Happy reading!
====
Sejak kejadian ciuman mereka di basemen apartemen, Galen menyadari kalau Naora berusaha menghindar darinya. Tadi pagi ketika mobil mereka tiba di parkiran kantor Simple and Beauty hampir bersamaan, Galen sengaja menunggu Naora di tangga untuk menyapa wanita itu dan—sekali lagi menyatakan permintaan maaf atas kejadian semalam. Namun, melihat gelagat Galen yang tengah menunggunya di tangga, wanita itu pura-pura menyambangi meja Audrey di lantai satu dan berbincang sebentar di sana. Selesai dari meja Audrey, Naora malah mengayunkan kedua kakinya menuju ruang produksi. Galen hanya mampu menelan kekecewaan dan memutar tumit sepatu kasualnya hingga kembali menginjak anak tangga menuju ke lantai dua.
Galen memahami apa yang dia lakukan semalam kepada Naora adalah tindakan paling nekat dan gila. Hingga usianya sekarang, Galen bersumpah, dia belum pernah kehilangan kendali seperti yang dia alami saat bersama Naora. Wajah sedih dan senyum pahit yang sebelumnya Naora berikan pada Galen begitu melumpuhkan hati pria tersebut. Galen tak tahu apa yang membuat Naora terlihat begitu kesakitan, kendati dari potongan-potongan kalimat yang diluncurkan dari bibir wanita itu membuat Galen bisa sedikit merangkainya di dalam kepala.
Seharusnya Galen menggenggam erat-erat akal sehatnya—bahwa Naora sudah bersuami. Akan tetapi pada kenyataan rasa kasih sayang dalam diri Galen kepada Naora sudah memanggil seluruh nalurinya untuk melindungi wanita itu. Hingga menciptakan dorongan kuat untuk membuat Naora bisa tersenyum dan bahagia. Ya Tuhan. Setelah ciuman singkat mereka, semalaman Galen sulit memicingkan mata karena Naora terus mengunjungi benaknya. Terlebih, aroma wangi tubuh serta kehangatan bibir Naora terus melekat di ujung-ujung syaraf tubuh Galen hingga saat ini.
Tiba di ruang meeting, Galen menghempaskan tubuhnya di depan kursi Joey dan Tomas yang sudah tiba terlebih dahulu. Setelah menyalakan laptop, seperti biasanya Galen membuat action plan untuk agenda pekerjaan hari ini dengan Joey dan Tomas. Mereka hanya memiliki meeting satu kali lagi dengan Simple and Beauty pada esok lusa untuk memastikan bahwa sistem sudah memenuhi persyaratan dan tujuan pengembangannya. Sebelum pada minggu depan sudah dilakukan closing meeting.
Setelah melakukan pembagian tugas melalui action plan pekerjaan, Galen mulai menenggelamkan dirinya dalam pekerjaan dan menyingkirkan wajah Naora sejenak dari dalam kepala.
~oOo~
Konsentrasi Galen pecah oleh suara-suara yang terjadi di depan pintu ruang meeting, sebelum menit berikutnya seseorang mendorong pintunya masuk. Leher Galen menegak.
"Selamat siang, Mas Galen." Enoy berdiri di tengah pintu. "Ada yang ingin saya diskusikan masalah sistem dengan Mas Galen. Bisa? Soalnya Joey dan Tomas lagi sibuk di ruang IT."
"Tentu, Mbak Enoy." Galen mengangguk dan tersenyum ke arah Enoy. Wanita bertubuh subur yang merupakan kepala bagian merchandiser itu langsung mengeluarkan cengiran lebar dan bergegas menghempaskan tubuhnya di sebelah kursi Galen.
"Maaf, Mas Galen. Tadi kami agak berisik di depan. Habis anak-anak tuh kadang menyebalkan." Sembari mulutnya terus berceloteh, Enoy menyalakan laptop miliknya. Galen memang mengenal Enoy karena wanita ini beberapa kali ikut diskusi dengan tim Best Solution. Sikap dan gaya bicara Enoy yang blak-blakan seringkali membuat suasana diskusi jadi segar.
"Siapa yang menyebalkan, Mbak? Anak buah Mbak Enoy?" tanggap Galen dengan irama ringan demi menanggapi percakapan mereka saja. Hanya sesekali saja Galen memindahkan pandangan matanya dari layar laptop ke wajah Enoy.
"Iya, Mas Galen. Saya suka kesal sama anak-anak deh. Mereka bertiga itu sering saling tunjuk kalau disuruh minta tanda tangan PO atau invoice ke Bu Naora. Makanya mereka saya marahi barusan," ungkap Enoy panjang lebar karena laptopnya belum juga siap. Mendengar nama Naora disebut, setengah telinga Galen mulai menegak dan terarah pada suara Enoy.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Dangerous Affair
Fiksi UmumWarning : 21+ Kesuksesan Naora Delmar sebagai seorang pengusaha wanita, ternyata tidak dibarengi dengan kesuksesannya dalam berumah tangga. Ia harus menerima kenyataan bahwa suaminya, Arzan Zahair, sudah berselingkuh dengan asisten pribadi Arzan yan...