Chapter 18

17 3 0
                                    

Assalamualaikum Wr. Wb.

Hai guys, disini aku mau up lagi nih....

Semoga Kalian Suka Ya....

Selamat Membaca...

-
-
-
-

Pulang sekolah, aku bersikap agak berbeda dengan Abdul, aku menjaga perasaan laki-laki ku dan aku tidak mau menyakitinya dengan sikap dan perlakuanku kepadanya.

Aku menutupinya agar aku tidak menyakiti laki-laki ku, dan setelah pulang sekolah aku menghubunginya,

“assalamu'alaikum", salamku

“waalaikum salam”, balasnya

“sayang”, balasku

“dalem sayang, pripun cah ayu?, onok masalah to, kok ujuk-ujuk chat disek, hm?", tanyanya

“gpp”, jawabku singkat

“enek opo sayang?, cerita o gak popo lo”, balasnya

“hm...., enek apa sayangku", tanyanya

“gapopo”, balasku lagi

“iyawis lekno”, jawabnya lagi

“gek maem, mpun sholat dereng?”, tanyanya

“durung”, ucapku

“gek sholat yo sayang, lek saumpamane sampean ndue masalah terus ga mau cerita mbe aku, sek enek Allah sayang seng bakal nunjukne dalan, curhat mbe Allah ya”, ucapnya

“iyaa sayang, aku sholat dulu yaa", ucapku

Setelah itu, aku beranjak dari tempatku dan kemudian mengambil wudhu dan melaksanakan sholat berharap hatiku di berikan ketenangan.

Setelah selesai melakukan sholat, aku duduk di atas sajadah dan bertirakat, aku membaca istighfar, subhanallah, dan Allahu Akbar sebanyak-banyaknya dan kemudian aku pun berdo'a.

“Ya Allah, aku tidak bermaksud menyakiti hatinya, tapi memang aku tidak mau menyakiti hati laki-laki yang sedang bersamaku saat ini, aku bingung ya Allah, aku tidak berniat menyakiti hatinya, tapi ketika saat itu aku harus memilih, aku lebih memilih untuk memilih laki-laki yang bersamaku, semoga pilihanku ini tepat untukku ya Allah

Rabbi firghli walli wallidayya warrham humma kamma rabbayani sangghira

Rabbana attina fiddunya khasannah wafil akhirati khassanah wakinna adzabannar

Aamiin... Aamiin... Ya rabbal alamin”, aku pun mengusapkan tangan yang mengadah ke wajahku sambil mengucap Aamiin.

Setelah berdo'a aku punmembaca ayat Al-Qur'an mengharapkan ketenangan hati dan setelah aku tenang, aku pun mencium Al-Qur' an dan aku pun bersujud di atas sajadahku sambil memeluk Al-Qur'an yang ku baca tadi, dan kemudian, aku pun beranjak dari sajadah yang kududuki tadi dan melepaskan mukena yang ku pakai saat sholat dan juga saat membaca Al-Qur'an ku tadi.

Saat aku sedang meletakkan mukenaku, hpku terus saja berbunyi tanda ada yang memberiku pesan,

tungling....tungling.....tungling....tungling”, suara dari hpku

Dan aku pun pergi mengambil hp ku yang berada di kasur depan tv, lalu kemudian aku pun mengecek siapa yang mengirimiku pesan banyak sekali.

Setelah aku cek, ternyata pesan itu dari zizan,

“mpun e yang, kok lama men?”, tanyanya

“mpun yang, mau karo ngaji diluk, nyuwun ketenangan", ucapku

“Ma Sya Allah, saiki wes tenang?”, tanyanya

“alhamdulillah, sampun", balasku

“alhamdulillah”, ucapnya

“yowes gek maem kono”, balasnya

“iyaaa”, balasku

Dan setelah itu aku pun makan, dan dengan membalas pesan dari Zizan. Zizan pun melawak agar aku bisa tertawa dan juga tidak galau atas apa yang telah aku rasakan.

•••

SANTRI YANG KU TUNGGUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang