Chapter 29

15 4 0
                                    

Sampai saat ini aku tidak tau siapa pelaku tabrak lari yang telah menabrakku, di jembatan dan kemudian, aku pulang dengan kakiku yang di perban dan dengan pincang. Sesampainya di rumah aku istirahat di depan televisi dan menonton televisi.

Aku tak lupa memberi kabar kepada teman-temanku, 

"cah, aku ga iso melu lomba agustusan, mergo aku tas kecelakaan, di terak wong" (cah, aku gabisa ikut lomba agustusan, karena aku baru aja kecelakaan, di tabrak orang), chatku di grup kelas

Dan orangtuaku pun, menelfon guruku untuk memberi kabar bahwa aku tidak akan bisa mengikuti kegiatan dan juga pelajaran beberapa hari karena kecelakaan, lalu kemudian guruku hanya berkata iya.

Aku tak bisa berjalan, bahkan untuk sholat aja, rasanya sakit banget kaya setengah mati, tetapi aku tetap sholat, karena aku tau sakit ini tak seberapa dengan sakit ketika di neraka, dan aku juga tidak boleh menghilangkan santri ku di saat aku dewasa, aku memang bukan anak pondok pesantren tetapi dari kecil aku sudah diajari agama oleh orang tuaku.

Santri tidak selalu dari pondok pesantren, tetapi santri itu adalah seseorang yang mempunyai akhlak, sopan santun dan juga wataknya seperti santri bisa disebut dengan santri, karena ia mempunyai akhlak santri.

Dari kecil aku tidak pernah mengetahui dunia luar karena ibuku takut aku akan terjerumus ke dalam hal yang tidak baik, karena dunia itu kejam dan dunia bisa mengubah agama yang telah ku miliki sejak kecil hilang, dan ketika salah pergaulan pun dapat mengubah sikap, perilaku dan watakku.

Aku tau kenapa aku dilarang ini itu, karena orang tuaku sayang padaku, dan orang tuaku tidak mau agama yang telah tertanam dari sejak kecil ter obrak-abrik oleh kejamnya dunia, dan ibuku selalu memberiku masukan berupa

"kamu itu cewe, jaga dirimu baik-baik, yang boleh menyentuhmu hanyalah laki-laki yang telah menghalalkan mu bukan laki-laki diluar sana yang sudah menikmati tubuh pacarnya tanpa berniat untuk menikahinya, kamu itu sudah di beri penanaman agama di dalam dirimu, jangan sampai sifat, akhlak, sopan santunmu berubah, dan ingat satu hal dulu kamu adalah seseorang yang sudah di beri pengajaran agama dan kamu harus ingat bahwa guru-guru yang telah mengajari mu agama jadi nantinya kamu tidak akan pernah keluar dari syari'at agama yang telah ditanamkan gurumu sejak kamu masih berumur 4 tahun"

-ibuku-

dan saat ini aku mengetahui apa maksud dari perkataan ibuku, yang artinya kita wanita jangan mau memberikan sebuah kenikmatan kepada seorang laki-laki karena belum tentu kamu akan dinikahi olehnya, jaga dirimu baik-baik sampai ada seorang laki-laki yang datang melamarmu dan berniat menikahimu bukan hanya meminta kenikmatan darimu dan kemudian meninggalkanmu.

karena sejatinya, laki-laki diibaratkan sebagai serigala, yang takkan jinak ketika ia belum menikah, yang bisa menerkammu kapan saja, jadi ingat ya girls, jaga dirimu baik-baik dan tingkatkan iman dan takwamu kepada Allah ta'ala, karena kepadanya lah kau berlindung dan kepadanya lah hidupmu akan ada artinya, dan dari ialah kau akan merasakan kebahagiaan yang tiada tara.

...

SANTRI YANG KU TUNGGUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang