Chapter 9

20 4 0
                                    

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Hari ini aku mau up lagi, biar aku tambah semangat buat up, bantu vote ceritaku ya guys....

-
-
-
-

Keesokan harinya di sekolah saat aku dan teman-temanku berada di jam kosong karena gurunya tidak ada, handphone ku di pinjam lisa dan kemudian lisa menelfon mantanku yang sangat ku benci karena dia aku hampir saja mati rasa, Sebut saja namanya Ravendra.

tut....tut...tut...”, suara hanphone ku yang menelfonnya dan yang menelfon adalah nindiya

Dan kemudian telfonnya pun di matikan oleh nya lalu kemudian di telfon lagi oleh nindiya 3 kali dan kemudian Ravendra marah dan kemudian mengirimi ku pesan.

“Apaan sih?!!”, ucapnya

“lagi di sekolah nih”, ucapnya sambil membentak

“yang nelfon kamu itu temenku, maafin temenku”, ucapku

Dan tidak di balas oleh nya dan kemudian aku memblokir nomornya, lalu nindiya berkata,

“wong lanang seng tenan karo awakmu, gak bakal mbentak awakmu koyo ngono, awakmu bakal di prioritasne sesibuk apapun dek e”

Lalu kemudian, Nindiya mulai menelfon Zizan dan kemudian Zizan pun menjawab,

“halo?”, jawabnya

“halo”, jawabku

“enek opo sayangku?”, tanyanya lembut

“sek pelajaran e?”, tanyaku

“hooh”, jawabnya

“yawes lekno nko ae, lanjutno, sepurane ngganggu”, jawabku

“ndak ngganggu kok, tapi engko ae ya telfon e, eh iyo lek belajar seng tenanan, iki aku sek pelajaran, mengko neh”, ucapnya dengan halus

“Okey”, jawabku

“Assalamu'alaikum”, salamku

“waalaikumsalam”, jawabnya

“Cie di prioritasne”, celetuk nindiya

Dan aku pun hanya tersenyum tipis menahan malu.

Dari situ aku belajar, bahwa seseorang yang benar menginginkanmu tidak akan pernah membuatmu kecewa, bahkan sesibuk apapun dia, jika kamu yang dia inginkan maka kamu pasti akan di prioritaskan.

Jika aku bisa memilih mungkin aku akan memilih bertemu dia jauh-jauh hari karena bersamanya lah aku bahagia dan di hargai.

Darinya aku belajar artinya di hargai oleh seorang laki-laki yang memang benar-benar menginginkanku, laki-laki yang tak pernah berkata kasar walaupun aku mengganggunya.

Malah dia berkata lembut kepadaku, aku tau bahwa jika laki-laki itu memang menginginkanmu maka kau akan di treat sebaik-baiknya oleh dia.

Akan di perlakukan baik, akan di perlakukan dengan kasih sayang yang tulus tanpa mengharapkan imbalan apapun, yang selalu bersikap tulus dan tanpa pernah bertindak atau berkata kasar kepadamu.

Mungkin jika aku harus menilainya aku akan menilainya sebagai laki-laki 1.000 satu dari beribu-ribu laki-laki yang ada di dunia, karena aku Varesya Rahma Anatsya sangat bahagia bersamanya.

Dan laki-laki yang sifatnya seperti dia tidak akan mungkin dan tidak akan pernah ada 2 di dunia, karena dia ya cuma dia, dia tidak pernah terbagi ataupun tidak akan ada maupun tidak akan pernah ada yang bisa  sama seperti dia.”

Aku mengerti rasanya di hargai, aku mengerti rasanya di cintai dan rasanya di ingkan oleh seseorang, dan aku juga merasakan rasanya dimengerti oleh seorang laki-laki yang awalnya tidak aku kenal dan kemudian aku mengenalnya sebagai rajaku.

Ketika aku merajakannya dia meratukan ku, lalu apalagi yang aku cari lagi, aku sudah mendapatkan semuanya darinya, dan aku berfikir setia dengan satu orang itu menyenangkan, ketika kita melihat orang lain, dimata kita mereka itu biasa saja, dan seseorang yang dilihat orang biasa tapi menurut kita luar biasa.

Aku bahagia mengenalnya dan aku beruntung memilikinya
-Varesya Rahma Anatsya-

•••

SANTRI YANG KU TUNGGUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang