Chapter 58

20 4 0
                                    

Namun, sayangnya beberapa hari kemudian, aku dan dia lost contac, tanpa ada pembicaraan sedikit pun dan tanpa ada alasan yang jelas.

Dan aku membiarkannya, karena aku tau, jika dia masih mencintaiku dia pasti akan tetap mencariku dan dia tidak akan pernah meninggalkanku.

Aku sangat percaya akan hal itu, hingga akhirnya, aku tak tahan lagi lost contac dengan Zizan, jadi aku mencoba menghubunginya kembali.

"Zan", pesanku

"dalem", balasnya

"em........", balasku

"pye?" (gimana?), tanyanya

"aku", pesanku lagi

"aku nyp?" (aku kenapa?), tanyanya

Saat itu, aku ingin mengajaknya balikan, tetapi entah gengsiku setinggi menara evell...

Dan aku tidak bisa mengungkapkan semuanya, dan aku hanya bisa pasrah dan diam, lalu aku mengakhiri pembicaraan dengan tidak membalasnya.

Hehe, aneh memang..., tapi mau gimana lagi, aku kan cewek jadi aku ya malu lah kalau semisalnya nih, aku ngajak balikan dia dengan alasan gamon...

Ya kali, jatuh lah harga diri gw sebagai cewek yang apa-apa sendiri....

Tapi sebenernya dalam lupuk hati yang paling dalam, gw pengen balikan sama Azizan tapiii sayangnya gw ga bisa buat ungkapin secara spontan..

Jadi aku harus bagaimana ini?, apakah aku harus merelakannya jika dia dekat dengan wanita lain, atau aku harus merebut lagi hatinya?.

Aku bingung dengan semuanya, aku harus apa dan aku harus bagaimana? Aku bingung dengan diriku sendiri...

Andai balikan tidak sesusah ini, mungkin aku bisa balikan dengannya, tapi sayangnya aku tidak bisa karena gengsiku lebih tinggi dari cintaku.

Tapi, apa aku harus di gantung dalam hubungan yang tak ada kata kejelasan ini?, aku jugs ingin bahagia lagi seperti dulu dengannya.

Tapi apa bisa? Sedangkan yang ku tau adalah ketika dua orang sudah berpisah dan mreka kembali bersama mereka tidak akan pernah bisa kembali seperti dulu lagi.

Jadi..., apa aku harus mencintainya sendirian?, aku bingung harus apa denga diriku sendiri, aku takut kehilangannya dan aku tidak mau jika tidak bersamanya.

Mungkin, karena aku terlalu mencintainya, tapi aku tidak mau jika terlalu mencintai manusia karena aku takut jika nantinya aku malah bergantung kepadanya.

Dan hal itu adalah hal yang tidak boleh aku lakukan, karena agama ku melarang bahwa tidak boleh bergantung kepada manusia.

Aku bingung dengan semua ini...., dan bagaimana cara ku untuk menyikapi semua ini, aku sangat bingung dengan diriku sendiri.

Apakah aku harus melepaskannya?, tidak mungkin, apa mungkin dan bagaimana mungkin aku bisa melepaskannya, sedangkan hatiku saja masih berpihak padanya.

Bahkan dengan orang baru saja seperti sebuah bayangan yang tak pernah aku inginkan, jangan kan bayangan, itu adalah sebuah hal yang tak mau aku mulai.

...


SANTRI YANG KU TUNGGUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang