Chapter 45

6 3 0
                                    

Keesokan harinya, tepat pukul 14.03. Setelah pulang sekolah, Azizan memberiku pesan dan dia memberitahuku sesuatu yang menjengkelkan sekali.

*Foto 1 kali di lihat

Di dalam foto itu terdapat 2 perempuan yang entah datangnya dari mana dan ada nomor telfonnya juga, dan kemudian dia memberi ku satu pesan.

"Aku di chat i ro cah wedok kui" (aku di chat terus sama cewe itu), pesannya

"Owh", jawabku singkat 

Padahal di dalam hatiku marahku mengembara dan aku hanya bisa menahan amarah yang terbakar dari diriku

"sopo kui ?"(siapa itu?),tanyaku 

"kancaku pondok" (temanku di pondok), jawabnya

"kok chat kamu?", tanyaku

"Aku yo gak roh nyapo wi chat aku" (aku ya nggak tau kenapa dia chat aku), jawabnya

"Owh", jawabku 

Di balik kata owh itu ada amarah yang sangat membara di dalam diriku dan aku berkata di saat itu juga,

"nyapo sih ngecht i pacare wong, gak roh a kui pacarku, opo mergo aku gak tau di post makane maleh akeh seng ngechat ngono wi, hih pegel pol aku, ndue cowok yo ganteng eram, heran aku ro cowokku siji iki, coro neng sandengku wes tak pangan paleng, tapi aku yo sayang" (Kenapa sih chat pacar orang, gak tau kah itu pacarku, apa karena aku tidak pernah di posting makanya banyak yang chat gitu, ih kesel banget aku, punya cowok juga ganteng banget, heran aku sama cowokku satu ini, saumpama di sampingku mungkin udah ku makan, tapi ya sayang), omelanku di rumah

Dan dia dengan santainya menjawab pesanku dengan satu kata,

"iyya", balasnya

Rasanya ingin ku makan hidup-hidup, apa dia nggak tau kalau aku cemburu dan aku kesel liat dia kayak gitu sama aku, mana di tunjukin lagi mukanya sama nomor telfonnya, ih pengen ku jambak tapi au terlanjur sayang. 

"Apa aku diemin aja ya dia biar tau rasa", fikirku

"tapi, aku ga bisa kalo ga chattan sama dia, hidupku sepi, tapi aku cemburu, kenapa sih harus kaya gitu, emang perlu ya kaya gitu, emang harus ya di chat sama cewek-cewek ya walau aku tau, masih cantikan aku tapi gak terima lah masa kaya gitu sama aku, ga adil banget, aku gak pernah tu bahas cowok, kayaknya sih, tapi aku gak pernah bahas cowok tapi dia kenapa kaya gitu, auk lah aku biarin aja, biar dimakan sekalian tu cewe idup-idup bikin aku darah tinggi aja", tuturku dalam hati

"yaudah lah aku matiin aja hp nya, mau ngerjain pekerjaan rumah sama sholat aja, ngurusin dia ga kelar-kelar kerjaan saya", ucapku sambil mematikan telfon ku

Dan aku pun meninggalkan handphone ku di kamar dan aku mulai bersih-bersih dengan perasaan jengekel karena Zizan, mungkin tidak ada lagi laki-laki yang bisa membuatku jengkel dan salting selain Muhammad Azizan Zainuroin seorang.

...

SANTRI YANG KU TUNGGUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang