41

101 7 0
                                    

Sudah lima bulan Luna berada di rumah sakit, dan ini hari terakhir Luna berada di sana.

Dokter sudah mengizinkan perempuan itu pulang, karena semua lukanya sudah sembuh dan kondisi mentalnya sudah membaik semenjak Mino sering berkunjung.

Jisung sibuk membereskan barang punya Luna, dia merasa lebih semangat dibanding pasangannya itu takut dengan orang luar.

"tenang Luna, kali ini aku berada di samping kamu, aku tidak akan kemana-mana," ucapnya sambil memeluknya erat.

Luna mulai mengizinkan member NCT dream, hyunjin dan Felix menyentuhnya, tapi tidak dengan mencium atau lebih, dan tiba boleh mendadak.

Bagaimana dengan bulan purnama? Luna mengizinkan Jisung meminum darahnya lalu melakukan aktivitas intimnya sendiri-sendiri.

Perempuan itu mengangguk dengan senyuman tipis, walaupun balasannya begitu itu sudah membuat Jisung sangat senang, "rasanya ingin menciumnya," pintanya dalam hati lalu meringis sendiri.

Luna tersenyum lalu menarik baju Jisung, ia memberikan keningnya, dia merasa kasihan dengan pria itu yang selalu mengalah, "kamu gapapa?" tanya Jisung memastikan.

Sang perempuan mengangguk mengizinkan, Jisung mencium kening itu lembut dan Luna meremas sedikit baju kekasihnya karena rasa traumanya muncul.

"Terima kasih Luna," ucap sang pria sambil mencoba menenangkan Luna dengan memeluknya dan menepuk punggungnya pelan hingga wanitanya merasa baikan.

Setelah merasa lebih baik, Luna kembali duduk di kasurnya. Dia ingin membantu, tetapi Jisung selalu menolaknya, takut tidak sengaja menyentuh pasangannya dan membuat histeris.

"Iya emang sedang merasa trauma tapi tidak seperti itu," dengusnya, ia mulai bisa mengeluarkan perasaannya, namun muka dan mulutnya terlalu kaku, jadi hanya bisa mengoceh dengan telepati, membuat Jisung tertawa puas.

"Benarkah?" tanya Jisung sambil menarik pinggul kekasihnya itu, membuat wanita itu nyaris teriak ketakutan dibuatnya.

Melihat reaksi Luna ia langsung melepas tangannya "m-maaf Lun, aku tidak sadar melakukan itu" lalu dia menghapus air mata wanitanya yang mulai jatuh.

Jisung mencoba memeluk Luna perlahan lalu menepuk punggungnya lagi agar rasa traumanya berkurang "maaf, maaf Lun, aku merasa terlalu bersemangat dengan kemajuan kamu,"

Luna tidak menanggapi kata-katanya ia sedang fokus mencoba menenangkan detak jantungnya yang berdetak kencang karena panik.

Sudah lima menit Luna mencoba menenangkan diri sendiri, akhirnya rasanya sudah lebih tenang sekarang dan Jisung menyuruhnya untuk tidur dan beristirahat sebentar, dan wanita itu pun tertidur lelap.

Jisung keluar dari kamar Luna lalu ia duduk di kursi depan kamar dengan kakinya sudah lemas, tenaganya terasa terkuras setiap melihat pasangannya panik.

"Semangat Jisung, sekarang sudah ada banyak kemajuan," ucapnya menyemangati diri sendiri.

Jisung menghembuskan napasnya lalu membuka kamar Luna, dan mulai merapihkan barang yang perlu dibawa untuk besok, setelah semua selesai ia duduk sebelah kasur dan mengelus kepala wanita yang paling dia sayang sambil menatapnya "cantik,"

Luna yang sudah terbangun dari tadi mengenggam tangan Jisung yang berada dikepalanya lalu kembali tertidur, "bukankah ini kemajuan yang sangat besar? kamu mau memegang tanganku dan ditambah senyuman itu sudah lama aku tidak lihat," katanya semangat dalam hati.

"Cantik," ucapnya lagi membuat muka Luna memerah, wanita itu baru mau tenggelam kedalam mimpi terbangun kembali karena ucapan Jisung.

Jisung mengeratkan genggamannya lalu naik ke kasur Luna untuk ikut tidur, kekasihnya sudah terbiasa dengannya yang ikut tidur di kasur rumah sakit semenjak sebulan lalu karena ia terus memaksanya.

Secrets of the Vampire SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang