[Bab 52] Menua bersama

1.6K 262 22
                                    

Happy reading!

====

Naora terjaga dan membuka kelopak mata pelan. Wanita itu bangun karena merasa terlalu panas dan sekujur tubuhnya lembab. Udara yang berembus halus dari mesin penyejuk udara tak cukup mendinginkan kulit tubuh wanita itu. Naora menyadari kehangatan ini berasal dari tubuh Galen yang tidur di sebelahnya. Naora berbaring di atas punggungnya, sedangkan Galen berbaring menyamping dengan menyurukkan kepala di leher wanita itu, dan napas Galen berembus lembut di sana. Sementara Galen tidur, kaki pria itu membelit di sepanjang kaki Naora, sedangkan tangannya mengelilingi pinggang Naora dengan cara posesif.

Mereka berdua tertidur lelap sejenak karena kelelahan sehabis bercinta beberapa saat yang lalu, bahkan saat ini mereka belum mengenakan pakaian lagi. Hanya selembar selimut yang menutupi tubuh telanjang mereka hingga sebatas perut.

Saat ini mereka berada di atas ranjang Naora, di rumah baru wanita itu. Tidak sebesar dan semewah rumah yang Naora tempati bersama Arzan, tetapi wanita itu merasa nyaman tinggal di sini.

Selama libur kelulusan, Naora mengizinkan Leoni tidur di rumah orang tua Arzan. Demi menebus kesalahan pada putrinya, Arzan berencana mengajak Leoni bersama-sama dengan kedua orang tuanya untuk berlibur ke negeri Sakura. Kendati mereka masih berangkat minggu depan, tetapi Leoni sudah tak sabar dan merengek agar diizinkan tidur di rumah kakek-neneknya. Melihat kegembiraan Leoni, Naora tak sampai hati untuk menolak keinginan putrinya itu.

"Hey. Sudah bangun?" Galen bergerak. Suara pria itu menggema serak dari atas kulit leher Naora dan bibirnya menanamkan ciuman-ciuman kecil di sana. "Masih merasa takut untuk pertemuan nanti sore?"

Naora mendesah samar. Wanita itu menaikkan dagu dan menikmati sentuhan bibir Galen di atas kulit lehernya.

"Hm. Sedikit," jawab Naora lirih. Mendengar jawaban Naora, wanita itu bisa merasakan senyuman Galen di lehernya. Naora memang pantas untuk merasa takut, juga gelisah luar biasa. Pasalnya, Sabtu malam ini Galen mengajak Naora untuk makan malam di rumah orang tuanya. Walaupun menurut Naora, makan malam ini terlalu cepat bagi wanita itu, tetapi tidak bagi Galen.

"Mama sudah tidak sabar ingin kenalan denganmu, Naora. Mama ingin tahu siapa sih wanita yang sanggup membuatku jatuh cinta," bujuk Galen waktu itu untuk meyakinkan Naora.

Melihat Galen begitu kukuh dengan permintaannya, alhasil Naora mengalah. Kendati Naora sendiri tak bisa membayangkan nantinya apa yang ada di benak kedua orang tua Galen ketika melihat wanita itu.

Sejak pukul dua belas siang tadi, Galen sudah tiba di rumah Naora. Mereka bercinta dengan manis demi mengurangi ketegangan di hati Naora menjelang kunjungan ke rumah orang tua Galen. Namun, selesai mereka bercinta, kegelisahan kembali melanda hati Naora.

"Aku masih sanggup kok membuatmu melupakan sejenak pertemuan nanti sore." Galen kembali mengguman geli di samping telinga Naora, membuat wanita itu menggeser badan sehingga mereka berbaring berhadapan.

"Aku serius, Galen," balas Naora dengan mulut cemberut.

"Aku juga serius, Naora." Galen membelai wajah Naora dengan jari-jarinya. "Tidak ada yang perlu kamu takutkan dari orang tuaku. Lagipula, aku akan selalu ada di sebelahmu. Aku tak akan membiarkanmu bertempur sendirian dengan mereka."

Mendengar kata 'bertempur' seketika membuat Naora terbelalak ngeri, sedangkan Galen tersenyum lebar sebelum bibir pria itu mendaratkan ciuman menenangkan di dahi Naora.

"Bagaimana kalau ayah atau ibumu tidak suka dengan kehadiranku? Bisa saja mereka tidak setuju anak bungsunya yang masih bujangan ini berhubungan dengan seorang janda beranak satu kayak aku. Janda cerai pula." Naora memejamkan kelopak mata saat jari-jari Galen membelai tenang di sepanjang rahang wanita itu. Ada kegalauan yang Naora simpan di kedua matanya.

[END] Dangerous AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang