Keesokan paginya, di hari minggu, aku beberes rumah dan juga menghubunginya setiap waktukarena aku tau seburuknya atau sesakit apapun kisah lama ku, tidak boleh ku berikan luka itu kepada laki-laki baruku.
Sebab, setiap orang memiliki masa masing-masing dan kita tidak boleh membuat orang baru seperti merasakan sakit yang sama jadi dengan sebaik-baiknya memperlakukan pasangan agar tidak pernah merasakan apa yang pernah kita rasakan.
Bahkan ketika aku sedang trauma mendalam terhadap laki-laki, ia datang sebagai pahlawan yang memberikan sejuta tawa kebahagiaan yang tiada tara, aku sangat bahagia mengenalnya, bisa berbicara dengannya, bisa menjalani kisah hidup bersamanya.
Aku sangat bahagia, jika aku mengatakan "aku trauma", maka dia dengan segala cara agar trauma ku hilang, entah dengan kata-kata candaan, kata manis bahkan kata yang tidak aku sangka akan terucap dari mulutnya.
Aku sempat ragu dengan ucapannya, tapi apa salahnya kita mencoba untuk percaya sekali lagi, namun kepercayaan ku kali ini ku batasi, karena aku tidak mau jika trauma ku menjadi lebih buruk.
Tapi, sialnya aku malah semakin jatuh cinta sejatuh-jatuhnya kepadanya, bahkan aku malah berkata "Aku mencintainya" di hadapan sang pencipta dengan do'a yang selalu ku langitkan, namun ada aku menyadari satu hal "jika kau terlalu mencintai manusia maka manusia itulah yang akan membuat benci sebenci-bencinya".
Aku juga takut jika itu terjadi, lalu "bagaimana dengan hatiku?, apakah aku sanggup menahan luka ini lagi? apakah aku sanggup mengikhlaskan laki-laki yang pernah mengatakan aku sebagai calon istrinya?, apakah aku sanggup jika ia bukan takdirku, aku harus mengikhlaskannya?"
Itulah isi fikiranku saat ini, aku takut jika trauma itu akan menjadi-jadi dan aku mulai membenci kaum lelaki, aku takut jika hal itu terjadi, aku akan membenci sebuah hubungan dan menjalankan pernikahan dengan orang seadanya bukan karena cinta.
Namun, anehnya ketika aku ragu, aku selalu dikuatkan entah oleh do'a siapa yang menguatkan dan membuatku tidak ragu lagi. Bahkan ketika aku hampir menyerah, aku selalu di dorong untuk percaya bahwa satu hal do'a ku akan terjabah bahwa aku akan bersamanya kelak.
Tetapi, aku masih takut, pasalnya aku mencintai seorang laki-laki bukan hanya main-main tetapi bermain hati yang amat dalam dan tulus. Aku sangat ragu dengan laki-laki karena aku sudah lama di sakiti oleh laki-laki.
Namun, anehnya setelah mereka menyakitiku, hidup mereka tida tenang, dan mereka kembali satu persatu untuk meminta maaf kepadaku, padahal aku tidak melakukan apa-apa pada mereka, bahkan aku tidak pernah meminta keburukan untuk mereka.
Jika mereka menyakitiku, aku akan diam dan aku akan memendam, memendam bukan berarti dendam tapi lebih ikhlas, karena satu hal aku percaya "jika ia yang terbaik untukmu maka dia akan kembali kepadamu,namun jika dia tidak baik untukmu maka dia tidak akan kembali kepadamu dan kamu akan mendapatkan yang lebih baik darinya"
Aku percaya bahwa "jika ia pergi tak kembali maka ada yang lebih baik dari itu dan jika dia yang terbaik untukmu dia pasti akan kembali kepadamu dan jangan takut perihal jodoh karena semua sudah diatur oleh pencipta kita bahkan sebelum kita lahir di dunia, entah itu berupa lauhul mahfudz atau malah kematian yang sangat indah", karena aku tau Allah menciptakan setiap makhluknya dengan berpasang-pasangan sebagaimana dalam (Qs. Yasin :36) menjelaskan:
سُبْحٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ وَمِنْ اَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَايَعْلَمُوْنَ
"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui." (Qs. Yasin : 36)
Dari ayat itulah aku mengerti bahwa tidak usah takut jika di tinggalkan oleh pasangan yang belum halal, karena semua ciptaan-Nya sudah diberi pasangan masing-masing, dan tidak usah bingung perihal jodoh karena sudah di atur oleh yang di atas.
Dan aku pun mulai faham jika, nanti ia memang pergi dan tak kembali maka dia bukanlah jodohku, namun jika nanti dia pergi karena suatu hal dan dia kembali kepadaku maka dia adalah milikku.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
SANTRI YANG KU TUNGGU
Não FicçãoBerpacaran dengan seorang santri sepertinya adalah hal bodoh yang aku lakukan, namun di saat aku mencoba untuk menjauhinya ia malah datang ke dalam mimpiku sambil berkata untuk menunggunya, aku bingung dengan semua ini, aku pun ingin mengakhiri ceri...