Chapter 12

27 3 0
                                    

Dan kemudian aku online whatsapp dan mengscroll tiktok dan entah bagaimana dia bisa tau aku sedang bermain handphone, dan kemudian dia mengspam ku lagi.

“sayang belajar....”, ucapnya

“astaghfirullahalladzim.... Ya humairahku stop main hp nya, belajar humairahku", chatnya lagi

“sayang....”, ucapnya

“sayang, baca wa ku sayang”, ucapnya

“ya humairahkuuu, belajar sayangg”, chatnya lagi

“sayanggg belajar", ucapnya

“belajar sayang”, ucapnya

“main hp nya di stopp sayang”, ucapnya

Dan kemudian aku pun membalas pesannya,

“hehe iya-iya belajar ini

Lalu, aku baru sadar kalau hp ku masih on wa, lalu kemudian aku off kan dan scroll tiktok lagi karena aku malas belajar, lalu dia kemudian mengechat ku lewat wa lagi bertanya padaku,

“kamu belajar?", tanyanya

Dan aku tidak menjawab pertanyaannya karena aku sedang seru melihat tiktok, setelah beberapa menit kemudian, aku pun mulai bosan melihat tiktok dan kemudian, ketika aku melihat whatssapp, baru ku sadari pacarku sudah mengirimiku pesan dan belum ku jawab, lalu setelah aku mengetahui bahwa dia memberiku pesan aku pun menjawab pesannya,

“nggak hehe, aku mau nonton tiktok”, jawabku

“astaghfirullahalladzim humairahku, kamu gak belajar?, kok malah dolanan hp sayang?, kan ku suruh belajar”, Ucapnya

“ya maaf kan khilaf, hehe”, ucapku

“yaudah lah, yoh tak baturi ben ga dolanan hp, adewe VC, adepno nde wajah e samean dan ga boleh dimatikan, mengko tak bisukan”, ucapnya

“iyaaa- iyaaaa sayangkuhh", ucapkan mengiyakannya

“sek bentar lekno”, balasku

Setelah aku mengiyakan, aku kemudian berlari mengambil kerudung untuk ku pakai. karena menurutku dia itu anak pondok, dan sepatutnya aku berdandan menutup aurat, walaupun kerudungku hanya ku sampirkan tapi setidaknya aku sudah menutup auratku ketika berbicara lewat video call dengan lawan jenis.

Setelah aku memakai baju yang menutupi auratku, serta memakai kerudung, aku pun menghubunginya lewat via wa jika aku sudah siap untuk vidcall dengannya.

“yoh yang sido nggak?”, tanyaku

“ayo”, ucapnya

“sopo sek iki yang?”, tanyaku

“sembarang, aku sek yo kenek, samean sek yo kenek”, ucapnya

“aku sek ae yo yang, mergane aku wedi ketauan kan roh dewe kamu aku strict parents”, ucapku

“hooh, ndak popo, disik o yang”, ucapnya

“Oke”, ucapku

“tut.....tut....tut....”, suara hp ku menelponnya

Dan kemudian diangkat olehnya,

“hallo”, ucapnya dengan melambaikan tangan

“hallo”, dan aku pun menjawab dengan melambaikan tangan

Dan kemudian, dia pun mengambil buku dan menujuk buku menandakan bahwa aku di suruh belajar olehnya.

Aku pun menunjukkan buku kepadanya bukti bahwa aku sudah membawa buku yang akan ku buat belajar, setelah ku tunjukkan aku kemudian belajar, dan dia pun juga belajar.

Sayangnya aku lupa kalau belum ku bisukan dan aku membaca terlalu keras jadi dia tidak fokus lalu aku melihat pesan whatssapp dan aku melihat banyak sekali pesannya yang di hapus dan pesan itu memanggilku dan memberitahuku agar membisukan panggilan, namun, saat aku mau baca dia malah menghapus pesannya,

Ketika aku menyadarinya, aku pun mengucapkan maaf dengan memberi tanda menyatukan tangan yang berarti maaf “🙏🏻”.

Tapi dia tidak marah sekalipun, dia malah melihatku dengan tersenyum, saat aku sedang belajar dia selalu melihatku dan dia tersenyum, entah lah aku tidak tau ada apa dengannya, karena aku tidak pernah di perlakukan seperti yang di lakukan padaku.

•••

SANTRI YANG KU TUNGGUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang