Chapter 38

13 4 0
                                    

Saat aku tersenyum-senyum sendiri karena salting, Laila berkomentar denganku,

"ih.... bocah iki kok ngguyu-ngguyu dewe, medeni" (ih.... anak ini kok senyum-senyum sendiri, nakutin) 

Dan aku kemudian melirik ke arah Laila dan kemudian dengan menyipitkan mataku ketika melihatnya dan membuka mataku dengan lebar dan tersenyum

"aaaaa........ gilak sih-gilakkkkk...... gw saltinggg ma cowo gua sendiri", ucapku dengan teriaak

"heh...", ucap Laila dengan terkejut

"wes gak waras iki, mergo lanangan" (udah gak waras nih, karena cowok), ucap Laila

"Nin, kancamu tulungono" (Nin temenmu bantuin),ucap Laila kepada Nindiya

"Alah mboh wes, wes ra ngatasi" (Alah ga tau dah, udah ga bisa mengatasi), jawab Nindiya yang tak bisa mengatasi ku saat itu

"kalian iri dengan ku", jawabku dengan memandang mereka berdua secara bergantian

"najis....najis...najis", Ucap Laila

"halah, kalo iri bilang aja", ucapku

"amet-amet iri va", ucap Laila

Dan kemudian, Nindiya menceletuk dengan berkata kepadaku,

"Alah mboh wes sya karep-karepmu" (Alah udahlah, terserah kamu)

Dan aku yang senyum-senyum dengan melihat hp dan Laila yang menggeleng-gelengkan kepalanya karena melihatku seperti itu, dan menunjukkan ekspresi terkejut denganku, sedangkan aku malah asyik sendiri karena salting dengan pacarku Muhammad Azizan Dzainuroin.

Setelah membaca pesan itu, aku lanjut memperhatikan pelajaran yang disampaikan dan juga mencatat setiap bab yang telah disampaikan oleh guruku tanpa terkecuali, untuk membuatku mengingat ketika ulangan sudah dekat, karena aku tidak mau jika mengecewakan kedua orang tuaku dengan hasil nilai yang tidak memuaskan.

Dari kecil aku memang di tuntut untuk memberikan nilai yang maksimal, hingga aku tidak boleh untuk pacaran dan di suruh sigle di era teman-temanku yang sudah mempunyai pacar masing-masing bahkan jalan dengan pacarnya. 

Ya memang itu membuatku iri, tapi aku hanya wanita strict parents yang harus menuruti orang tua ku walau sebenarnya aku kadang menentang larangan mereka ya kan bukan salahku, karena kan aku juga mau merasakan apa sih cinta di umur belasan, hingga aku menemukan dia 

Dan aku pun menemukan laki-laki yang pas dengan kriteriaku yang membantuku meraih apa yang aku inginkan dan ketika aku teledor dia selalu mengingatkanku tujuan awal yang harus ku capai saat itu.

Jika kalian bertanya apakah aku beruntung? beruntung sekali karena menemukan laki-laki yang seperti dia, dia mementingkanku ketimbang dengan temannya, bahkan dimanapun dia berada dia tidak segan-segan menelfonku bahkan memberiku kabar.

Dan kabar yang paling mengesankan adalah, ketika dia memberikan pap fotonya yang tampan dan berkata "Aku masih di sini ya sayang, masih mau nganterin barang", beuh demegennya, dengan pap gantengnya dan juga pap tempatnya, Masya Allah tabarakallah, itu yang membuatku berfikir "ganteng banget sih calsuam" hahaha padahal ga tau dinikahin apa ngga sama orangnya.

Tapi itu merupakan kebahagiaan yang tiada tara, karena kita sebagai wanita di hargai dan juga di beri kepercayaan penuh agar gak ber overthingking dengan keadaan yang diamana pasti bakalan nangis-nangis takut dia ketemu sama cewek lain, dan karena itulah aku terjauh dengan kata overthingking terhadapnya, bahkan dia tida pernah membuatku menangis atau kecewa.

aku rasa dia is perfect, karena dia emang se perfect itu menjadi laki-laki bahkan menjadi calon suamiku nanti, hahahaha gw kebanyakan halu sih ini.Tapi semoga aja sampai nikah lah ya, ya kali udah di buat baper ga di nikahin, ya rugi dong.

...

SANTRI YANG KU TUNGGUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang