Jeno dan Sejarah

249 21 0
                                    

Siang hari, Renjun terus menguap di dalam kelas. Saat ini pelajaran yang paling sulit masuk ke dalam otaknya tengah berlangsung, Sejarah.

Pelajaran sejarah menjadi salah satu pelajaran yang paling Renjun benci. Bukan karena Renjun tak menghormati jasa pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan negaranya, tapi dia malas sekali harus menghafal nama orang, nama istri orang, nama anak orang, tempat lahirnya, tempat meninggalnya, tanggal lahirnya, tanggal matinya, ahhh itu membuat kepulan asap di otak Renjun.

"Oke semuanya, seperti yang saya sudah jelaskan tadi, untuk minggu selanjutnya akan ada 8 poin yang harus dibahas. Jadi biar makin seru kelasnya, hari ini saya akan bagi 8 kelompok untuk membahasnya minggu depan."

Riuh dan ramai seketika kelas itu, karena mereka berebut ingin satu kelompok. Tapi berbeda dengan Renjun. Karena dia benci pelajaran ini, dia sama sekali tak berminat ingin satu kelompok dengan siapa pun. Karena dia hanya akan jadi beban kelompoknya nanti.

Guru di depan menunjuk 8 orang sebagi pemimpin kelompok berdasarkan rank kelas ini. Dan nantinya mereka sendiri yang akan memilih anggota kelompok mereka sendiri.

Renjun pasrah, mau satu kelompok dengan siapapun dia terima.

"Jeno silahkan satu nama." Guru di depan siap menuliskan nama yang akan di sebut Jeno.

"Renjun."

Renjun terkaget sampai dia menjatuhkan bukunya. Orang nomor satu di sekolah ini menyebut nama dirinya pertama kali.

Beberapa murid tertawa melihat reaksi Renjun, tapi beberapa juga menaruh iri padanya. Siapa juga yang tidak iri, jika satu kelompok dengan Jeno, otomatis nilainya akan sempurna.

Renjun mengambil bukunya yang terjatuh, lantas tak sengaja menatap Jeno yang tengah menatapnya juga. Dia sebenarnya sangat bersyukur Jeno memilihnya. Tapi alasan apa yang membuat dia dipilih oleh Jeno. Padahal satu kelas ini tahu bagaimana Renjun dan pelajaran sejarah.

"Ekhemm, kayanya bakalan ada pasangan nih di kelas." Bisik Yangyang menggoda Renjun.

"Gue sumpel kaos kaki ya mulut lo."

"Jahat banget sih Lee Renjun."

"Sekali lagi lo gitu, gue botakin."

Yangyang menggerak-gerakan badannya agar terlihat menggemaskan didepan Renjun, tapi itu bukannya menggemaskan, malah menyeramkan.

"Yangyang."

Nama Yangyang disebut jeno sebagai teman satu kelompoknya yang kedua. Reflek Yangyang berdiri lantas berteriak kegirangan seperti suporter bola yang melihat pemain dukungannya mencetak gol. Semua murid menertawakan kelakuannya. Bahkan guru di depan pun terlihat tertawa melihat kelakuan ajaib muridnya itu.

"Anjirr Jun, gue disebut Jeno. Jeno tau nama gue Jun." Yangyang yang heboh mendekat kearah Renjun.

"Selamat yaa." Ucap Renjun.

"Selamat juga ya." Balas Yangyang.

Mereka berdua saling menyelamati, karena sudah bisa dipastikan nilai mereka akan sempurna di tangan Jeno. Ingat ya, DI TANGAN JENO.

Jam istirahat, Renjun dan Yangyang mendekat ke meja Jeno.

"Hai Jeno." Sapa Yangyang malu-malu.

"Hemm." Balas sapa Jeno.

"Kenapa lo milih kita buat jadi temen sekelompok lo, perasaan setahun kebelakang, lo aja kaya nggak kenal sama kita."

Jeno menopang dagunya dengan satu tangan lantas menjawab, "emhh biar gue bisa suruh-suruh lo berdua."

APUS | HyuckRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang