"Duh, ada yang kasmaran, nih. Udah jadian, ya, Pak?"
William yang sedang sibuk mengamati foto-fotonya dengan Juni pada Jumat lalu pun lantas tersenyum malu-malu saat Dennis meledeknya di hadapan seluruh guru. "Belum, kok."
Ya, mau bagaimana lagi? Memang begitulah nyatanya. Dirinya dan Juni seperti sedang menjalin hubungan tanpa status sampai mendapat restu resmi dari sang bunda.
Mau tidak mau, sudut bibir William tertarik samar saat memorinya kembali memutar adegan ketika mereka memilih menghabiskan es krim di taman umum yang tidak jauh dari kedai dan sekolah Windy. Tempat yang penuh dengan hamparan rumput serta bunga-bunga cerah sehingga membuat lokasi tersebut dipenuhi beberapa pasangan lain.
"Kamu beneran nggak mau jadi pacar aku dulu?" tanya William, begitu es krimnya telah habis.
"Nope! Gue mau si Ketan itu kalah dulu," jawab Juni, apa adanya.
William mengembuskan napas, berat. "Sebenarnya, kamu udah menang, kok."
Juni yang sedang menjilati sendok plastik es krimnya pun langsung menoleh dengan antusias. "Bunda lo udah suka gue???"
William meringis kecil karena kebingungan menjawab. Tidak berani berbohong, tapi juga tidak ingin Nininya tersinggung mengingat reaksi Widia semalam masih terdengar kurang menyukai perempuan itu. "K-kamu menang di hati aku maksudnya," balas lelaki itu, malu-malu.
Juni pun tersenyum masam. "Gue, kan, maunya nikah sama lo. Ingat, gue lagi ngejar jodoh! Jodoh itu berarti sampai nikah. Bahkan sampai meninggal!" sungutnya, yang sanggup membuat William tertawa geli sampai jatuh bersandar di bahu Juni yang terasa kecil untuknya.
"Kamu ini, omongannya ada-ada aja. Iya, iyaaa. Nikahnya sama aku, kok." Bibir di wajah tampan tersebut pun menampilkan senyum paling manis sampai es krim vanila Juni minder karenanya. "Tapi, kamu beneran nggak masalah, kan, nikah sama aku?" tanyanya, usai menarik diri agar bisa memandang jelas wajah Nininya.
Juni hanya melayangkan tatapan bertanya dengan sebelah alis terangkat sambil mengulum sendok es krimnya.
"Soalnya, aku nggak lebih mapan dari kamu." William mengangkat bahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Jodoh
RomancePrinsip Junifer adalah hidup suka-suka. Tidak pernah pusing akan apa pun, terlebih soal menikah yang bukan tujuan utamanya. Mau, tapi santai saja. Sampai seorang lelaki bernama William Laskar datang ke kantornya, biro jodoh terkenal di kalangan para...