Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Hai guys, disini aku mau up kelanjutannya, jangan lupa vote yaa kalau kalian sukaa
-
-
-
-Keesokan harinya aku berangkat ke sekolah pukul 06.10, karena masuk sekolah ku itu pukul 06.45, kalau telat dikit wahh udah disuruh cabutin rumput.
Tetapi sebelum berangkat, aku memberitahunya lewat via wa dulu, karena aku takut dia khawatir atau bisa jadi mencariku walau ya belum pasti, tapi aku tetap mengabarinya.
“assalamu'alaikum, aku arep budal sek ya”, ucapku
“waalaikumsalam, ati-ati, ojo balap-balap,
aku yo arep budal iki”, balasnya“iyaaa, assalamu'alaikum”
“waalaikumsalam”
Sesampainya di sekolah aku memberitahu dia dan mengabarinya bahwa aku telah sampai di sekolah ku.
“wes teko yang aku", ucapku
“huuh, aku yowes teko kok”, ucapnya
“aku apel sek ya, sedilut", ucapku
“iyya”, ucapnya
Kemudian setelah aku menaruh tas ku aku pun ikut apel pagi, apel itu adalah kegiatan setiap hari di sekolah yang harus di laksanalan setiap pagi pukul 06.45 WIB, di sekolah ku apel adalah kegiatan wajib yang harus dilakukan setiap pagi karena untuk melatih kedisiplinan siswa agar siswa tidak telat, tapi nyatanya banyak sekali yang telat, dan menikmati hukuman yang telah di berikan.
•••
Setelah Apel pagi sudah dilaksanakan, aku dan teman-temanku kembali ke kelas kami, dan setelah aku kembali ke kelas aku melihat whatsapp ku dan ternyata pacarku memberikan pesan.
“apel e wes e?”, tanyanya
“sektas e mari, ucapku
“budalmu isuk men to yang?”, tanyanya
“hooh, wong mlebu ne lo jam 06.45, dadi yo uisuk budalku, la kamu napo kok budal isuk men”, ucapnya
“Oalah ngono to, ser ae yang budal yah ene”, tanyaku
“Owalah”, ucapnya
“huuh”, ucapnya
“ya wes yang tak maem sek ya", ucapku
“iyya”, jawabnya
“wes maem a?", tanyaku
“uwes”, ucapnya
“oke”, ucapku
“huuh”, ucapnya
Setelah itu, aku kemudian makan dengan teman-temanku sebelum memasuki pelajaran.
Kami diberi waktu 30 menit untuk makan setelah itu baru masuk pelajaran, karena jelas kami tidak akan bisa makan dari rumah karena kebanyakan rumah teman-temanku di puncak gunung dan sangat jauh dari sekolah, jadi kami makan di sekolah dengan membawa bekal makanan kami.“yang”, cht masuk darinya
“dalem”, jawabku
“wes pelajaran ye?”, tanyanya
“durung yang, sek maem”, ucapku
“owalah, yowes iki aku pelajaran sek yo yang”, ucapnya
“nggih paduka raja", ucapku
“lek pelajaran di gatekne seng tenanan, ojo ngglendor ben bijine apik yang, terus fokus lek di ulang”, ucapnya memberiku semangat
“nggih sayangkuu”, ucapku
“ya wes nko neh yaa”, ucapnya
“iyaaa”, jawabku
•••
Setelah beberapa menit kemudian guruku datang dan membawa buku pelajaran yang akan diajarkan hari itu dan kemudian pacarku mengirimiku pesan lagi
“yang”, panggilnya
“dalem sayangku, gantengkuu”, jawabku
“😅😅😅”, balasnya
“sek yang pelajaran mengko neh ya”, ucapku
“iya, di eleng-eleng aku muni opo, pokok di gatekne seng tenan, fokus ben oleh biji apik", ucapnya
“nggih ganteng ku, raden bagusku”, ucapku
Setelah pelajaran selesai, aku kemudian bercerita bahwa aku mempunyai seorang pacar kepada teman-temanku.
“cah tak omongi iki tenan, berita heboh”, ucapku
“opo-opo?”, tanya temanku
“aku ndue pacarr, hhhh” ucapku dengan tertawa
“yeee... Tak kiro opo”, ucap teman-temanku sambil menepuk lenganku
Lalu, temanku yang bernama Laila seorang wanita yang beragama kristen, ia pun kepo dengan pacarku, dan dia kemudian berkata.
“ndi ndelok, wajah e koyo opo" tanyanya
“ndak ndue fotone, hehe” ucapku sambil cengengesan
“gek pye to bocah iki, pacaran raroh raine wonge”, ucap Laila
“mboh wi Varesya” celetuk temanku yang bernama Nindiya
“hoh, lk iku bapak-bapak nyamar dadi sak umurane adewe pye, dadi simpenane om-om" ujar Laila
“opo sih, nuduh-nuduh pacarku seng nggak-nggak, kon ae seng karo om-om kono, payu kon” ucapku
“alah mboh sak karepmu”, ucap Laila
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
SANTRI YANG KU TUNGGU
Non-FictionBerpacaran dengan seorang santri sepertinya adalah hal bodoh yang aku lakukan, namun di saat aku mencoba untuk menjauhinya ia malah datang ke dalam mimpiku sambil berkata untuk menunggunya, aku bingung dengan semua ini, aku pun ingin mengakhiri ceri...