aku bilang, syarat utama aku menyetujui ini adalah, tidak adanya staff pria.” aku memotongnya dengan cepat. 

“Meskipun photograpernya adalah Lalisa Manoban?” Tanya Jisoo. Sudut bibirnya sedikit terangkat dan aku tahu, dia sedang menahan senyumnya. 

“Sialan! Lalisa Manoban?” Mataku melebar secara spontan dan Jisoo dengan berani senyum begitu lebar padaku. 

“Ya, Lalisa Manoban.” 

“Apa kau menipuku?” Tanyaku tak percaya. 

Lisa tidak akan semudah itu menyetujuinya. Tidak, aku sangat tahu sekeras kepala apa dia. Bahkan aku sering mengirim pesan padanya tapi tak sekali pun dia merespon pesan atau teleponku.

Tiba-tiba dia menerima tawaran ini? Omong kosong.

“Untuk apa aku berbohong?” Jisoo mengangkat bahunya.

JENLISA ONESHOOT (GIP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang