Chapter 48

10 3 0
                                    

Aku yang tak tahan dengan rasa cemburu, langsung meminta nomor wanita yang memberi pesan kepada Zizan,

"njaluk nomere ndang" (minta nomornya dong), pesanku

"ngge opo?" (buat apa?), tanyanya

"njalok ae" (minta aja), balasku

"gak oleh e?" (gak boleh kah?), tanyaku

"nek gak oleh yowes gapopo" (kalau nggak boleh yaudah gapapa), balasku

Zizan nampak panik, dan aku hanya bisa pasrah dengan keputusannya, karena kalau dia memang benar menaruhku di dalam hatinya, pastinya nomor itu akan dia kasih dengan cuma-cuma, tapi jika dia tidak memberiku nomor wanita itu tandanya, aku belum di taruh di dalam hatinya.

Alias aku hanya wanita yang hanya menjadi pacarnya saja, bukan menjadi wanita yang di cintainya apalagi yang dia inginkan untuk masuk ke dalam kehidupannya, dan aku hanya sebuah cadangan yang ketika saat dia membutuhkan seorang pacar dan aku ada di situ.

Tapi apa dia akan memberikannya dengan cuma-cuma?, aku belum tau jawabannya karena dia sudah off terlebih dahulu, mungkin karena ada urusan yang dia harus selesaikan, dan kita lihat apakah aku hanya dianggap sebagai kekasihnya atau hanya sekedar seorang wanita yang ada ketika dia membutuhkan seorang pacar.

Beberapa menit kemudian, pesanku dibaca olehnya dan kemudian dia tiba-tiba mengirimkan 2 nomor wanita yang dia kirim satu kali dilihat kepadaku, 

"085********" Nirma

"085********" Gladis

"Ok", balasku

Dan selang beberapa menit setelah dia mengirimkan nomor telfonnya kepadaku, aku pun tersenyum karena ternyata aku sudah memenangkan hatinya, tapi aku juga kepo dengan 2 wanita itu yang menchatting Zizan.

Entah aku merasa sangat kepo saat itu dan aku ingin tau siapa wanita itu, dan terlihat dari foto profilnya, dia sangat cantik, bahkan lebih cantik dia, aku saja insecure dengannya, apa dia simpanannya?, fikiranku semakin menjadi-jadi karena memikirkan apakah Zizan selingkuh dengannya?, semua masih menjadi pertanyaan di benakku.

Jika, dia bukan selingkuhannya, kenapa dia selau menchatting Azizan sampai Zizan sendiri mengadu kepadaku, aku ingin tau siapa kedua wanita itu, hingga akhirnya aku kemudian menchatting keduannya sekedar basa-basi.

"P", pesanku pada Nirma

"P", pesanku pada Gladis

Pesanku belum dibalas olehnya, karena dia sedang off whatsapp, sampai akhirnya Zizan panik dan kemudian memberiku pesan, dia berkata padaku,

"Kok chat ye?" (Kamu chat ya?), tanyanya

"hooh, nyapo emange, aku mek pengen kenalan tok, nambah kontak ae" (iya, kenapa emangnya, aku cuma mau kenalan aja, nambah kontak aja), jelasku

"wonge wes ndue pacar" (orangnya udah punya pacar), balasnya

"Owh", balasku singkat

"rausah di chat" (gausah di chat), balasnya

"Ok", balasku

Dari ucapannya saja sudah menandakan dia sangat panik, dan seperti menyembunyikan sesuatu, karena aku polos jadi aku tidak melanjutkan chatku dengan kedua wanita itu, dan ketika mereka membalas pesanku pukul 23:03 WIB, dengan bertanya kepadaku,

"sp?" (siapa?), tanya Nirma

Aku tida membalas pesan itu, karena aku sangat polos dan juga menuruti apa yang dikatakan Muhammad Azizan Zainuroin, tapi hatiku berkata ada yang di sembunyikan, jika tidak ada yang dia sembunyikan kenapa dia panik?, itulah pertanyaan ku yang memenuhi isi kepalaku.

...

SANTRI YANG KU TUNGGUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang