Chapter 55

20 4 0
                                    

Sayangnya, dia menyerah dengan mengatakan "iya". Perasaan ku hancur sejadi-jadinya dan kenapa dia mengiyakannya, kenapa dia tidak menahanku dan tidak mengalihkan pembicaraanku malah dia berkata "iya".

Aku menangis sejadi-jadinya dan dadaku sesak dengan jawabannya, apa karna di hatinya bukan aku, jika iya maka apa aku harus melepaskannya. Tapi, ending yang sangat membuatku terkejut, dia mengirimiku sebuah video satu kali lihat.

Dan di video itu terdapat sebuah tulisan 

"Gapapa kalau kita putus, tapi kita bisa nggak jadi support system?", isi dari video itu

Dan saat itu aku menjawab pesannya,

"Maaf gak bisa", jawabku

Entah kenapa aku menjawab seperti itu, apa karena aku masih mengingat sakitnya saat itu dan aku juga merasa sakit karena dia mengiyakan ajakanku ketika ingin berpisah dengannya. Aku tau seharusnya aku tidak seperti itu tapi kenapa mulut dan hatiku berkata berbeda.

Aku sebenarnya tidak bisa tanpanya, tapi kenapa aku malah mengatakan semua itu?, seperti ada yang mendorongku untuk mengatakan itu. Tapi apa?, Aku menyesal mengakhiri hubungan itu, tapi aku tak bisa membohongi hatiku jika hatiku tidak bisa menerima jika dia bersama dengan wanita lain.

Hati ku sangat rapuh, jika aku harus menerima sebuah perselingkuhan dan yang memberitahuku adalah teman SMP ku, hatiku hancur, aku seperti membenci cinta, tapi aku tidak membencinya.

Aku selalu berfikir, apa ini karma dari ayahku dulu ya?, tapi ku tidak bisa menanggung semua ini, dan aku harus kehilangan seseorang yang aku sayang dan yang aku cintai tanpa harus berfikir panjang, sebelum aku memberikan sebuah pilihan tersebut kepadanya.

Aku lemah, aku lelah, aku tak sekuat wanita diluar sana, yang ketika di selingkuhi mereka akan kembali menerima, karena ternyata berperang dengan batin memang sulit, dan berperang dengan sebuah kenyataan adalah hal yang aku fikir tidak mudah sama sekali.

Aku berdo'a semoga pilihanku ini tepat dan aku memilih ini agar hatiku tak kembali tersakiti lagi dan aku bisa melupakan kejadian itu dan juga bisa berdamai dengan trauma itu dan memulai semua dengan sendiri.

Sampai ada orang baru yang datang kepadaku, dan aku menerimanya, namun orang baru itu malah memberikanku kepada Azizan lagi dan berkata,

"Mas, dek e bahagiane mbek sampean, dek e sek sayang karo sampean, dek e tak balekne me sampean yo mas, tulong jogonen"(mas, dia bahagianya sama lo, dia masih sayang sama lo, dia ku kembalikan ke lo, tolong jaga dia), ucap orang baru yang bersamaku.

Aku terpaku dengan semua itu, bahkan orang baru saja menyerah dan mengembalikanku kepada Azizan, dan Azizan berkata 

"loh nggak lo mas" (loh nggak lo mas), ucap Azizan

"sampean sek sayang to karo Varesya" (lo masih sayang kan sama Varesya), tanya orang baruku

"iyo, tapi dek e kan tek e sampean" (iya, tapi dia kan punya lo), jawab Azizan

"tak titepne dek e me sampean mas, jogonen ojo mbok larani, balen o" (ku titipkan dia ke lo ya mas, tolong jaga dia ya mas, balikan lah), ucap orang baru itu.

"yowes iyo mas" (yaudah, iya mas), balas Azizan

...

SANTRI YANG KU TUNGGUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang