Happy reading!
====
Noara mencengkeram kemudi kuat-kuat. Di sepanjang perjalanan menuju rumah, mulut Naora terus keluar kutukan bagi dirinya sendiri. Naora sungguh-sungguh merasa begitu bodoh dan malu setiap kali benaknya memutar ulang insiden yang terjadi tadi di basemen apartemen Galen.
Ya Tuhan. Sebenarnya apa yang sudah terjadi dengan dirinya? Naora sudah bersuami, tapi bagaimana dirinya bisa dengan begitu mudah tergelincir dan kehilangan akal sehat? Kini selain merasa bodoh dan malu, perasaan bersalah juga turut mengejar Naora.
Kenangan saat bibir Galen mendesak lembut di atas bibir terasa begitu lekat di dalam benak Naora. Bahkan, sebelum bibir Galen menyentuh bibirnya, perpaduan aroma musk dan woody yang menguar dari tubuh pria itu sudah lebih dulu menyerang ujung-ujung syaraf indera penciuman Naora, lantas bersarang di dalam otak wanita itu hingga sekarang.
Tidak. Tidak. Naora harus menyingkirkan bayangan insiden ciuman nan berbahaya ini dari benaknya, karena apa yang mereka lakukan sudah salah. Sangat salah. Naora sudah memiliki Arzan yang jelas-jelas berstatus sebagai suaminya, seharusnya Naora tidak terjerat oleh pesona pria lain—apalagi pria yang usianya jauh lebih muda darinya.
Tidak. Naora tidak akan mengkhianati janji pernikahannya dengan Arzan. Tidak akan. Namun, sia-sia saja Naora mencoba bertahan dengan pemikiran ini karena sisi lain dari dirinya terus meronta dengan keras.
Bukankah apa yang dilakukan Arzan lebih dari yang Naora lakukan? Bahkan, Arzan sudah lebih dulu mengkhianati janji pernikahan mereka. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk melakukan tendangan balasan pada Arzan atas sakit hati yang harus Naora tanggung selama ini.
Seorang pelakor memang seharusnya dilawan dengan seorang pebinor. Kata-kata Caterine tiba-tiba berdengung di kepala Naora. Celakanya, ucapan Caterine tiba-tiba jadi terdengar benar bagi Naora.
Kalau Arzan saja sanggup berselingkuh dengan Farah, Naora pun sanggup melakukan pengkhianatan yang sama. Galen sudah ada di depan mata, tanpa Naora harus bersusah payah mencari dan merayunya. Wow, adakah pembalasan yang lebih manis dari apa yang nantinya Naora lakukan pada Arzan?
Tidak! Naora kembali mencengkeram setiran kuat-kuat hingga kuku-kuku jarinya memutih. Dia tidak akan membalas perselingkuhan Arzan dengan perselingkuhan dirinya. Apalagi berpikiran bahwa dengan berselingkuh maka akan mengundang kecemburuan Arzan hingga bisa membawa pria itu kembali ke pelukan Naora. Tidak!
~oOo~
Perjalanan hanya memakan waktu tiga puluh menit saja ketika keempat roda mobil Naora menggeleser masuk garasi. Tidak ada riak apa pun yang terjadi dalam hati Naora tatkala sepasang matanya mendapati ruang di sebelah mini cooper masih kosong. Arzan belum juga pulang.
Keseimbangan mental Naora belum sepenuhnya pulih tatkala wanita itu membawa tubuhnya memasuki rumah. Gemi menyambut Naora seperti biasa dan menanyakan adakah sesuatu yang wanita itu butuhkan. Naora menggeleng pelan.
"Tidak ada, Gemi. Kamu istirahat saja." Naora menggeleng ke arah asisten rumah tangganya itu sebelum bertanya balik. "Leoni sudah mandi dan tidur?"
"Non sudah mandi, Nyonya. Tapi, kayaknya tadi pegang-pegang mainan legonya," balas Gemi menjelaskan. Naora mengangguk mengerti. "Kalau begitu, saya ke kamar dulu, Nyonya."
"Tentu, Gemi. Terima kasih," balas Naora sebelum membawa tubuhnya menuju kamar tidur untuk membersihkan diri.
Selesai mandi, Naora bergegas ke kamar Leoni. Bagi Naora, satu-satunya tempat terbaik di rumah ini adalah kamar Leoni. Di kamar putrinya itu Naora bisa melepaskan seluruh lapisan emosi yang melekat pada dirinya. Sejak Arzan memutuskan pindah kamar, hampir setiap malam Naora menghabiskan waktu di kamar Leoni—entah putrinya menyadari perubahan Naora atau tidak.
![](https://img.wattpad.com/cover/310227696-288-k749239.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Dangerous Affair
General FictionWarning : 21+ Kesuksesan Naora Delmar sebagai seorang pengusaha wanita, ternyata tidak dibarengi dengan kesuksesannya dalam berumah tangga. Ia harus menerima kenyataan bahwa suaminya, Arzan Zahair, sudah berselingkuh dengan asisten pribadi Arzan yan...