Chapter 16

16 3 0
                                    

Hai guys, hari ini aku mau up lagi nih tentang,

Muhammad Azizan Zainuroin dan Varesya Rahma Anatsya

Jangan Lupa Follow dan vote cerita aku ya...

Selamat membaca..

-
-
-
-

Keesokan harinya, pada tanggal 15 Agustus, setelah pulang sekolah aku langsung bersih-bersih dan juga sholat.

Setelah selesai semua aku pun beristirahat. Sekitar pukul 16.45, aku dikirimi pesan oleh Azizan.

“sayang mandi”, pesannya

“iyaaa, ni otw", balasku

“iyya", balasnya

Dan aku pun bergegas mandi, karena badanku juga sudah bau. Setelah selesai mandi, aku kemudian makan dahulu, dan mengerjakan sholat Ashar.

Setelah sholat Ashar, aku kemudian mengerjakan sholat maghrib pukul 18.00 WIB.

Setelah semua selesai, aku pun duduk di depan televisi dengan satu meja untukku mengerjakan tugas. Saat itu, aku membuka bukuku dan mulai belajar berharap mendapatkan nilai yang memuaskan.

Lalu, dia pun mengirimiku pesan,

“yang, sampean sek napo?”, tanyanya

“iki belajar yang”, balasku

“owalah oke, lekno", balasnya lagi

“huuh”, balasku

Beberapa menit kemudian Abdul mengirimiku pesan, aku tidak tau pesan apa itu,

“va”, ucapnya

“oy”, balasku

“sek pacaran ro zizan e?”, tanyanya

“isek”, balasku

“sakjane aku demen karo awakmu”, Balasnya

“tapi, aku ndue pacar”, balasku

“putosno zizan, pacaran ro aku", ucapnya

“nko awakmu njalok sembarang tak turuti, ser kon nukokne opo tak tukokne”, balasnya meyakinkan ku

“lek saumpomo kok turuti aku njlk jantung ro ginjalmu kok kek i?”, balasku dengan sedikit lelucon agar tidak tegang

“iyo iki lo”, ucapnya

“enggak, moh aku", ucapku

“aku dadi seng ke 2 gapopo wes, tapi tulong jogonen atiku iki", ucapnya meyakinkanku

“emohh dull", balasku

“pacarku wes ndue segalanya, aku ga butuh wong lanang neh opo meneh ngganteni cowokku”, ucapku

“emang dek e wes ngekek i opo ae neng awakmu?, harta?, tahta?, ngekek i opo?”, ucapnya

“kasih sayang ro hati seng tulus, aku ga butuh hartane, aku gak butuh uang e”, ucapku lagi

“golek o liane, lek aku di kongkon menduakan dek e, sepurane mending awakmu ngalio ae”, balasku

“oke, lek keputusanmu ngono, suon, koe wes nglarani atiku va”, ucapnya

“sorry tapi atine cowokku lueh berharga, aku moh nduakne dek e opo meneh kon pacaran ro wakmu dengan alasan awakmu iso ngekek i harta”, ucapku

“Oke”, balasnya.

Lalu, setelah itu sekitar pukul 00.00 WIB, aku dan abdul selesai berbicara dan aku pun pergi untuk tidur karena besok harus sekolah lagi.

Tapi, sebelum aku tidur aku berpamitan dahulu dengan pacarku,

“yang, aku bubuk ya”, ucapku

“hooh, wes jam 12 malam iki, gek bubuk sesok sekolah”, ucapnya

Aku tak berani mengatakan bahwa aku baru saja di tembak oleh teman ku yang selalu membantuku untuk mengerjakan matematika.

Aku hanya bisa diam dan mememdam semua, aku tidak berani mengatakan pada pacarku karena aku takut dia akan marah atau bahkan malah melepaskanku.

Aku tidak mau hal itu terjadi kepadaku, dan kemudian aku pun beranjak ke kasur dan kemudian tertidur.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 05.00, aku pun beranjak dari kasur dan kemudian mandi dan melaksanakan sholat subuh.

Setelah selesai melaksanakan sholat, aku pun berdo'a agar di tunjukkan ke jalan yang benar, selalu dalam lindungannya, dan di perlancar sekolahnya.

Setelah selesai, aku pun berangkat sekolah seperti biasanya dan aku melaksanakan apel pagi seperti biasanya.

Dan saat itu Abdul menjadi berubah kepadaku, tapi aku biarkan, aku melakukan semua ini hanya katena ingin menjaga hati pasanganku.

Aku tidak mau mrnyakitinya, walaupun jalan satu-satunya aku harus membuat kecewa seseorang yang menginginkanku.

Karena aku tau rasanya di khianati, sangat sakit dan aku pun tidak kuat jika harus merasakan itu lagi.

•••

SANTRI YANG KU TUNGGUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang