5

464 38 1
                                    

Mereka bergegas mencari Jisung, yang mereka temukan sedang duduk di depan pintu kamar yang terkunci.

"Jisung, kamu harus mendengarkan ini," kata Mark dengan serius.

Jisung menoleh, memperhatikan ekspresi cemas di wajah anggota timnya.

"Sebenarnya Luna tidak memberimu darah, kami menculiknya," pengakuan Haechan membuat Jisung terkejut.

"Saat kami menculiknya, keadaan Luna sudah pingsan seperti kamu, sampai sekarang Luna masih tidak sadarkan diri dan jantungnya sudah melemah," lanjut Haechan dengan nada gugup.

"Luna membutuhkanmu, Jisung. Dia membutuhkan gigitanmu untuk bertahan hidup," tambah Renjun dengan serius.

Jisung terkejut mendengarnya. "Apa maksudmu? Bagaimana gigitanku bisa membantunya?"

Jeno menjelaskan temuannya di perpustakaan tentang hubungan khusus antara manusia dan vampir yang berjodoh.

"Kami tidak punya waktu lagi. Luna semakin melemah. Kamu harus memberinya gigitanmu sekarang juga, jika Luna mati maka kamu juga akan mati Jisung," tambah Renjun dengan serius, menekankan urgensi situasi ini.

Ancaman Renjun membuat Jisung semakin panik karena belum mau mati. Renjun langsung membuka pintu yang terkunci itu.

Disana terdapat Luna yang tidak sadarkan diri dan Jaemin memeriksa jantung Luna yang yang ada di pergelangan tangan detak jantungnya lebih pelan dibanding terakhir mereka memeriksanya.

Melihat Luna yang sangat pucat sedang berbaring itu membuat Jisung terkejut. Dia berpikir sudah berapa lama Luna bertahan, apakah dari terakhir kali dia mendengar suara Luna?

Jaemin yang melihat Jisung, langsung membuyarkan lamunannya dan menyuruh untuk segera menggigit Luna sebelum terlambat.

Lamunan Jisung buyar, dia langsung duduk di samping Luna dan mengangkat tubuhnya.

Dengan perasaan tegang, Jisung mencondongkan dirinya ke arah leher Luna, mempersiapkan diri untuk memberikan gigitannya yang pertama. Dia merasakan detak jantung yang lemah di bawah kulit Luna.

Napas yang tertahan, Jisung akhirnya memberikan gigitan lembut ke leher Luna. Ditambah aroma tubuh khas Luna membuat Jisung tidak sabar mengigitnya.

Dia menikmati darah yang keluar dari leher Luna, rasanya sudah lama baginya tidak merasakan darah seenak ini dibandingkan saat dia hanya meminum darah Luna yang sudah didinginkan oleh teman-temannya.

"Emang seenak itu ya? Apa bedanya dengan manusia lain?" tanya Mark tiba-tiba, memecah ketegangan.

Mark langsung mendapat pukulan dari Haechan dan anggota lainnya. Jisung, yang tiba-tiba sadar akan kehadiran teman-temannya, merasa malu.

"Kita keluar dulu ya, selamat menikmati" Kata Chenle sambil mengejek.

Dengan tawa kecil, anggota lainnya meninggalkan ruangan, memberi privasi kepada Jisung dan Luna.

Jisung melihat Luna di pelukannya, ada dorongan untuk meminumnya lagi tumbuh semakin kuat. Ia menghirup aroma lehernya, menjilat perlahan sebelum menancapkan kembali gigi taringnya dengan hati-hati.

Setelah beberapa menit Jisung minum darah Luna, dia bisa mendengar suara bisikan wanita itu yang mengerang kesakitan. Ia langsung berhenti melakukan aktivitasnya dan menaruh kembali ke atas kasur.

"Aku sudah selesai melakukannya," kata Jisung keteman temannya sambil membuka pintu, lalu Jaemin memeriksa kembali detak jantung Luna.

Secrets of the Vampire SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang