31

184 14 0
                                    

Luna menyuruh Jisung berdiri kembali sambil menariknya "J-jisung, maaf berikan aku waktu untuk berpikir," jawab Luna khawatir Jisung marah padanya.

Jisung mengangguk "Baiklah Luna, aku akan menunggu kamu sampai kamu memberikan jawabnya,"

Luna tersenyum merasa lega.

Berbeda dengan Jisung yang merasa lesu. Sebenarnya ia kecewa, namun mulutnya tidak bisa berkata apa-apa. Di bayangannya, Luna akan menerimanya tanpa syarat.

Tangannya mengepal, merasa marah pada dirinya sendiri. Mungkin Jisung masih belum sempurna di mata Luna.

Walaupun begitu, ia tetap tersenyum dipaksakan.

Tangannya membawa Luna untuk duduk di sofa dan memangku kakinya.

"Kamu pasti pegal karena banyak berjalan, kemarilah biar ku pijat."

Luna terharu dengan perilaku Jisung, dia memperhatikan pria itu sambil mengelus perut, "ayah kamu perhatian, kan?" tanyanya ke bayinya dalam hati.

"Kamu mempersiapkan ini dari kapan Sung? Bukannya kemarin sibuk konser?" tanya Luna heran.

Jisung tersenyum,"aku udah merencanakannya sejak aku mengingat kamu, Lun. Aku tidak mungkin membiarkan kamu hamil tanpa menikah," ucap Jisung dengan tulus.

Luna tidak dapat menahan senyumnya dengan jantung yang berdetak lebih kencang.

Dia mendekati kepala Jisung dan mencium pipinya, "terima kasih," kata Luna bahagia.

Jisung yang terkejut langsung melihat Luna, ia menarik tekuk leher Luna beserta pinggangnya dan mulai mencium bibir Luna dengan lembut.

"Rasanya sudah lama aku tidak merasakan ini," kata Jisung dalam hatinya.

Luna membalas ciuman Jisung, mereka terhanyut dengan momen itu, tanpa sadar ia sudah ada dipangkuannya.

Membuat pria itu menuntut lebih, Jisung membawa Luna kekamar dan menaruhnya di kasur, pikirannya sudah kalang kabut ingin melakukannya, tetapi ia menahannya.

Akhirnya Jisung pun memilih untuk menjauh. Namun belum hal itu terjadi, Luna menarik bajunya dengan dua jari, memberi kode untuk Jisung melakukannya.

"A-aku juga menginginkannya, Jisung," lirih Luna dengan pipi yang merona malu.

Kepalanya hanya bisa menunduk, tidak berani bertatapan dengan Jisung.

Mendengar hal tersebut, Jisung meneguk ludahnya kasar.

"Aku akan melakukannya dengan perlahan, Luna," izin Jisung yang Luna angguki malu-malu.

Jisung langsung menindih wanita cantik tersebut dan membuka bajunya sendiri. Memperlihatkan otot-ototnya yang terlihat sangat menggoda untuk disentuh.

Luna sendiri hanya menatap ke arah lain, merasa gugup dengan jantung yang berdebar-debar.

Setelah sekian lama, mereka melakukannya lagi. Kali ini dengan penuh kelembutan.

Jisung selalu menatapnya seakan memastikan Luna tidak merasa kesakitan sedikit pun.

Tanpa terasa tiga puluh menit pun telah berlalu, Jisung dan Luna tidur bersebelahan karena lelah.

"Kamu gapapa kan, Lun?" tanya Jisung memastikan,

"Aku baik-baik saja Jisung," jawab Luna sambil menatapnya meyakinkan.

Setelah melakukan ini semua Jisung semakin bingung dengan isi hatinya Luna,

"Lun kamu sebenarnya mau menikah denganku atau tidak? Kenapa kamu ingin melakukan ini semua?" tanya Jisung penasaran.

Secrets of the Vampire SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang