"Nini, ini buat Nini."
Juni yang sedang rebahan di lantai sambil menonton TV bareng sang mama pun langsung tengkurap dan menyambut antusias uang yang diberikan sang papa. "WUIIIHHH! Ada apa, nih??? Serius buat aku?" tanyanya sambil menatap beberapa lembar seratus ribuan di tangannya.
Nasruddin manggut-manggut. "Serius, dong. Semangat kerjanya, ya!"
Junior yang tengah duduk di sofa, melihat itu pun mau tidak mau jadi senewen. "Buset, Pa. Yang masih kuliah, kan, Juju! Pantas aja negara ini nggak maju. Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin!" gerutunya, kesal.
"Juju emangnya juga mau?" tawar Nasruddin.
"Maulah!"
"Ya udah, ikut Papa dulu sini sebentar."
Meski bingung, Junior tetap mengekori dengan semangat 45 sang papa yang membawanya ke tempat agak jauh di mana Juni tidak bisa menguping dari posisinya. Duit, duit, duit! Begitulah kira-kira senandung Junior dalam hati sekarang.
Nahas, harapannya pupus begitu Nasruddin mulai buka suara untuk menjelaskan situasi.
"Ju, ini, tuh, bukan uang Papa."
"Maksudnya?"
Nasruddin menghela napas. "Ini dari William. Papa disaranin ngasih sekarang karena dia mau ke sini. Makanya kamu nggak dapat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Jodoh
RomancePrinsip Junifer adalah hidup suka-suka. Tidak pernah pusing akan apa pun, terlebih soal menikah yang bukan tujuan utamanya. Mau, tapi santai saja. Sampai seorang lelaki bernama William Laskar datang ke kantornya, biro jodoh terkenal di kalangan para...