Chapter 32

20 3 0
                                    

Lalu, kemudian aku duduk di samping ibuku di depan televisi sambil memandang ke arah pintu luar,

"buk, sesok aku enek lomba o, maleh ga iso melu" (buk, besok aku ada lomba lo, jadi ga bisa ikut), ucapku di samping ibuku

"yo bene, wong loro kok, opo arep mlaku neng boto, ben njepat pisan kukumu" (ya biarin, orang sakit kok, apa mau jalan di bata, biar lepas sekalian kuku kamu), ucap ibuku

Dan aku pun kemudian terdiam dengan ekspresi yang terkejut dan menggaruk kepala ku yang tak gatal, karena aku agak terkejut dengan ucapan ibuku yang berkata seperti itu, agak mengerikan juga kalau tiba-tiba kuku lepas, karena ini pun juga masih sakit buat jalan.

Keesokan harinya, aku mendapat kabar bahwa kelas kami menang banyak, dan aku bersyukur walaupun aku ga bisa lihat secara langsung seperti apa lombanya, padahal aku sangat ingin sekali melihatnya tapi ga bisa yaudah lah ya, yang penting temen-temenku menang.

Aku tidak masuks sekolah sudah hampir 1 bulan lamanya, karena kakiku yang tak bisa kubuat jalan, kalau dibuat jalan seperti kuku di kakiku yang tertabrak motor itu lepas, jadi aku masuk di bulan berikutnya yaitu di bulan September.

Selama aku di rumah, aku mencicil banyak sekali tugas-tugas yang harus aku kerjakan dan mau tida mau aku harus menembel banyak sekali tugas ketika aku tidak masuk sekolah karena itu dan aku akhirnya memilih untuk masuk sekolah tetapi memakai sandal, karena kuku ku sudah hampir lepas saat itu dan aku sudah tidak mau lagi ketinggalan pelajaran sekolah ku

Saat kecelakaan itu, ibuku berkata,

"ga onok seng gelem kecelakaan, gak enek seng gelem ngrasakne sikile loro mergo keplitis ban montor, ora enek seng gelem ngrasakne loro, orenek seng gelem tabrak lari, dadi ngapuronono seng nabrak awakmu mbien nduk, bakale dendam ora apik nggo urepmu, sak lekmu golek i wong kui yo ra bakal temu, legowo o atimu sejembare samudro, kabeh enek balesane dewe-dewe, wes rausah dipikerne, seng uwes yo ben uwes ojo sampek gae awakmu dendam terus yo seng sabar iki ujian, orenek seng gelem koyo ngene dadi sabar o lan bersyukur o isek diparingi selamet" (ga ada yang mau kecelakaan, ga ada yang mau merasakan sakit di kakinya karena di tabrak menggunakan motor, gak ada yang mau merasakan sakit, ga ada yang mau tabrak lari, jadi maafkanlah yang menabrak kamu dulu nduk, pada dasarnya dendam tidak bagus buat hidupmu, sesusah kamu mencari orang itu tidak akan pernah ketemu, luaskanlah sabarmu seluas samudra, semua ada balasannya masing-masing, udah ga usah di fikirkan, yang udah ya sudah. jangan sampek buat kamu dendam terus juga yang sabar ini ujian, tidak ada yang mau seperti ini jadi dabar dan bersyukurlah masih diberi keselamatan)

"nggih buk", jawabku

...

SANTRI YANG KU TUNGGUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang