[Bab 48] Kisah di malam terkutuk itu

1.9K 286 39
                                    

Happy reading!

====

Salah satu resiko saat kita berada di puncak tertinggi dari sebuah perusahaan adalah selalu jadi pusat perhatian orang-orang di sekitar kita. Dari soal gaya kepemimpinan, cara berpenampilan, sampai ke kehidupan pribadi. Naora juga merasakan demikian. Sejak isu perselingkuhan Arzan dengan asisten pribadinya merebak di Patra Construction, entah bagaimana caranya, aroma berbau busuk itu bisa tercium hingga ke Simple and Beauty. Kejadian kemarin sore adalah klimaks dari drama rumah tangga Naora.

Kehadiran Naora ke kantor dengan wajah kelam dan kusut sudah mengundang berbagai pertanyaan di benak para karyawan di sana. Cerita drama itu kian heboh dan sedap untuk dijadikan bahan gunjingan setelah Naora tidur di kantor sejak semalam. Bukan sebuah kebetulan, setiap Sabtu jam kerja di Simple and Beauty sampai jam dua belas siang sehingga berita panas soal rumah tangga Naora kian menyebar dengan cepat. Mereka pasti berpikir kalau Naora sudah minggat dari rumah dengan mengajak putrinya, atau versi lain yaitu Arzan sudah mengusir Naora dari rumah hingga terpaksa menginap di kantor bersama putrinya.

Kendati gunjingan mereka tidak sampai di telinga Naora secara langsung, tetapi wanita itu bisa merasakannya. Kemana pun kaki Naora berayun, sorot mata mereka seperti mengikuti dengan berbagai persepsi. Namun, Naora tak ingin ambil pusing dengan gunjingan yang terjadi di belakang punggungnya karena masalahnya sendiri saja sudah cukup membetot habis seluruh energi dan pikirannya.

Pagi tadi Naora sudah siap sejak pukul lima pagi. Dan syukurlah, kendati setiap hari libur Leoni biasanya bangun terlambat, tetapi khusus hari ini putrinya itu berhasil bangun pukul setengah enam pagi. Setelah membantu Leoni membersihkan diri dan membuatkan semangkuk sereal susu untuk gadis kecilnya, Naora sudah berkutat dengan pekerjaan. Pukul sembilan pagi Naora sudah berhasil menyelesaikan beberapa dokumen yang harus wanita itu tandatangani sebelum berangkat ke restoran pilihan Leoni untuk mereka sarapan bersama. Sedangkan putrinya itu—dengan gaya lincahnya—berkeliling di dalam gedung Simple and Beauty. Tanpa merasa canggung dengan gunjingan yang tengah menerpa sang bunda, Leoni bersalaman dengan beberapa karyawan yang di antaranya sudah dia kenal.

Leoni kembali muncul di ruangan kantor Naora setelah jam melewati pukul sembilan pagi. Menggenggam sebatang coklat, sebungkus snack dan sekotak susu kemasan, Leoni mendekati meja Naora dan duduk di atas kursinya.

"Dari siapa, Sayang?" tanya Naora sembari melirik makanan yang tergenggam di tangan Leoni. Naora tengah membereskan meja kerjanya sekaligus merapikan kembali barang-barang Leoni untuk dibawa pulang.

"Tadi banyak yang memberi aku makanan, Ma," ujarc Leoni sembari meletakkan coklat, snack dan susu ke atas meja. "Aku boleh makan coklat sekarang?"

"Jangan makan coklat sekarang, Sayang. Kamu belum sarapan, bisa-bisa kamu kenyang duluan," pinta Naora lembut dan dibalas dengan anggukan patuh dari putrinya. "Kamu sudah siap? Kita berangkat sekarang."

Leoni kembali mengangguk. Setelah memasukkan coklat, snack dan susu ke dalam ransel kecilnya, Leoni meraih tangan Naora yang membimbingnya keluar ruangan. Layaknya hendak menghadapi sebuah ujian kelulusan yang sangat sulit, Naora merasakan kegelisahan mulai menggelanyar di sekujur punggungnya.

~oOo~

Leoni menyukai restoran ini karena menu omurice mereka disajikan dengan bentuk yang sangat unik. Mereka membentuk nasi layaknya teddy bear tengah tertidur berselimutkan telur dadar yang tebal dan ditemani potongan sosis berbentuk bunga serta sayur-sayuran hijau. Saking senangnya Leoni dengan menu omurice mereka, putrinya itu pasti menandaskan seluruh isi di atas piring berikut dengan sayuran hijaunya. Tentu saja, dengan senang hati Naora akan mengikuti keinginan Leoni makan di mana pun sepanjang putrinya itu menghabiskan sayuran di atas piring makan.

[END] Dangerous AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang