Setelah Jisung melihat sosial medianya ia memilih menjemput Luna di depan kelasnya, karena di depan kelas itu sudah penuh oleh orang-orang yang penasaran dengan mukanya, bahkan beberapa reporter pun sudah mulai memenuhi depan kelas itu.
Keluar dari kelas Jisung langsung menutup muka Luna dengan topinya, lalu menariknya dari keramaian hingga ke dalam mobil, wanita itu menunduk sepanjang perjalanan ke mobil dan para reporter terus memotret muka Jisung yang tidak ditutupi apa pun.
"Sudah aman Lun, ayo masuk mobil," ucap Jisung sambil membukakan pintu mobilnya.
Namun bukannya masuk, malah memeluk pria itu sambil menangis, "Jisung aku takut,"
"Iya aku tau, tapi masuk mobil dulu ya, aku takut reporternya kejar kita sampai sini," bujuk Jisung.
Luna pun mengangguk lalu masuk ke dalam mobil, sepanjang perjalanan pulang Luna tidak bicara sama sekali.
"Jisung maaf, para reporter itu malah memotret kamu," ucap Luna tiba-tiba merasa bersalah.
Pria itu hanya tersenyum baginya itu bukan hal yang besar harus dia pikirkan, lagi pula orang-orang sudah tau.
"Tapi tetap saja aku merasa bersalah Sung" tolak Luna.
Jisung meraih tangannya "Luna tenang, aku baik-baik saja, lagi pula mau sampai kapan kita merahasiakannya, kasian Mino,"
Luna hanya diam dan membalas tangan Jisung lalu menciumnya seakan menyutujui kata-kata pria itu.
Melihat muka Luna yang sembab membuat ia tidak jadi membawa pulang kekasihnya "mau makan dulu baru pulang? Aku takut Mino nanti tanya kamu kenapa karena muka kamu sembab banget Lun," ucap nya sambil mengelus pipi wanitanya.
"Aku ingin di mobil aja," tolak Luna masih dengan isakannya.
Jisung mengangguk, lalu ia memilih untuk membawa Luna ke sebuah parkiran, dan dia pindah ke kursi belakang.
"Sini Lun," ajaknya ke kepelukannya sambil merengangkan tangan.
Luna sedikit terhibur dengan idenya Jisung, lalu ia pindah ke belakang dan membalas pelukannya, membuat wanita itu menangis lebih kencang dari sebelumnya.
Jisung memeluknya lebih erat lalu mengelusnya, ia tau Luna sangat ketakutan sekarang, dia memilih untuk tidak bersuara hingga kekasihnya merasa lebih baik.
Beberapa menit kemudian akhirnya tangisannya berubah menjadi isakan petanda sudah agak mendingan.
Luna melihat ke arah Jisung, rasanya sedikit malu, "makasih Sung," ucapnya dengan mukanya mulai memerah.
"Iya, Lun. Kenapa kamu harus malu?" tanya Jisung bercanda. Perasaannya sekarang sudah terlalu peka, membuat Luna semakin malu.
Luna menjauh dari pria itu karena rasa malunya. Namun belum sempat menjauh Jisung sudah menariknya lagi membuat muka mereka lebih dekat.
"Ga usah gugup gitu, bukannya udah biasa ya?" candanya lagi, entah mengapa muka sembabnya Luna membuat lelaki itu tertarik.
"Aku tau pikiran kotor kamu Jisung," jawab Luna dengan mata menyipit lalu menyembunyikan mukanya ke leher Jisung.
Jisung hanya tertawa geli karena tingkah pasangannya, "udah mendingan Lun, makan ya? sekarang udah malam, kita makan di mobil aja, aku ga mau kamu sakit,"
Luna mengangguk tapi tidak kunjung melepas pelukannya membuat Jisung semakin berpikir yang tidak-tidak karena napas perempuan itu menggelitik lehernya.
"Luna udah ya, aku takut buat anak lagi," kata Jisung sambil tertawa membuat perempuan itu mendorong dirinya dari pelukan itu dengan muka yang sudah memerah padam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets of the Vampire School
FanfictionLuna adalah seorang fangirl setia yang tergila-gila dengan boyband terkenal, "NCT Dream." Ketika mendengar bahwa seluruh anggota NCT Dream akan berkuliah di sebuah universitas elit yang baru dibuka, dia bertekad untuk diterima di universitas yang sa...