Happy reading!
====
Naora menginjak pedal lebih dalam hingga mini cooper yang dia kendarai melaju makin kencang. Sore ini, moncong mobil Naora membelah kesibukan Jakarta menuju ke rumah Caterine. Naora hendak menuntut penjelasan Caterine soal ucapan Farah.
Tadi siang, sekembalinya Naora bertemu Farah di cafe Aerglo, Naora langsung menghubungi Caterine dari kantornya.
"Aku harus bertemu denganmu sore ini, Caterine! Ada yang harus kita bahas secepatnya," tandas Naora.
"Oke. Oke. Tenangkan dirimu, Naora. Kamu bisa datang kapan pun ke rumahku," tanggap suara Caterine dari seberang ponsel Naora. "Apa ada masalah yang mendesak?"
"Ya. Ada. Tapi aku tidak bisa jelaskan lewat telepon. Tunggu aku nanti sore."
Sepulang kerja, sepanjang perjalanan Naora harus bergulat dengan kemacetan hampir satu jam lamanya untuk bisa tiba di rumah Caterine. Sahabat Naora tersebut langsung menyongsong kedatangan dirinya di beranda rumah.
"Aku penasaran, ada masalah mendesak apa sampai membuatmu harus datang sore ini juga." Caterine langsung memberikan komentar begitu kedua kaki Naora menjejak lantai beranda. Melihat Naora hanya menyodorkan wajah suram padanya, Caterine mengedikkan bahu dan memutar tumit. Wanita itu mengajak Naora duduk di kursi beranda belakang seperti biasa.
"Kopi hitam?" tanya Caterine setelah Naora meletakkan pantatnya dengan nyaman di atas kursi malas.
"Tidak." Naora menggeleng. Dia sudah banyak menenggak kafein hari ini. "Teh saja. Terima kasih."
Caterine melengkungkan alis matanya sejenak, tanpa membuka mulut lagi Caterine langsung memutar tumit meninggalkan Naora. Semenit kemudian wanita itu sudah kembali dan duduk di atas kursi malasnya sendiri.
"Jadi.. apa yang ingin kamu bahas denganku sore ini?" Caterine melemparkan bola mata ingin tahu ke arah Naora.
"Sebentar. Dari Leoni," balas Naora singkat. Jemari Naora sibuk membalas pesan dari Leoni di atas layar ponsel. Karena besok tidak ada ulangan, Leoni meminta izin kepada Noara untuk tidak belajar malam ini. Putrinya tersebut ingin membaca novel sampai saat tidur nanti pukul sembilan malam. Setelah kejadian menyakitkan yang Naora alami hari ini, wanita itu langsung mengizinkannya.
Naora meluruskan leher dan berpaling memandang Caterine. Wanita itu sedang mencabut sebatang rokok dan menyelipkannya di sela-sela bibir.
"Apa masalahmu?" tanya Caterine seraya mengembuskan asap putih nikotin dari mulutnya. Naora tak segera menjawab karena asisten rumah tangga Caterine datang untuk menaruh dua gelas teh ke atas meja beranda. Setelah menyesap isi gelas tehnya, pelan-pelan Naora memberikan tatapan tajam pada Caterine.
"Aku ingin tahu, apa tujuanmu menemui Arzan di kantornya? Aku bahkan tidak tahu kapan itu persisnya dan kenapa kamu lakukan di belakangku, Caterine?" tanya Naora bertubi-tubi dengan suara berdesis tak suka. Cuaca hati Naora begitu mendung hari ini, membuat Naora jauh lebih sensitif dari baisanya. Kenyataan bahwa Caterine sudah menemui Arzan di belakang Naora sungguh menyakiti hati wanita itu. Apa pun alasan Caterine nantinya.
Caterine kembali mengisap batang rokok di tangannya lantas asap putih berembus pelan.
"Dari mana kamu tahu? Arzan yang mengatakannya?" Caterine melirik dalam tatapan hati-hati. Naora menggeleng.
"Farah."
"Oh. Shit. Kamu sudah bertemu dengannya?" Caterine melengkungan alis melihat Naora mengangguk. "Apa lagi yang wanita itu katakan?"
"Jawab dulu pertanyaanku," sahut Naora bersikeras.
"Oke. Oke. Kalau kamu memang ngotot ingin tahu." Caterine mengedikkan bahu. Dengan jari-jari masih menjepit batang rokok, ekor mata Caterine melirik sekilas ke arah Naora. "Gara-gara foto perselingkuhan Arzan yang kamu perlihatkan padaku, hari itu aku memang mendatangi Arzan di gedung Patra Construction—tepatnya kira-kira dua hari yang lalu. Well, tentunya aku tidak mungkin memberitahu rencanaku karena kamu pasti tidak setuju."
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Dangerous Affair
قصص عامةWarning : 21+ Kesuksesan Naora Delmar sebagai seorang pengusaha wanita, ternyata tidak dibarengi dengan kesuksesannya dalam berumah tangga. Ia harus menerima kenyataan bahwa suaminya, Arzan Zahair, sudah berselingkuh dengan asisten pribadi Arzan yan...