8

395 21 1
                                    

Felix merenung di dormnya, memikirkan semua yang telah dia dengar dari Luna. Dia tahu bahwa situasi ini jauh lebih rumit daripada yang dia bayangkan.

Saat tengah malam, NCT Dream berkumpul di tempat yang telah mereka sepakati. "Kita harus hati-hati. Felix bukan orang yang mudah diyakinkan," kata Jaemin.

"Kita harus membuatnya mengerti betapa berbahayanya jika informasi ini tersebar," tambah Mark.

Mereka menuju dorm Felix. Sesampainya di depan pintu, Jisung mengetuk pintu dorm Stray Kids. Felix membuka pintu dan terkejut melihat mereka.

"Kita perlu bicara," kata Jisung dengan tegas.

Felix mengangguk dan mereka berkumpul di tempat yang sepi di luar dorm. "Aku tahu kalian datang untuk ini," katanya.

"Kami butuh jaminan darimu, Felix. Kamu harus merahasiakan ini," kata Chenle dengan nada serius.

Felix menghela napas. "Aku tidak berniat membocorkan apa pun, tapi aku ingin tahu lebih banyak. Beri tahu semua mengenai ikatan itu?"

Jisung dan teman-temannya menjelaskan semua yang mereka tahu mengenai ikatan itu. Setelah mendengar penjelasan dari NCT Dream, Felix terkejut dan merasa kasihan kepada Luna. Bagi Felix, Luna sudah seperti adiknya sendiri.

Setelah mendengar semua penjelasan, Felix mengangguk pelan. "Baiklah, aku mengerti betapa pentingnya merahasiakan ini. Tapi kalian harus memastikan Luna aman. Kalau ada yang membahayakan dia, aku tidak akan tinggal diam."

Akhirnya, hari pertunjukan tiba. Backstage penuh dengan energi gugup dan antusiasme. Luna, Kenta, dan Mia memastikan setiap detail sudah siap. Jisung dan Glory juga tampak percaya diri dan siap untuk memamerkan desain yang sudah mereka persiapkan.

Luna mulai mendandani Jisung sementara Mia mendandani Glory.

Saat Luna mendandaninya, Jisung merasa kagum melihat Luna dari dekat. Wajahnya yang kecil, rambutnya yang terurai bergelombang, dan bibirnya yang merah dengan senyuman tipis membuat wajah Luna terlihat manis bagi Jisung.

Luna, yang merasa dilihat oleh Jisung dan mendengar pikiran pria itu, menjadi gugup dan mukanya memerah. Entah mengapa, bagi Jisung, Luna semakin terlihat imut.

Luna berusaha mengalihkan perhatiannya kembali ke tugas di depannya. "Fokus, Luna," pikirnya sambil merapikan rambut Jisung. Namun, debar jantungnya tak bisa disembunyikan.

"Kenapa mukamu merah, Luna?" goda Jisung dengan senyum jahil. Luna hanya mendengus pelan, berusaha tak menggubris godaan Jisung.

Setelah semua persiapan selesai, mereka bersiap di belakang panggung. Suasana semakin tegang saat pengumuman dimulai. Lampu-lampu sorot menyoroti panggung, dan penonton mulai memenuhi tempat duduk mereka. Musik mulai mengalun, menandai awal dari pertunjukan.

Jisung dan Glory melangkah ke panggung dengan percaya diri, memperlihatkan keindahan desain Luna, Kenta, dan Mia. Gaun-gaun itu tampak hidup di tubuh mereka, memancarkan pesona dan keanggunan yang luar biasa.

Saat pengumuman perlombaan tiba, sayangnya mereka tidak menang, hanya mendapatkan juara tiga. Namun, berkat upaya tim Luna, Glory mendapat banyak tawaran menjadi model.

Meskipun begitu, mereka merasa bersyukur atas keberhasilan Glory. Setelah acara selesai, mereka berkumpul di ruang desain dan merayakan keberhasilan desain mereka. Setidaknya, mereka berhasil menyelesaikan acara tanpa masalah, pikir mereka.

Di tengah perayaan, Felix mengetuk pintu ruang desain untuk bertemu Luna. Mia membukakan pintu dan Felix meminta izin untuk bertemu Luna sambil memberikan bunga untuk tim Luna kepada Mia.

Secrets of the Vampire SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang