Setelah Zizan sampai di kelasnya dan telfonnya belum dimatikan, ia melanjutkan vidcall dengan varesya sampai mereka pulang sekolah.
"aku pulang sek ya" ( Aku pulang dulu ya), ucap Varesya
"iya, telfonnya di pateni gak?" (telfonnya dimatikan apa nggak?), tanyanya
"em.... gak usah, ikut aku pulang ae" (em...... gak usah, ikut aku pulang aja), jawab varesya
"iyaa humairahku", jawab Zizan
Sebelum varesya meninggalkan sekolahnya dengan bergandengan dengan temannya, Varesya memastikan bahwa handphonennya sudah dialihkan dari Wifi sekolahnya ke paket datanya, karena bisa mati telfonnya. Setelah ia mengganti, dia kemudian berangkat menuju ke rumah temannya dahulu untuk mengantarkan temannya dan kemudian beranjak pulang ke rumahnya.
Sesampainya di rumah, telfon itu masih tetap terhubung hingga hampir menjelang malam. saat pukul 17.30, telfonnya pun dimatikan dan Varesya beranjak dari tempat belajarnya menuju ke ruang makan untuk makan nasi.
Setelah makan, ia pun mendengar adzan dan melaksanakan sholat seperti biasanya, setelah sholat dia pun kembali untuk belajar, dan seperti biasa di temani oleh pacarnya yaitu Muhammad Azizan Dzainuroin.
Zizan juga kecewa jika nilai pacarnya yang jantik nan jelita itu turun, jadi dia berusaha agar wanitanya belajar dan di seling dengan dia yang belajar juga di hadapan wanitanya, prestasinya Azizan juga bagus di kelasnya, jadi mereka imbang dalam sebuah pelajaran dan juga percintaan.
Walau tak pernah bertatap muka sama sekali namun di dalam lubuk hati Varesya Rahma Anatsya sangat ingin bertemu dengan Muhammad Azizan Dzainuroin, santri yang dia cintai sampai saat ini.
Cinta yang sangat unik adalah cinta yang tak pernah bertemu tapi keduanya saling merindu dalam senuah do'a yang terpanjat dengan harapan bisa bersama untuk selamanya.
Seperti biasanya, Zizan hanya tersenyum ketika melihat Varesya yang sedang belajar, dan kadang dia memarahinya dengan lembut untuk menyuruh wanitanya belajar dengan giat supaya bisa mendapatkan apa yang dia inginkan di masa yang akan datang.
"Masya Allah, sungguh cantiknya ciptaanmu dan sungguh menawannya dia menjadi istriku kelak, jagalah dia dimanapun dia berada dan jangan engkau sakiti hatinya dan jangan engkau berikan dia kepada laki-laki selainku", suara hati Azizan ketika melihat wajah Varesya di hadapannya.
Tanpa sadar ia mengucap sesuatu di dari mulutnya yang membuat Varesya kebingungan
"Masya Allah, cantiknya humairahku", ucap Azizan
"ha..... ada apa Zan?, maaf ga kedengeran", jawab Varesya dengan bingung
"jajal ulangi lagi" (coba ulangin lagi), ucap Varesya lagi
"gakk.... gak og, lanjut belajar sayang, mengko bijine elek nangis maneh lo" (gak..... gak kok, lanjut belajar lagi sayang, nanti nilainya jelek nangis lagi lo), ucap Azizan mengalihkan pembicaraan
"nggih kang mas", jawab Varesya
Dan kemudian Varesya melanjutkan belajarnya dan kemudian Varesya mulai menguap tanda mengantuk,
"hoam......", Varesya dengan kantuknya sampai lupa menutup mulutnya
Dan Azizan yang melihatnya pun terkekeh karena tingkah pacar atau calon istrinya di masa depan,
"hahahaha.....", kekeh Zizan melihat tingkah Varesya
"kalo nguap di tutupin sayang, mengko kelebon nyamuk lo" (kalo nguap di tutupi sayang, nanti kemasukan nyamuk lo), ucap Azizan dengan lembut.
"udah-udah, tidur sana, udah ngantuk banget ya humairahku, selamat malam sayang, bobok yang nyenyakk, eh bentar-bentar udah sholat belum, biasanya jam segini belum sholat", tanya Azizan sebelum mematikan telfonnya.
"udah kok, yauwes ya sayang aku bubuk sek wes ngantuk berat iki tenanan ga ngapusi aku" (udah kok, yaudah ya sayang aku tidur dulu, udah ngantuk berat ini beneran ga bohong aku), ucap Varesya.
"he'em", jawabnya
"Assalamu'alaikum", ucap Varesya mengakhiri pembicaraan
"Waalaikumsalam, humairahku", balas Azizan.
Dan setelah itu telfon meraka pun di matikan.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
SANTRI YANG KU TUNGGU
Non-FictionBerpacaran dengan seorang santri sepertinya adalah hal bodoh yang aku lakukan, namun di saat aku mencoba untuk menjauhinya ia malah datang ke dalam mimpiku sambil berkata untuk menunggunya, aku bingung dengan semua ini, aku pun ingin mengakhiri ceri...