34🔞

394 8 0
                                    

Luna sedang menunggu kedatangan Jisung dari rapatnya, ia melihat bulan yang hampir bulat sempurna, "sepertinya besok purnama" pikir Luna.

Di tempat lain Jisung melihat bulan juga karena perkataan Luna, itu membuat jantung mereka berdua berdetak kencang memikirkannya.

Sesampainya Jisung ke apartemen, ia langsung memeluk Luna dengan erat, "rasanya sudah lama aku tidak memelukmu," kata hati Jisung kangen Luna.

Luna paham Jisung merasa lelah, dia mengelus punggung kekasihnya itu dengan lembut.

"Aku akan tinggal disini sebelum persiapan konferensi pers minggu depan," izin Jisung ke Luna berharap wanita itu mengizinkan.

"Baiklah Jisung, besok kita titipkan Mino terlebih dahulu aku takut besok purnama," jawab Luna.

Jisung setuju "Iya, titipkan ke ibuku saja."

Setelah beberapa menit mereka berpelukan, Jisung mendengar suara tangis anaknya yang cemburu karena tidak diajak berpelukan.

"Mino kebangun?" tanya Luna sambil menggendong Mino namun ditolak, anak itu ingin dipeluk ayahnya.

Membuat kedua pasangan itu tertawa, Jisung menggendongnya dan memeluk anak semata wayangnya itu dengan erat, dan dipelukan itu Mino mulai tertidur kembali.

Jisung membawa Mino kembali ke tempat tidurnya, lalu pasangan itu beristirahat sambil cuddle.

"Luna, apakah aku harus pakai pengaman besok?" tanya Jisung tiba-tiba sambil mengeluarkan muka mesumnya.

Luna mendengar pertanyaan Jisung tersenyum lalu mencium bibirnya "pakai, aku belum siap punya anak lagi Jisung, aku ingin Mino TK terlebih dulu," tolak wanita itu lembut.

Jisung mengangguk dengan muka kecewanya, Luna yang melihat muka pasangannya seperti itu ketawa, lalu mencium kembali bibir pria itu.

"Luna jangan terlalu sering cium aku, nanti purnamanya jadi sekarang bukan besok," kata Jisung lewat telepatinya, membuat Luna merinding, dan Jisung tertawa puas.

Keesokan harinya Jisung dan Luna menitipkan anaknya, disana mereka berdua habis diejek oleh orang tuanya Jisung karena sebentar lagi bulan purnama, "selamat menikmati waktu berdua," canda ayahnya sambil menaik turunkan alisnya.

Diperjalanan pulang Luna mulai membaca kembali komentar berita yang sudah tersebar itu,

"udah Luna jangan dibaca lagi, aku ga mau kamu sampai sakit karena kepikiran kata kata jahat penggemarku,"perintah Jisung.

"Aku mau masih berharap ada yang menginginkan kamu bertahan di NCT Dream Jisung, aku belum siap kamu keluar dari boyband kamu," tolak Luna yang masih berkutat

Jisung yang sangat khawatir dengan Luna, akhirnya menarik handphone itu secara paksa lalu membuangnya ke bangku belakang, "ga ada bantahan Luna,"

Luna takut melihat Jisung marah, dia memilih membuang mukanya dan melihat pemandangan yang ada dijalan, membuat Jisung menghela napasnya.

Saat mereka sudah sampai apartemen, Luna tidak mau mengobrol dengan Jisung sama sekali.

"baiklah Luna, kita liat nanti malam apakah kamu kuat mencuekan aku seperti ini," senyum Jisung sinis, membuat Luna merinding mendengar perkataan Jisung dipikirannya.

Malam hari pun tiba, leher Luna mulai terasa sakit dan Jisung mulai terasa lapar, tetapi wanita itu masih marah dengan pasangannya.

"Masih marah Lun? Itu udah semakin parah loh lukanya," membujuk Luna yang masih menolak gigitan Jisung.

Luna yang udah merasa kesakitan akhirnya menyerah dan membiarkan pria itu mengigitnya, Jisung yang melihat seperti itu tersenyum merasa menang.

Secrets of the Vampire SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang