Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Hari ini aku mau up lagi guys
Selamat membaca..
-
-
-
Tak lama Zizan mengirimkan pesan,“yang...”, chat darinya
“dalem” (iya), balasku
“knp?”, tanyaku
“kok cuek”, tanyanya
“gapapa”, ucapku
“omongo yang enek opo?” (bilango yang ada apa?), tanyanya
“koyok e kamu i demen karo Laila, rapopo kok, adewe putos ae” (sepertinya kamu suka sama Laila, gapapa kok, kita putus aja), ucapku
“loh yang, ojo ngono, emoh aku karo wonge” (loh sayang, jangan gitu, aku ga mau sama dia), balasnya
“tapi loro lo yang nyawang sampean karo wong lio neng ngarep motoku, sampek chat wonge kan sampean” (tapi sakit lo yang lihat kamu sama orang lain di depan mataku, sampai kamu chat dia kan), ucapku
“emoh yang” (gamau yang), ucapnya
“yowes, sampean pileh aku opo dek e?” (yaudah kamu pilih aku apa dia?), tanyaku
“pilih sampean” (pilih kamu), ucapnya
“iya wes" (yaudah), balasku
“ngerti to kudu nyapo?” (tau kan harus ngapain?), tanyaku
“hooh” (iya), jawabnya
Sejak saat itu, ia tidak pernah lagi memberikan pesan kepada Laila, tapi aku juga tidak tau dia benar-benar mengstop atau tidak, tapi sejak saat itu hubungan kami tidak jadi renggang.
Lalu, kemudian hari pun sudah menjelang tengah malam, pukul 22.30 WIB, aku disuruh tidur oleh Zizan,
“gek bubuk yang, wes wengi iki” (cepet tidur sayang, sudah malam lo ini), ucap Zizan
“he'em”, balasku
Dan aku pun kemudian tertidur, dan memulai kehidupanku seperti biasanya dan dengan bekal yang telah di siapkan oleh ibuku setiap paginya untuk ku makan di sekolah,
Pagi pun telah menyinarkan mataharinya, tanda bahwa aku harus segera bergegas pergi ke sekolah, sesamapainya di sekolah, ku jalani hari-hariku seperi biasanya dan tanpa ada gangguan dari siapapun.
saat di kelas handphoneku di ambil lagi oleh Laila, katanya pinjam, dan ku berikan, dan ternyata kejadian itu terulang kembali, dengan sebutan “mas Zizan”, aku pun kembali cemburu tapi kali ini ku biarkan dulu.
Saat bel pulang sekolah telah tiba, aku dan Nindiya pergi ke taman kota yang letaknya jauh dari sekolah, karena itu adalah tempat ku dan dia ketika aku dan dia ingin menghabiskan waktu dan juga menjernihkan pikiran, sesampainya disana aku dan Nindiya membeli corndog dan cemilan lainnya, dan tidak lupa membeli es teh,
Setelah aku dan dia sudah membeli makanan dan minuman, aku dan Nindiya pergi ke pinggir danau yang ada di sana, dan aku duduk di tepi danau bersama Nindiya sambil berbincang-bincang, lalu saat aku membahas mengenai pacarku dia pun mulai memarahiku,
“kan aku wingi cemburu yo, mergo si Zizan chattan karo si Laila terus bar wi ki aku tukaran” (kan aku kemarin cemburu ya, karena si Zizan chattan sama si Laila, terus setelah itu aku berantem sama dia), ucapku sambil bercurhat dengan temanku
“lah”, jawabnya
“terus mau nyapo kok silehne hpmu, ngge ngechat pacarmu?” (terus tadi kenapa hp kamu, kamu pinjemin buat dia chat sama pacar kamu), tanyanya
“ndak popo” (gak papa), jawabku singkat
“pye to va, kok mbok silihne hp mu me Laila, bukane bengi we tukaran ro Zizan?” (Gimana sih va, kok hp kamu, kamu pinjamin ke Laila, bukannya kemarin kamu berantem ya sama Zizan), ucap Nindiya
“lah awakmu roh dewe nok, lek ra di silihi nesu” (loh kamu tau sendiri kalau ga di pinjamin dia marah), Ucapku
“tapi yo ojo disilihi, emang awakmu pernah di silihi hp ne dek e, terus ngechat pacare dek e?” (tapi ya jangan dipinjami, Emangnya kamu pernah minjam hp dia, terus ngirim chat ke pacarnya?), ucap nindiya sambil memarahiku di taman kota
“wes bene, lek pamane pacarku kepencot tenan yo gapopo tak wehne, la bakale lek tak jalok yo mbegot koyo cah cilik ngono kae kok” (yaudah biarin aja, kalau saumpama pacarku kegoda ya gapapa aku kasih aja, pada akhirnya kalau ku minta dia ngambek kaya anak kecil gitu kok), ucapku
“alah mboh wes sak karepmu” (sudahlah, terserah kamu), ucap Nindiya yang gemas kepadaku.
“wes makan corndog ae, timbang miker kui” (udah mending makan corndog aja, daripada mikirin itu), ucapku
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
SANTRI YANG KU TUNGGU
Non-FictionBerpacaran dengan seorang santri sepertinya adalah hal bodoh yang aku lakukan, namun di saat aku mencoba untuk menjauhinya ia malah datang ke dalam mimpiku sambil berkata untuk menunggunya, aku bingung dengan semua ini, aku pun ingin mengakhiri ceri...