Luna menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. Dengan tangan yang sedikit gemetar, ia menggenggam tangan ayah Felix yang membawanya menuju pintu taman yang dihiasi dengan indah.
"Yang tenang anakku," ucap ayah Felix menepuk tangan Luna pelan.
Musik lembut mulai terdengar, dan semua orang yang hadir berdiri, menatap ke arahnya dengan senyum penuh harap.
Mata Luna hanya menuju depan karena terlalu gugup, di ujung jalan setapak yang dihiasi bunga, ia melihat Jisung berdiri dengan setelan jas rapi.
Terlihat Jisung sangat kagum dengan kecantikan Luna. Hatinya berdebar kencang, rasa haru mulai menguasainya, "akhirnya perjuanganku berhasil," gumamnya.
Ayah Felix menyerahkan tangan Luna kepada Jisung. "Jaga dia baik-baik," ucapnya dengan penuh haru.
Membuyarkan lamunannya, Jisung membalasnya dengan mengangguk dengan senyumnya sangat lebar, "kamu terlihat sangat cantik Luna," pujinya lewat telepati.
Mereka berdiri di bawah lengkungan bunga, dengan pemandu acara pernikahan yang siap memulai prosesi.
"Luna, Jisung," kata pemandu acara, "hari ini kita berkumpul untuk merayakan cinta kalian. Dalam suka dan duka, kalian telah melewati banyak hal bersama. Dan hari ini, kalian memilih untuk mengikat janji suci sebagai suami istri."
Jisung memegang tangan Luna erat-erat, mata mereka saling bertaut. "Luna, aku mencintaimu lebih dari apapun di dunia ini. Aku berjanji akan selalu ada di sampingmu, dalam setiap langkah kita ke depan, baik dalam kebahagiaan maupun tantangan."
Luna merasakan air mata haru menumpuk dimatanya, "Jisung, aku juga mencintaimu. Terima kasih telah sabar menungguku dan selalu ada untukku. Aku siap menjalani hidup ini bersamamu."
Dengan senyum bahagia, pemandu acara mengucapkan, "Dengan ini, aku menyatakan kalian sebagai suami istri. Jisung, kamu boleh mencium pengantinmu."
Jisung mendekat, dan dengan lembut mencium Luna di depan semua orang yang bersorak dan bertepuk tangan, saat itu juga air mata Luna turun membasahi pipinya.
Luna menyambut para tamu yang datang satu persatu sambil bersama Mino yang tidak mau lepas darinya, ada banyak kerabat yang ia kenal bahkan, penggemar NCT dan repoter datang tanpa diundang.
Repoter itu sibuk memotret Jisung dan Luna untuk highlight berita mereka, untung saja mereka tidak mencoba mewawancara atau menganggu jalan acara.
Saat lempar bunga pun tiba para tamu sangat antusias untuk menangkap, siapa sangka yang mendapat bunga itu Chenle membuat mukanya memerah.
Malam semakin larut, dan akhirnya, tibalah saat untuk tarian pertama pengantin. Lampu-lampu redup, dan musik romantis mulai mengalun. Jisung menggandeng tangan Luna dan membawanya ke tengah lantai dansa.
Mereka mulai menari dengan lembut, mata mereka hanya tertuju satu sama lain. Semua orang memandang dengan penuh kekaguman dan cinta.
"Bagaimana kejutanku? kamu selalu menolakku akhirnya aku memutuskan rencana ini," ucap Jisung sambil tersenyum.
Luna mencubit pinggang Jisung, "aku sangat suka kejutanmu, tapi paling tidak kasih kabar jangan sering menghilang," keluhnya
Jisung tertawa "maaf sayang, itu balasanku karena kamu selalu menolakku,"
"Terima kasih Jisung, sudah membuat kejutan sebesar ini," tarian itu berubah menjadi pelukan hangat.
Mereka terus berpelukan di tengah lantai dansa, merasakan kehangatan dan cinta satu sama lain. Musik yang mengalun lembut semakin menambah romantis suasana. Tamu-tamu yang hadir tersenyum, merasakan kebahagiaan yang terpancar dari pasangan pengantin baru itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets of the Vampire School
FanfictionLuna adalah seorang fangirl setia yang tergila-gila dengan boyband terkenal, "NCT Dream." Ketika mendengar bahwa seluruh anggota NCT Dream akan berkuliah di sebuah universitas elit yang baru dibuka, dia bertekad untuk diterima di universitas yang sa...