11

314 20 1
                                    

Jisung dan Jeno sedang dalam perjalanan pulang dari kerjaan ke dorm. Jisung merasa heran karena tidak ada suara Luna sama sekali di kepalanya, bertanya-tanya apakah dia sudah tidur.

Merasa tidak tenang dan bersalah karena meninggalkan Luna sendirian, Jisung meminta diantar ke asrama untuk memeriksa keberadaan Luna.

Sesampainya di depan kamar Luna, dia mencoba mengetuk pintu, tetapi tidak ada jawaban. Akhirnya, Jisung memilih untuk membuka pintu itu secara paksa.

Dia terkejut saat melihat Luna tergeletak di lantai dengan napas yang tidak teratur.

Jisung berlari ke arah Luna dan mencoba memanggilnya, "Lun... Luna."

Badan Luna benar-benar panas. Jisung langsung mengangkatnya ke kasur dan menyelimutinya.

Dia mencari obat demam di sana lalu menyuruh Luna meminumnya. Setelah itu, dia mengompresnya dengan telaten. Sepanjang malam Jisung terus merawatnya hingga suhu badan Luna mulai turun.

Pagi hari, Luna terbangun dengan merasa badannya berat. Saat melihat ada tangan yang melingkari perutnya dari belakang, ia mencoba memutar badannya dan melihat wajah Jisung yang sedang tidur.

Jantung Luna berdetak kencang saat tahu Jisung yang memeluknya. Dia mulai mengelus muka pria itu dengan lembut. Tanpa Luna ketahui, Jisung dari awal tidak tidur, hanya berpura-pura tidur, membuat jantung Jisung juga ikut berdetak kencang.

Jisung akhirnya membuka matanya perlahan, membuat Luna terkejut dan segera menarik tangannya. Jisung menarik kembali tangan Luna.

"Kenapa berhenti?" tanya Jisung menggoda Luna.

"B-berhenti apa?" balas Luna malu.

"Jangan bohong, aku dari tadi nggak tidur," jawab Jisung sambil tertawa.

Muka Luna memerah karena malu, dia menyembunyikan mukanya di dada Jisung.

"Jangan terlalu dekat, jantung aku masih belum tenang," batin Jisung.

Luna yang mendengar itu membuat jantungnya semakin tidak karuan. Mereka berdua tetap berbaring bersama, menikmati kehangatan satu sama lain. Tanpa mereka sadari, mereka mulai saling mencintai.

Jisung bangun dari tidurnya. "Mau sarapan di sini atau di luar?" tanya Jisung.

"Di sini aja, aku masih pusing," jawab Luna.

"Kamu tunggu di sini, aku beli dulu keluar," perintah Jisung.

Jisung pun pergi membeli makanan. Setelah Jisung pergi, Luna menyentuh dadanya, merasakan jantungnya yang berdegup kencang.

Akhirnya, Jisung kembali ke kamar Luna dan mereka makan bersama. Luna makan sop dan Jisung minum jus tomat.

"Itu darah ya?" tanya Luna.

"Iya, ini darah. Kamu kalau lihat jus tomat jangan pernah beli, apalagi kalau bungkusnya seperti ini," jelas Jisung.

"Baiklah, untung aku nggak suka tomat," kata Luna lega.

Karena gemas, Jisung mengelus rambut Luna. Tindakan Jisung membuat Luna kaget karena jarang terjadi. Jisung yang sadar tangannya mengelus kepala Luna juga terkejut.

Mereka berdua tertawa kecil, menyadari betapa canggungnya situasi itu. Meski begitu, mereka merasa semakin dekat dan nyaman satu sama lain.

Setelah sarapan, Jisung menyuruh Luna untuk istirahat kembali sementara dia pergi ke kelas. "Kamu istirahat aja dulu ya, aku ada kelas sebentar," kata Jisung.

Luna mengangguk dan tersenyum. "Hati-hati di jalan."

Jisung mengangguk dan bersiap untuk pergi. Sebelum keluar kamar, ia membungkuk dan mencium kening Luna, membuat Luna tersenyum dalam tidurnya.

Secrets of the Vampire SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang