Sebelum membaca jangan Lupa Vote dan komennya dulu sayangku!.
HAPPY READING
_
Jogja adalah kota yang sangat indah dan megah, ntah kenapa melihat sekeliling dengan hawa dingin terpancar pada malam hari membuat Artha semakin merasa berada di Zaman masa penjajahan dulu. Sedari awal, jogja di dalam fikirannya benar benar zaman yang bersejarah saat itu, dia benar benar sangat menyukainya tanpa berniat memalingkan wajahnya sampai sampai pria yang saat ini berada di sampingnya pun mendengus, sedikit mengganggu kenyamanannya.
Artha melirik ke arah Topan sejenak, pria itu sedang melihat keluar jendela taksi dengan menopang dagunya, berkomat kamit tanpa suara tidak terdengar apa yang sedang dia katakan.
Binar di wajah Artha ketika melihat keluar jendela benar benar jauh berbeda ketika melihatnya, apakah ini ekspresi yang di tunjukkan oleh Artha ketika dia menyukai atau menantikan sesuatu?. tatapan dengan binar kagum, terlihat sangat gemerlap di mata Topan, ia benar benar cemburu karena itu.
"apa?."
suara yang tiba tiba terdengar membuat Topan melirik ke arah Artha sejenak, lalu kemudian ia kembali melihat keluar jendela.
"Gue di kacangin, males. padahal baru aja datang kemarin."Artha menghela nafas, benar juga. Kedatangan Topan yang tiba tiba kemarin, tidak berhenti melepaskan pelukannya sepanjang malam, lalu di pagi harinya ia meninggalkan pria itu di kamar sendiri, sedangkan dirinya pergi kepenutupan cara olimpiadenya. dan tidak di ragukan lagi, sudah jelas kalau dirinya lah pemenangnya.
Mendapatkan juara pertama dengan skor nilai yang jauh lebih tinggi dari dengan pemenang yang berada di bawahnya, Kepala sekolah bahkan Arsya pun datang mengadirinya, Dan seperti biasa, Ayahnya akan selalu sibuk dan tidak akan mempunyai waktu untuk datang.
Ucapan selamat yang selalu di ucapkan kepadanya membuat ia sama sekali tidak bahagia, malahan ia sangat ingin cepat pergi dari kerumunan itu sekarang, kembali ke hotel miliknya dan bertemu dengan kekasihnya yang kalau dia sudah bangun dari tidurnya, ia akan langsung di hadapkan dengan seorang pria yang sedang merajuk seperti anak kecil, dan benar saja. Ketika ia sampai, pria itu yang awalnya duduk sembari melihat ke arah pintu kamar, ketika melihat dia datang, ia langsung berbalik membelakanginya, kekanakan sekali bukan?.
Flasback on/
Artha menghela nafas, melihat ke punggung pria besar itu yang sedang membelakanginya, dengan memegang bunga dan hadiah hadiah yang ia terima, tanpa datang dan menghampiri Topan, malahan ia berjalan ke arah Meja lalu meletakkan Hadiahmya sembari melonggarkan dasinya, yang terasa menyesakkan, lalu kemudian kembali berjalan ke arah lemari.
Dengan perlahan membuka pakaiannya, hingga bulu kuduk nya sedikit berdiri ketika merasakan sepasang mata yang seperti menatapnya dengan sangat intens. Ketika selesai melepaskan pakaiannya dan berganti dengan pakaian santai, ia pun berbalik. melihat ke arah Topan yang tiba tiba memalingkan wajahnya ke arah lain.
Berjalan mendekat ia pun berdiri di depan Topan tanpa berniat menyentuh pria itu. "Apalagi yang buat lo kesel?. Merajuk kek anak kecil, Udah berapa umur lo?. nyusahin banget."
Topan seketika mendongak, melihat ke arah Wajah Artha dengan pelupuk mata yang sudah berlinang, Lagi lagi seperti yang Artha duga, Topan akan menangis lagi. "jangan nangis, Lo tambah nyusahin kalau nangis."
Tanpa di duga, Topan mengulum bibirnya, menggigit bibir bawahnya mencoba menahan isakan tangisnya, dengan mata yang masih menatap mata Artha yang melihat nya dengan kesal. "Mending lo ngomong deh, Daripada nangis kek bocah."
Topan membuka mulutnya sedikit dengan masih mencoba menahan air matanya. "Jangan galak galak gitu dong." ujarnya lalu kemudian mengigit bibir bawahnya lagi. "Gue kangen tau nggak sih." lanjutnya lalu kemudian kembali mengulum bibirnya menunduk.
Artha mengulurkan tangannya, lalu kemudian mendorong kepala Topan perutnya, memeluk pria itu dengan posisi berdiri. "Udah jangan nangis, Gue udah bilang bukan?. lo nyusahin kalau nangis."
"Jangan gituu." ujarnya dengan suara yang teredam di dalam pelukan Artha.
Lagi lagi Artha menghela nafas, dengan sedikit menundukkan tubuhnya ia menggosok punggung Topan perlahan. "Gue kesiangan buat hadirin acara penutupan, Dan lo meluk gue erat banget semalam sampai Paginya badan gue sakit semua. Gue tau lo kangen, tapi lo beneran kangen atau cuma merasa bersalah dengan apa yang terjadi pada tempo hari di telfon?."
Topan langsung mendorong tubuh Artha sedikit menjauh, lalu kemudian menatap Mata Artha dengan wajah seriusnya."Gue beneran kangen, tapi soal kejadian di telfon itu juga bukan ada sesuatu yang mencurigakan. Gue juga nggak mau lo salah faham, makanya gue cepat cepat datang ke sini."
Artha menatap wajah itu intens, Wajah serius dengan semua sisi wajahnya yang memerah setelah menangis, tampak lucu membuat Apa yang barusan di katakan pria itu tidak terlalu ia dengarkan, menarik hidung Topan hingga cairan bening langsung lengket di tangannya tanpa merasa jijik sama sekali. "Gue kek melihara bocah." Ujarnya melangkah, lalu kemudian melangkah pergi duduk di sofa. mengambil tisu di atas meja, lalu membersihkannya.
Topan diam sejenak, lalu kemudian melangkah mendekat ke arah Artha, Artha yang duduk santai dengan memainkan ponselnya, melihat pesan ucapan selamat, menscroll nya kebawah tanpa berniat membalas. tiba tiba di kejutkan dengan Topan yang datang langsung duduk di pangkuannya. Sepertinya, masih berlanjut.
"Hari ini bareng Gue kan?." ujarnya dengan melihat tepat ke mata Artha, tangan yang melingkar di leher Artha, benar benar seperti seorang wanita, namun Artha sama sekali tidak membencinya.
Ia menggeleng. "sore nanti gue mau keliling Jogja. lo di rumah aja, gue gak bakal lama."
Jawaban darinya membuat mereka sampai di situasi seperti ini. Topan yang tiba tiba memaksa ikut, Dan penolakannya sama sekali tidak di gubris pria itu.
Flasback off/
"Sedari awal, Gue nggak maksa lo buat ikut. "
"Ya gue ikut lah, Cowok apaan gue kalau lo gue biarin pergi keluar sendirian sama taksi doang."
Artha memutar bola matanya malas. sudah jelas ini hanya sebuah alasan. "Padahal nangis sampai cegukan tadi, tapi masih dengan pedenya bilang cowok apaan." Geruti Artha dengan suara kecil, ingin membantah perkataan pria itu.
"Apa lo bilang?." Tanya Topan ketika ia sedikit mendengar apa gerututan Artha tadi.
Artha menghela nafas, "Gue juga laki laki kalau lo lupa. siapa yang bilang kalau gue nggak bisa jaga diri sendiri?."
Topan membulatkan matanya sempurna dan langsung berdiri tegak melihat ke arah Artha."Apa apaan, Lo nggak boleh semandiri itu dong, masa iya lo gitu si?."
"apa masalahnya?. kenyataannya juga gitu."
"Hei, Artha.. No No No." ujarnya mengayunkan jari telunjuknya di depan Artha. "apapun yang lo lakuin, lo harus libatin gue sebagai cowok lo."
Artha memukul kepala Topan cukup keras membuat pria itu langsung menggosok kepalanya berulang ulang. "jangan alay." singkatnya lalu kemudian kembali menoleh keluar jendela. Melirik dari pantulan kaca ke arah wajah Topan yang cemberut. ia tersenyum tipis.
TBC
Kangen jihan kan ya?. sama kok.. Jihan juga.
banyak banyakin komen ya, biar jihan jadi semangat Updatenya, dan jangan lupa Vote juga. sampai jumpa lagi!.

KAMU SEDANG MEMBACA
[BXB] KISSING NERD
Teen FictionUntuk mengobati hal aneh yang terjadi pada dirinya, Atas saran yang di berikan oleh sepupunya, Ia pun pergi kesalah satu Bar untuk menemukan seseorang yang bisa menyembuhkan hal yang terjadi padanya. Sudah 17 tahu ia hidup di dunia ini, Sekalipun i...