NEED YOUR BODY, NEED YOUR LOVE

3.3K 125 4
                                    

Lisa terlalu lelah dalam hubungan. Sebagai CEO yang bekerja siang malam tak kenal waktu, Lisa lebih suka menghabiskan waktu untuk dirinya sendiri daripada hubungan yang membuat emosi dia lebih terkuras.

Ingat, itulah yang Lisa katakan pada dirinya sendiri. Sampai suatu hari, dia berulang tahun dan Chaeyoung — satu-satunya sahabat yang dia miliki — membawa dia pergi ke sebuah bar.

Dan hei, itu bukan bar sembarangan. Itu adalah sebuah bar lesbian, dimana orang-orang telanjang, dimana dia dapat dengan bebas melihat beberapa wanita menari di atas tiang, memutar tubuh, meliukkan pinggul, menggesek tubuhnya pada tiang tersebut.

Dan saat itulah, kehidupan Lisa berantakan, kacau balau karena dia menemukan seseorang yang dia sukai. Pada tatapan mata pertama dia dengan seorang wanita penari telanjang, Lisa terdiam. Bukan hanya penisnya yang menjadi kaku nan keras, tapi juga seluruh tubuhnya.

“Sial, sial. Dia berjalan ke arahmu, brengsek.” Gerutu Chaeyoung, memperhatikan sang wanita yang bergerak ke arah mereka, pinggulnya meliuk penuh perhatian, payudaranya memantul saat dia berjalan.

“Aku tahu. Brengsek, penisku sakit sekali.” Lisa balas menggerutu.

“Mungkin ini ulang tahun terbaikmu, kawan. Aku pergi dulu!”

Chaeyoung menghilang dengan cepat. Seorang wanita berdiri di depannya, tersenyum dengan ekstra menggoda. Itu adalah senyum yang berhasil membuat penismu mengeras dalam waktu satu detik, percayalah.

“Sial, seorang dewi baru saja berdiri di depanku, dia menyentuhku. Tidak, tidak, astaga. Enak sekali rasanya.” Gumam Lisa dengan mata tidak lepas dari mata wanita itu. Secara aktif, dia merasakan jari-jari wanita itu menelusuri dadanya, turun ke perutnya lalu beralih ke selangkangannya.

Wanita menggoda itu tertawa, suaranya berat nan serak. Seksi, dia amat seksi.

“Kau terangsang sekali, wanita yang berulang tahun.” Ujar wanita itu berbisik tepat di samping telinganya. Desahan nafas Lisa terdengar amat berat.

“Oh, kau sama sekali tidak tahu.”

Dia tersenyum, kemudian tanpa keraguan menangkup tangan di antara selangkangannya. Lisa memekik, sial, dia sudah lama — satu bulan tepatnya — tidak membiarkan wanita mana pun menyentuhnya. Dan begitu dia merasakan sentuhan…

Lisa tidak bisa menggambarkannya. Rasanya seperti melayang ke surga. Rasanya berlebihan dan dia sangat menyukai hangatnya tangan wanita itu menggosok tangan di atas tonjolannya.

“Hmmm, sekarang sepertinya aku tahu.” Dia bergumam seolah tidak terpengaruh bahwa Lisa memiliki penis di balik celana yang dia kenakan.

Lisa sejujurnya, agak tersinggung mendapati sesantai itu sang wanita bersikap.

“Jangan sentuh aku, jangan goda aku, jangan.” Lisa memperingatkan dengan tajam.

“Dan kenapa? Bukankah kau datang ke sini karena kau ingin godaan ini, tampan?” Wanita ini mencondongkan tubuh, bibirnya menempel di telinga Lisa, wanita itu dengan sengaja memberi nafas panasnya di sana hingga membuat Lisa bergetar. “Aku tahu, kau memperhatikan penampilanku di atas sana, sayang.”

“Ya Tuhan…” Lisa mengerang. Dia meraih pinggul wanita itu, menariknya mendekat dan ingin menuntut wanita itu agar dia bisa duduk di pangkuannya.

Tapi kemudian, wanita itu melepaskan tangan Lisa dari pinggulnya dan menggelengkan kepala. Dia memberi ciuman tepat di sudut bibir Lisa dan duduk tegak.

“Selamat ulang tahun, Lisa.” Kata wanita itu, menyebut namanya dengan nada yang begitu sensual, menggoda, seksi hingga penis Lisa berdenyut.

Lisa mulai penasaran bagaimana kedengarannya saat wanita itu berteriak menyebut namanya ketika saat itu, dia berlutut sementara dirinya sendiri menggedor vagina itu dari belakang.

JENLISA ONESHOOT (GIP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang