HOT HOLIDAY

941 58 1
                                    

Bagaimana cara kamu menyambut liburan musim panas bertepatan dengan kelulusan sekolah yang menandakan bahwa kamu kini mulai beranjak dewasa?

Jennie melakukan hal yang tak terduga dan mengejutkan.

Bangun tidur di tempat seorang wanita asing yang tidak dia kenali, dengan tubuh telanjang dan... lengket. Kepala yang pusing karena mabuk, dan tubuh yang di penuhi dengan bercak merah.

“Brengsek, brengsek,” Umpat Jennie, kepanikan mulai di rasakan. Dia baru saja lulus SMA, tapi dia sudah mabuk dan tidur dengan orang asing? Ini kacau sekali. “Ibu akan membunuhku jika dia tahu.”

Jennie melompat dari tempat tidur, bersyukur bahwa wanita asing itu tidak terganggu. Dia hanya berharap bahwa wanita asing itu tak akan mengingatnya.

Dengan cepat, Jennie menyambar semua pakaian yang berserakan lalu mengenakannya dengan cepat. Sambil menghela nafas, dia menatap wanita yang setengah wajahnya tertutup.

Tapi, Jennie masih bisa melihat bahwa wanita itu tengah cemberut dalam tidurnya. Poninya menutupi sebagian dahinya. Bagus, setidaknya, dia tidur dengan wanita cantik, pikir Jennie. Meski dia tidak dapat mengingat apa yang dia lakukan.

“Tidak ada waktu untuk memuji seorang dewi saat ini, Jennie. Ibumu akan memukulmu begitu kau pulang.” Jennie menggelengkan kepalanya, lalu melangkah pergi.

Bersyukur dia mendapatkan taksi dalam waktu singkat, dia meninggalkan rumah mewah yang dimiliki wanita itu dan pergi menuju rumahnya.

Jantungnya berdegup kencang. Meskipun ibu tiri yang sedang menunggunya di rumah itu adalah sosok ibu tiri yang baik, tapi tetap saja... wanita itu menyeramkan jika sudah marah.

Dan Jennie tidak tahu bagaimana reaksi ibunya jika wanita itu tahu bahwa dia telah mabuk-mabukan dan bukan hanya itu, dia juga tidur dengan orang asing yang meski cantik, tampaknya jauh lebih tua daripada dirinya.

“Sial, aku akan mendapatkan masalah.” Gumam Jennie, menghela nafas.

Jennie mengetuk kakinya, cukup cemas sepanjang perjalanan. Sibuk dengan pemikirannya sendiri hingga dia sedikit terkejut bahwa taksi sudah berhenti di depan rumahnya.

Jennie sekali lagi menghela nafas, memberi beberapa lembar uang pada supir taksi dan turun dari taksi. Debaran jantungnya semakin meningkat saat dia berjalan masuk ke dalam rumah.

Berharap Jisoo, ibu tirinya itu tidak ada di rumah, meski itu mustahil. Karena dengan umurnya yang masih menginjak 35 tahun, wanita itu berdedikasi untuk menjadi ibu rumah tangga dan sebenarnya, mengurus Jennie dengan baik sejak wanita itu menikah dengan ayahnya, sejak Jennie masih SMP.

“Jennie?”

Dan, sial. Benar saja. Jennie baru saja memasuki rumah saat dia mendengar suara ibunya dari dapur.

“Hai, bu.” Sapa Jennie, tersenyum kaku.

“Kau sudah sarapan?” Tanya ibunya dan Jennie sedikit bingung karena tampaknya, ibunya itu tidak marah.

“Eh... ya... belum.” Kata Jennie tergagap.

“Chaeyoung tidak memberimu sarapan?” Tanya ibunya lagi. Itu membuat Jennie semakin bingung. Kenapa ibunya itu menyebut sahabatnya?

“Bu,”

“Aku mencarimu semalam karena ponselmu tidak aktif dan Chaeyoung bilang bahwa kau menginap di rumahnya.” Ibunya memberitahu.

Oh, sial. Terima kasih, Chaeyoung! Penyelamat hidupnya! Pikir Jennie sambil menjerit senang dalam hati. Dia berpikir untuk membelikan tas baru untuk sahabatnya itu nanti.

JENLISA ONESHOOT (GIP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang