[Bab 4] Naluri seorang istri

1.8K 203 13
                                    

Tamu undangan mulai berdatangan ke rumah orang tua Arzan untuk ikut merayakan syukuran ulang tahun ibundanya, yaitu Ingrid Zahair. Acara syukuran itu sengaja diadakan di taman belakang rumah mereka yang sangat luas demi bisa menampung ratusan tamu yang hadir. Sebuah tenda pancarona yang besar dan kokoh membentang di atas halaman guna menghalangi terik sinar matahari. Mesin pendingin udara portabel diletakkan di berbagai sudut untuk menjaga udara di bawah tenda tetap sejuk sehingga tamu-tamu undangan merasa nyaman.

Satu persatu mereka memberikan ucapan ulang tahun kepada Ingrid Zahair yang berdiri dalam senyum lebar di sebelah suaminya, Ben Zahair. Mereka berdua tampak bahagia dan serasi mengenakan pakaian batik coklat keemasan, senada dengan pakaian batik yang dikenakan Arzan, Naora, dan bahkan Leoni.

Noara mengenal ayah mertuanya yaitu Benjamin Zahair atau Opa Ben—begitu Leoni biasa memanggilnya, sebagai founder dari Patra Construction. Seperti Arzan, ayah mertua Naora berpembawaan tenang dan memiliki intuisi kuat soal bisnis. Berkat intuisi itu pula, Ben Zahair meminta Arzan yang saat itu masih berusia 23 tahun untuk mengelola Patra Construction sendirian, karena kedua adik Arzan yaitu Alstair dan Clarisa tidak tinggal di Indonesia. Ben Zahair sendiri malah mendirikan perusahaan kontraktor baru bernama Cipta Karya Konstruksi. Rupanya intuisi ayah mertua Naora benar, Arzan mampu membawa Patra Construction menjadi perusahaan besar seperti sekarang ini.

"Bagaimana persiapan tumpengnya, Naora? Acara sebentar lagi kita mulai." Arzan yang sejak tadi berdiri di sebelah Naora tahu-tahu berbisik padanya.

"Satu jam yang lalu orang-orang dapur mengatakan kalau sudah siap. Tolong tunggu sebentar, aku akan pastikan sekali lagi." Naora bergegas menyelinap keluar sebentar dari pesta untuk pergi ke dapur. Setiba di sana, Noara mendapati tumpeng berukuran besar dengan hiasan aneka lauk pauk dan sayuran sudah siap untuk memeriahkan syukuran Ingrid Zahair, ibu mertuanya.

Naora mengambil gambar tumpeng dengan ponsel sebelum memerintahkan orang-orang di dapur agar mengeluarkan tumpeng tersebut begitu acara dimulai. Setelah yakin bahwa segala sesuatunya berjalan sesuai rencana, Naora kembali mengayunkan kaki ke dalam acara dan berdiri di sebelah Arzan. Leoni yang tadinya berdiri di sebelah Arzan, kini sudah menggelendot manja pada kakeknya. Sejak Leoni lahir, Ben Zahair memang memanjakan cucu pertama mereka ini.

"Semua sudah siap, Arzan." Naora mendekatkan wajah dan memberikan bisikan di dekat telinga Arzan.

"Oke. Papa meminta waktu sebentar lagi karena beberapa rekanan bisnisnya belum datang," sahut Arzan ikut berbisik ke arah Naora dan dibalas dengan anggukan oleh wanita itu.

Naora kembali tenggelam dalam pesta. Karena Naora berdiri di antara Arzan dan ibu mertuanya, dia ikut memberikan jabat tangannya kepada tamu-tamu yang mendekati mereka untuk mengucapkan selamat.

Naora sangat menikmati pesta syukuran mertuanya. Senyum tak lekang dari mulut Naora tatkala Naora harus melayani obrolan orang-orang yang mengajaknya bicara. Bahkan Arzan yang berdiri di sebelah Naora, sesekali ikut menimpali obrolan singkat tersebut. Nuansa keakraban yang terjadi terasa begitu kental, membawa ingatan Naora lari kembali ke masa lalu sebelum hubungan rumah tangga dirinya dengan Arzan mendingin.

Di tengah-tengah hati Naora yang tengah mengembang dalam kebahagiaan, tahu-tahu nuansa keakraban yang sudah terjalin terburai begitu saja tatkala dua orang muncul di depan Arzan.

"Selamat siang, Pak Arzan." Suara merdu seorang wanita seketika mengundang kedua bola mata Naora terbelalak dalam kejutan. Naora mendapati wanita yang paling tidak ingin dia lihat saat ini tengah berdiri di depan Arzan. Farah!

Belum juga pulih dari rasa kaget, Arzan sudah berseru di sebelah Naora.

"Farah! Delvin! Ah, senang rasanya kalian bisa hadir," sapa Arzan penuh semangat. Antusiasme berlebihan yang diperlihatkan Arzan sudah mengundang kerutan di dahi Naora. "Bagaimana perjalanan kalian? Tidak sulit kan menemukan rumah orang tua saya?"

[END] Dangerous AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang