Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Hari ini aku mau up, lanjutin yang kemarin ya...
Selamat membaca....
-
-
-
-Beberapa saat kemudian, dia mengirimiku pesan lagi pukul 18.40,
“ayok, belajar bareng lagi”, pesannya
“yupss...”, balasku
“Dring.....Dringgg.....Dringg....”, suara hp ku berbunyi
Setelah itu aku pun mengangkat telfonnya dan kami pun ber vidcall, dan seperti biasa ia hanya melihat wajahku saja tidak yang lain.
Aku pun yang terheran-heran dengan sikap dan perilakunya, kemudian aku pun bertanya,
“sampean napo panggah nyawang aku, karo senyum-senyum?”, tanyaku
“ayu”, ucapnya
Aku pun hanya tersenyum malu di hadapannya, dan kemudian aku berkata,
“opo sih, wes-wes sinau”, ucapku sambil menahan malu
Kita pun kembali belajar lagi, dan setelah belajar, beberapa menit kemudian dia menutup telfonnya karena sudah menunjukkan pukul 20.20 WIB, ya karena dia tau tidak sopan jika menelfon sampai larut malam.
Setelah telfon dimatikan, aku pun masih melanjutkan belajar sampai tak sadar aku sudah ketiduran di tempat aku belajar.
Zizan yang hafal jika aku pasti ketiduran, pukul 22.30 WIB, dia mengirimiku pesan banyak sekali sampai aku terbangun.
Setelah terbangun, seperti biasanya, Zizan menyuruhku untuk tidur karena sudah larut malam,
“sayang....sayang.....sayang”, pesannya
“gek babuk, wes bengi iki”, tambahnya
Dan aku yang terbangun dari tidurku, kemudian membalas pesannya dan berkata,
“heem, tas tangi bubuk", ucapku
“loh, sampean babuk to?", tanyanya
“seperti biasa”, balasku
“aku ape sholat dulu”, ucapku
“bengi iki yang”, ucapnya
“pisan tahajud an yang”, balasku
“iyya wes”, ucapnya
“bar sholat gek babuk”, ucapnya
“eitss..... Tidak bisa, ndoro putri harus skincare an dulu”, ucapku
“😂😂😂, hooh wes gek budal kono, sholat ros skincare an", ucapnya
“okee, ku tinggal bentar ayang, jangan tidur dulu, temani aku dulu”, ucapku
“iyya gek ndang kono”, ucapnya
“okee sayang, daaaa”,balasku
“daaa”, balasnya
Setelah selesai sholat ia kembali menghubungi ku lagi, dan kemudian dia pun berkata,
“sampun yang?, gek babuk sayang wes malem iki", ucapnya
Dan kemudian aku pun menjawab,
“sampun sayang, aku bubuk sek ya, sampean yo bubuk o”, ucapku
“iyya, iki aku mek nunggu sampean tok lo yang, wes gek babuk, aku yo arep babuk”, ucapku
“nggih sayang, met malam, met bobok", ucapku
“semoga mimpi indah, daaaa”, balasku lagi
“daaa, good Night” , balasnya
“Night too", balasku
“assalamu'alaikum”, salamku
“waalaikumsalam”, jawabanya
Setelah berpamitan, paket data hpku pun ku matikan dan aku langsung ke kasur dan tertidur.
Keesokan harinya aku pun bangun pagi seperti biasanya pukul 04.30 WIB, dan aku pun bersiap-siap berangkat ke sekolah.
Dan tak lupa seperti biasanya aku menghubunginya untuk memberitahu jika aku akan berangkat sekolah.
Seperti biasanya juga dia selalu mengucapkan satu kata “hati-hati”, dan aku pun berangkat sekolah seperti biasanya.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
SANTRI YANG KU TUNGGU
Non-FictionBerpacaran dengan seorang santri sepertinya adalah hal bodoh yang aku lakukan, namun di saat aku mencoba untuk menjauhinya ia malah datang ke dalam mimpiku sambil berkata untuk menunggunya, aku bingung dengan semua ini, aku pun ingin mengakhiri ceri...