21

172 11 3
                                    

Ditengah keheningan Luna dan Jisung, Jeno mengetuk kamar Luna,

"Jisung, Luna, apakah kalian di dalam?" tanya Jeno,

Jisung yang mendengar suara ketukan pintu, ia memilih untuk membuka pintu itu. Jeno merasakan hawa yang tidak enak "Kalian habis berantem?"

"Ada apa Jen?" tanya Luna mengalihkan pertanyaan Jeno.

"Kalian berdua dipanggil petinggi vampir," jelas Jeno serius.

"Apalagi kali ini?" pikir Luna lelah, menghela napas, Jisung yang mendengar kata Luna membuat dia khawatir.

Jeno tidak nyaman berada di ruangan itu "Baiklah aku cuman mau menginfokan itu, tadi aku telepon kalian tapi ga ada yang jawab, aku balik dulu ya," pamit Jeno.

Setelah Jeno pergi, keheningan itu kembali menyerbu keadaan itu. Luna dan Jisung hanya berdiam tidak tau harus bagaimana selanjutnya, rasanya canggung untuk berbicara.

"Lebih baik kamu pulang Jisung, besok kita menemuinya," saran Luna ke Jisung, yang merasa sudah lelah.

Jisung menyetujui saran Luna "Baiklah, aku balik dulu," lalu mencium kening Luna.

Di sepanjang perjalanan Jisung terus memikirkan cara agar Luna tetap bersamanya.

Keesokan harinya Jisung dan Luna pergi ke kota vampir.

Ketika mereka tiba, Luna merasa diperhatikan oleh para vampir di sekitarnya. Dia mulai bertanya-tanya.

"Kenapa semua orang memperhatikanku? Apa karena aku manusia? Atau karena aku memakai kursi roda? Atau karena aku bersama Jisung?" pikiran Luna merayap di benaknya, meninggalkan rasa tidak nyaman yang terus mengganggunya sepanjang perjalanan.

Jisung mendekati telinga Luna dan sengaja membisikkannya sesuatu. "Itu karena kamu cantik, Luna. Semua vampir iri padamu."

Pipi Luna memerah dan ia melotot pada Jisung.

Tidak lama, mereka pun sampai di gedung tujuan, lalu mereka diantar ke sebuah ruangan yang disana sudah ada vampir vampir yang sudah berusia.

Suasana di ruangan itu sangat mencengkam apalagi bagi Luna yang ditatap tajam oleh mereka.

"Apakah kalian pasangan karena ikatan?" tanya ketua organisasi itu.

"Iya tuan, kami pasangan," jawab Jisung mantap.

Antar vampir tua itu mulai berdiskusi, muka mereka seakan tidak setuju dengan keadaan ini, salah satu vampir itu membisikan sesuatu ke ketua.

"Apakah kalian tau, kalian tidak akan bisa berpisah? dan Itu adalah sebuah hinaan bagi para vampir," ucap ketua itu dengan mata merahnya menyala.

"Tapi ini diluar dari kehendak saya, itu terjadi begitu saja tuan," jawab Jisung.

"Kalian harus berpisah, penjaga! pindahkan mereka ke sel yang terpisah" kata ketua itu.

Mereka dibawa ke sebuah sel yang jauh satu sama lainnya. Ketua itu ingin melihat seberapa penting mereka bersama, apakah seperti yang mitos bicarakan.

"Aku tidak boleh bersama Jisung," kata Luna yang semakin pesimis.

"Ngomong apa kamu? Aku yakin kita bisa bersama Luna," tolak Jisung.

"Walau pun kita harus pisah biarkan aku mati bersama kamu Luna," jelas Jisung.

Luna kaget dengan perkataan Jisung "Kamu sudah gila Jisung, bagaimana bisa seperti itu,"

Secrets of the Vampire SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang