Chapter 5

35 3 0
                                    

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Hari ini aku up lanjutannya ya
Jangan lupa follow dan vote cerita aku ya kalau kalian suka

Selamat membaca.....

-
-
-
-

Sesampainya di rumah aku kemudian memikirkan apa yang di katakan oleh temanku dan aku mulai ingin mengetahui bagaimana wajah pacarku, apa salahnya jika aku ingin melihat wajahnya?, aku tidak akan menjauhinya walau aku sudah mengetahui wajahnya.

Tapi disisi lain, aku takut jika dia risih dan dia tidak percaya diri dan mengatakan aku mandang fisik padahal aku cuma ingin melihat wajahnya, karena aku juga tidak akan pernah memandang dari wajahnya.

Namun, karena aku takut jika dia salah paham, aku pun meminta kepada teman cowokku yang mengenalkanku dengan dia.

“dik”, ucapku

“oy”, jawabnya

“nyp va?", tanyanya

“wajae dika i pye?”, tanyaku

“poh, ganteng poll”, ucapnya

“jalokno fotone ndang, aku sungkan”, ucapku menyuruhnya

“njalok dewe lah”, ucapnya menolak

“halah weki”, ucapku

“jare konco”, ucapku

“sejak kapan adewe koncoan, adewe lo kat SMP musuhan”, ucapnya

“halah ndang o”, ucapku

“gah”, ucapnya menyetujui

“hoalah”, ucapku

“wegah vaaa”, ucapnya

“y”, jawab singkatku

“iyo-iyo, nko ngamok, sek tak golek ne ig ne mesti enek wajae”, ucapnya

“kudu, sampek koe gelem”, ucapku

“kilo ig ne”, ucapnya

“jenenge?”, tanyaku

“Azizan Zainuroin”, ucapnya

“oke makasih”, ucapku

“iyo tuan putri”, ucapnya

Setelah aku mengetahui nama ig nya kemudian aku mengstalking ig nya, dan kemudian ketemu, lalu aku melihat postingannya, ternyata dia adalah seorang anak hadroh.

Dan kemudian aku teliti lagi dan aku yakin dengan satu wajah yag berdiri bahwa itu dia, dia yang sekarang bersamaku, dan aku yakin itu dia.

Wajahnya meyakinkan aku bahwa itu adalah dia dan entah kenapa aku melihatnya seperti tidak asing, tapi mungkin perasaan ku saja kali.

Setelah aku melihat fotonya dari ig nya aku berkata,

“massyaallah tampannya”, ucapku

“seorang laki-laki yang ku pacari tanpa ku ketahui wajahnya, sekarang aku mengetahui wajahnya dan ternyata dia sangat tampan yaa”, tambahku

Lalu kemudian aku pun kembali memberi pesan kepada temanku,

“heh iki tenan ye, seng kok wehne aku?”, balasku

“nyp?, ganteng too”, balasnya

“heh, we ra kleru ye?”, balasku

“kleru pye lo?”, balasnya

“ganteng poll rek, yo aku insecure no”, balasku

“nyapo lo insecure barang i”, balasnya

“aku elek koyo ngene kok kenalne wong se ngganteng kui yo ndredek, langsung sadar diri lek caramu ngene”, balasku

“ngoco o kono lo, elek mu ko ndi, wong nggenah-nggenah koe lo ayu”, balasnya

“heleh bol, wong aku elek koyo ngene og e”, balasku

“omong opo to weki?”, balasnya

“wes nggenah ayu koyo ngono muni elek”, balasnya

“beh, insecure kek”, balasku

“hus, hus, hus, menengo, lk wes di kek i seng ngganteng i matur nuwon ora malah nyeneni wong”, balasnya

“iyo², suon yoo”, balasku

“mbok ngono”, balasnya

“timbang we ro aku dadi seng ke 2 e pye, gelem ra?”, balasnya

“ra sudi bolll, kat mbien sampek saiki we tetep musuhku!!”, balasku

“yyyy”, balas nya

•••

SANTRI YANG KU TUNGGUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang