"Ngopo yang sampek koyo ngono?" (kenapa yang bisa sampe kaya gitu?), tanyaku sambil menangis
"Aku gak bermaksud yang", jawabnya dengan penuh isak tangis
"aku kok nggep opo ogak to?" (aku kamu anggap apa nggak?), tanyaku
"maaf yang....", jawabnya
Aku hanya bisa menangis dan aku menutupi mulutku dan aku berusaha tegar untuk menghadapi semuanya, dan sampai akhirnya aku di beri pesan oleh Dika,
"Va, we kudu pedot ro Azizan saiki, dek e lo wes ketauan selingkuh , mosok kok pertahanne?" (Va, lo harus putus sama Azizan sekarang, dia lo udah ketahuan selingkuh, masa di pertahanin?), Ucap Dika
"sek" (sebentar), balasku
Dan di lain sisi aku masih menangis karena dengan semua ini, aku tidak percaya wajah setulus dan semanis itu bisa membuat luka yang amat dalam hingga aku susah untuk mempercayainya lagi.
Aku tidak pernah memikirkan perselingkuhan sama sekali, bahkan aku menghindari ketika banyak yang datang kepadaku, tapi kenapa?, kenapa pasanganku yang melakukan itu?, kenapa?, apa aku kurang dimatanya?, apa aku tidak pantas untuknya?, aku lelah....
Zizan kemudian meminta maaf berkali-kali dan berkata,
"maaf yang......, maafff.....", ucapnya
"hiks....hiks...hiks...", isakannya
"maaf yang.....", ucapnya lagi
"maaf yang... aku atu goblok yang, wayae aku ra kegudo karo cah kae, maaf yang....maaf", (maaf yang...... aku emang bodoh, seharusnya aku gak kegoda sama orang itu, maaf yang... maaf), tambahnya
Dan aku kemudian luluh dengannya, karena aku mencintainya, dan aku pun memaafkan semua kesalahannya dan kembali menerimanya,
"iyaa, gapopo, wes di usapi, lanang kok nangis" (iya, gapapa, udah di usapi, cowok kok nangis), ucapku
"hooh", jawabnya
"wes bengi gek babuk yo cah bagus...." (udah malam, yuk tidur anak ganteng), ucapku
"iyaaa", jawabnya
"assalamu'alaikum, besok maneh yo" (assalamu'alaikum, besok lagi ya), ucapku sambil berpamitan
"wa'alaikumsalam, hooh", jawabnya
Dan kemudian, aku pun beranjak ke tempat tidur untuk tidur, saat tidur aku meneteskan air mataku karena mengingat kejadian itu aku tidak sanggup dan aku mungkin terlalu lemah menerima semua itu, tapi aku berusaha tegar dengan semua ini.
Keesokan harinya saat subuh aku bangun dan melakukan sholat subuh, setelah itu aku menghubungi Azizan seperti tidak terjadi apa-apa saat itu dan kemudian, Dika masih mengirimiku pesan dengan tujuan yang sama, aku harus putus dengan Azizan.
Namun, aku tidak mau kehilangannya, sesakit apapun kejadian kemarin, aku tidak akan pernah mau berpisah dengannya, bukan karena ketampanannya tapi entah kenapa, aku tidak mau melepaskannya, sakit bisa ku tanggung sendiri dan aku bisa melupakan rasa sakit itu.
Yang jelas, aku tidak akan mengucap kata perpisahan dengannya sampai kapanpun, fikirku waktu itu, karena aku sudah terlanjur sayang dengannya, aku terlanjut mencintainya, dan aku terlanjur jatuh hati padanya.
Walau kisah ini mungkin rumit dan sakit, tapi aku yakin jika aku akan baik-baik saja, dan aku akan bahagia akhirnya, karena aku masib percaya bahwa dia tidak akan mengulanginya untuk kesekian kalinya dan dia akan berubah, jika dia mencintaiku.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
SANTRI YANG KU TUNGGU
Non-FictionBerpacaran dengan seorang santri sepertinya adalah hal bodoh yang aku lakukan, namun di saat aku mencoba untuk menjauhinya ia malah datang ke dalam mimpiku sambil berkata untuk menunggunya, aku bingung dengan semua ini, aku pun ingin mengakhiri ceri...