BAB 46: Baik Berarti Buruk

4.8K 1K 131
                                    

"Nirmala nyerahin diri ke polisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nirmala nyerahin diri ke polisi."

Juni hanya terdiam, menatap lurus Dennis yang duduk di depannya dengan kedua tangan bersedekap. Saat ini keduanya memang berada di ruang konsul Rumah Jodoh setelah Dennis datang dan ingin berbicara empat mata dengannya. Juni yang enggan mengobrol di tempat lain pun memilih untuk mempersilakan Dennis masuk.

Melihat respons Juni yang setia bergeming selama beberapa detik, Dennis pun mengernyit, "Lo nggak senang?"

Juni mengangkat bahu. "Gue nggak mau repot lagi urusan sama polisi."

"Lo bisa tenang kalau gitu, karena kali ini nyokap gue yang turun tangan." Dennis melihat Juni membuang pandangan, menatap ke luar jendela kafe di mana kendaraan tampak berlalu lalang. "And now, let's talk about Will."

Juni berdecak. "How about, let's not talk about him?" tukasnya.

"Dia nggak tahu apa-apa tentang Nirmala."

Juni mendengkus remeh. "Dia yang ngirim lo ke gue buat bahas ini?" tuduhnya, beralasan. Pasalnya, Juni memang telah memblokir nomor William dan mem-banned lelaki itu di Rumah Jodoh, bahkan rumahnya sendiri. Semua tempat yang memungkinkan untuk William kunjungi, Juni tutup rapat-rapat. Dan bukan Juni tidak sadar bila lelaki itu mencarinya, karena semua laporan juga masuk ke Juni. Mulai dari resepsionis dan satpam Rumah Jodoh, hingga seluruh anggota keluarga Juni, mereka senantiasa memberi tahu Juni bahwa William datang—lagi—untuk mencarinya.

"Nggak sama sekali. Gue cuma nggak tega karena dia kelihatan kacau belakangan ini."

"Udah seharusnya begitu." Juni menyilang kakinya dan menatap Dennis dengan sebelah mata berkedut. "Lo tahu apa yang benar-benar bikin gue marah? Bukan kenyataan kalau Nirmala nggak sengaja hampir bunuh gue, tapi kenyataan kalau William justru ngebela dia dibanding gue yang saat itu masih pacarnya."

"Tapi William nggak tahu ..." Melihat Juni memutar kedua matanya, Dennis terburu-buru menambahkan, "Look, gue emang nggak punya hak buat maksa lo buat dengarin penjelasan William. Tapi, dia emang beneran nggak tahu apa-apa. Justru sebenarnya, dia juga korban Nirmala di sini. Nirmala nguntit dia bertahun-tahun dulu—"

"Jangan lo coba-coba bela dia atau lo ikutan gue tendang dari sini," ancam Juni dengan bibir menipis. "Look, lo emang nggak punya hak buat maksa gue buat dengarin penjelasan William. Masa bodoh dia beneran nggak tahu apa-apa. Nggak peduli dia juga korban Nirmala karena gue nggak ada urusan lagi sama dia," balas Juni, membalikkan kata-kata Dennis.

"Juni—"

"Jangan sok akrab. Kita nggak pernah dekat. Kalau lo menganggap permasalahan ini menyangkut lo juga karena ngelibatin adik tiri dan rekan lo, jadi lo pantas ikut campur dengan berlagak kenal gue, lo salah besar." Juni bangkit dari kursinya, lalu melayangkan tatapan tajam pada Dennis yang kini berada di bawahnya seakan menunjukkan kuasanya di sini. "Mau pergi dengan sukarela atau tunggu satpam nyeret lo keluar? Suit yourself, Dude."

Mengejar JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang