[Bab 41] Rencana seorang sahabat

1.1K 253 61
                                    

Happy reading!

====

Masih pukul setengah tujuh pagi, Naora mengayunkan kaki menuju ruang makan untuk sarapan. Sebelum kedua kaki Naora menginjak lantai ruang makan, sebuah keanehan sudah membelai telinganya terlebih dahulu. Sebuah percakapan yang tidak biasa terjadi antara Leoni dan Arzan. Arzan!

Astaga. Ada keajaiban apa sampai-sampai Arzan bergabung sarapan dengan mereka? Dahi Naora seketika berkerut waspada. Sudah beberapa hari yang lalu sejak Farah mendapati dirinya berkencan dengan Galen, tidak ada perubahan sikap apa pun yang diperlihatkan Arzan kepadanya. Memang ada kemungkinan Farah tidak melaporkannya kepada Arzan, tetapi Naora merasa kemungkinan tersebut sangat kecil. Pemikiran ini layak mengundang sedikit rasa curiga dalam hati Naora. Konflik di tengah rumah tangga mereka memang sudah membuat kepercayaan Naora kepada Arzan berada di titik paling rendah—atau mungkin malah sudah hilang sama sekali. Bergegas kaki Naora berderap menuju ke asal suara riang milik Leoni.

"Mama! Papa barusan tanya tema ulang tahunku, Ma. Kenapa aku pilih tema buah bukan princess? Ih, aku kan tidak suka princess." Leoni langsung menembaki Naora dengan kata-kata, bahkan sebelum wanita itu duduk di kursi makan. Leoni tengah menikmati susu dari gelas di tangannya, sementara itu sebuah mangkok yang biasanya berisi sereal dan potongan buah kini sudah teronggok kosong. Begitu juga dengan piring makan yang ada di depan Arzan. Pria itu sudah menghabiskan sarapannya. Artinya mereka berdua sudah lama sarapan bersama. Sungguh sebuah pemandangan yang tidak biasa di mata Naora.

"Selamat pagi, Semua." Naora meletakkan tubuhnya di kursi sebelah putrinya. Tangan Naora meraih dua potong roti garlic dan menuang orange juice ke dalam gelas miliknya. "Leoni jauh-jauh hari sudah memilih sendiri tema buah untuk ulang tahunnya, tidak bisa diubah begitu saja jadi tema princess. Lagipula, Leoni juga tidak suka tema itu."

Diam-diam Naora menatap tajam ke arah Arzan, tetapi pria itu menanggapinya dengan tenang. Sejak beberapa hari yang lalu, Naora memang sudah menyiapkan segala sesuatu bertema buah untuk pesta ulang tahun seperti yang diinginkan oleh putrinya tersebut. Mulai dari baju pesta, topi pesta dengan asesoris buah, serta kue ulang tahun dengan aneka buah sampai dekorasi dengan buah-buahan. Wanita itu sedikit lega dengan pilihan Leoni sekarang, karena sebelumnya putrinya itu memilih tema papan catur atau detektif.

Kenapa sekarang Arzan tiba-tiba bertanya soal ulang tahun Leoni? Naora tak habis mengerti. Sejak kapan Arzan peduli dengan tema ulang tahun Leoni? Bahkan sebelum rumah tangga mereka retak, Arzan tak mau ambil pusing soal begini. Apa yang tengah pria itu rencanakan dalam pesta Leoni?

Sebuah pikiran buruk tiba-tiba melintas di benak Naora. Apakah keingintahuan Arzan soal ulang tahun Leoni ada hubungannya dengan Farah? Bisa saja Arzan dan wanita licik itu hendak membajak pesta ulang tahun Leoni yang sudah disiapkan sedemikian rupa oleh Naora.

Naora berani bersumpah kalau sampai terjadi sesuatu dengan pesta ulang tahun Leoni, wanita itu tidak akan segan-segan mengambil tindakan tegas.

"Aku ingin pesta ulang tahunku di kebun buah seperti yang dulu di Bogor, Pa. Kebun buahnya gede banget. Keren banget deh pokoknya," kata Leoni kepada Arzan. Kata-kata Leoni kontan membuat Arzan menegang. Sepasang mata pria itu menyambar tajam ke arah putrinya. Keluarga mereka memang memiliki beberapa properti di Bogor, tetapi dalam bentuk vila bukan kebun buah yang luas dan keren pula—seperti yang digambarkan Leoni. Sebuah kecurigaan melintas cepat di benak Arzan. Jangan-jangan kebun buah itu milik pria muda yang diduga sebagai kekasih Naora, dan istrinya itu pernah mengajak Leoni berkunjung ke sana.

"Kebun buah di Bogor? Pesta siapa, Leoni?" tanya Arzan tak sabar. Mati-matian Arzan berusaha menyingkirkan dugaan buruk yang menyergap dan membuat dirinya tak nyaman.

[END] Dangerous AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang