10

406 20 2
                                    

Keesokan paginya, Luna terbangun dengan perasaan campur aduk. Dia menatap wajah Jisung yang masih tertidur dengan tenang di sampingnya.

Dalam kebingungannya, dia merenung tentang hubungan mereka. Apa yang sebenarnya terjadi semalam? Apakah ini hanya akibat bulan purnama atau ada yang lebih dalam di antara mereka?

Sementara itu, Jisung juga terbangun dengan pikiran yang penuh kebingungan. Dia menatap Luna yang sedang merenung dengan penuh pertanyaan di wajahnya. Apakah dia harus membicarakan apa yang terjadi semalam atau lebih baik membiarkannya?

Mereka berdua saling bertatapan, mencoba mencari jawaban dalam keheningan pagi itu. Namun, jawaban itu tampaknya masih tersembunyi di balik lapisan-lapisan perasaan yang rumit di hati mereka.

Jisung memilih untuk mandi duluan. Saat dia berjalan ke kamar mandi, tubuhnya tak terhalang oleh pakaian sama sekali, membuat Luna menutup matanya.

Jisung tertawa saat melihat reaksi lucu Luna. Dia langsung masuk ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.

Sementara itu, jantung Luna semakin tidak karuan saat melihat itu dan mengingat apa yang terjadi tadi malam.

"Aaahhh aku maluuu," teriak batinnya Luna.

Jisung yang mendengar suara Luna dari telepatinya tertawa lebih kencang.

"Apakah aku mulai menyukai Luna?" pikir Jisung.

Luna merasa penasaran dengan perasaan Jisung setelah mendengar perkataannya dalam pikirannya.

Jisung keluar dari kamar mandi dan mengenakan pakaian yang dia pakai sebelumnya, lalu dia membawa baju untuk Luna.

"Pertama-tama, pakai dulu baju ini, baru aku antar kamu ke kamar mandi," perintah Jisung.

"Kenapa kamu harus mengantarku?" Tanya Luna dengan nada judes karena merasa canggung.

"Kamu yakin bisa jalan setelah kejadian tadi malam? Kamu bahkan untuk duduk saja masih kesakitan," jawab Jisung sambil melihat ke arah bagian bawah Luna, dan langsung menutupinya dengan tangannya.

"Baiklah baiklah, jangan melihat aku seperti itu," kata Luna sambil merasa malu.

Luna segera selesai memakai bajunya, lalu Jisung mengangkat Luna ke kamar mandi.

"Kalau perlu apa-apa, bilang ya. Aku ada di luar," jelas Jisung.

Luna mulai membersihkan dirinya, dan setelah mandi, dia terkejut melihat banyak bercak ungu di leher dan dadanya saat melihat cermin.

"Jisung, ini gimana aku nutupin leher aku kalau begini?" teriak Luna melalui telepati.

Jisung yang mendengar itu langsung kaget dan berlari ke kamar mandi untuk memeriksa Luna, dia melihat bahwa Luna belum mengenakan bajunya, dan dia hanya bisa menelan ludahnya.

"Mana? Coba sini lihat," kata Jisung dengan gugup, berusaha untuk tidak melihat tubuh Luna, tetapi hanya fokus pada bercak ungunya.

"Tinggal tutup pakai make up kan?" Jawab Jisung sambil mencari tutorial di YouTube.

Luna kesal mendengarnya. "Sayang foundationku, Jisung," rasanya ia ingin mencubitnya.

"Ya mau gimana lagi? Aku juga melakukan ini di luar kesadaranku. Atau biarkan saja terlihat jelas?" Jawab Jisung sambil menaik-turunkan alisnya. Luna langsung memukulnya karena kesal.

"Lagi pula, hari ini kamu izin kuliah dulu aja. Lebih baik kamu beristirahat di sini, sampai kamu bisa jalan normal lagi," jelas Jisung.

"Untuk masalah makanan, nanti aku antar makanan kamu ke sini." Luna yang mendengarnya merasa kesal.

Secrets of the Vampire SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang