Jaemin Mengaku

119 7 0
                                    

Mereka menyimpan motor dan helm mereka di tempatnya. Kedai makanan itu tidak terlalu ramai pada sore hari. Jadi mereka leluasa untuk duduk dimana saja. Renjun memutuskan duduk di meja paling pojok. Mereka semua menyetujuinya.

"Gue deket Renjun." Ujar Haechan sambil mendekat pada Renjun.

"Sumpah ya Chan, gue siram pake air panas." Yangyang emosi melihat kelakuan manusia ajaib satu ini.

Karena tak mau ribut, Renjun menggeser kursinya. Dan kini dia di apit oleh Haechan dan Jaemin. Sementara Yangyang ada di sebarang mereka dengan leluasa.

"Kalian pesen aja apa yang kalian mau." Ucap Jaemin setelah menu makanan di antarkan oleh pelayan.

"Wahh gue sih pengen yang ini." Haechan menunjuk menu paling mahal disana. Dia sengaja.

"Gak. Jangan pesen itu." Renjun malu melihat ketidaktahuan diri Haechan. Padahal Renjun sendiri tahu, Jaemin pasti tidak akan keberatan.

"Gue pengen ini."

"Mahal Chan."

"Ya gak papa, mumpung ditraktir anak yang punya sekolah." Banyak penekanan di ucapan Haechan.

"Nggak." Dengan jelas sekali Renjun mengucapkannya.

"Gak papa Jun, pesen aja." Ucap Jaemin sambil memegang tangan Renjun yang tengah menunjuk menu.

"Jangan pegang-pegang juga dong." Ucap Haechan seraya menyingkirkan tangan Jaemin dari Renjun.

"Udah Chan." Renjun menahan emosinya.

"Tapi Jun.."

"Lo kalo masih mau di sini, DIEM."

Haechan diam, dan benar-benar diam. Tapi matanya tak bisa berbohong, dia ingin sekali menonjok wajah Jaemin itu. Seperti ada suara di kepala Haechan 'heemm lo pengen saingan ya sama gue, liat aja entar. Siapapun lawan gue, gak akan pernah dia menang'. Begitulah isi kepala Haechan.

Setelah menunggu lumayan lama, makanan mereka satu persatu datang. Tak banyak bicara lagi, mereka menikmati makanan itu.

"Injunaaa, pengen itu." Haechan menunjuk potongan daging dekat Renjun.

Sebenarnya Renjun ingin tertawa melihat Haechan menunjuk daging itu dengan gaya seperti anak kecil. Tapi urung, bisa-bisa Haechan salah sangka padanya. Renjun memindahkan daging yang di tunjuk Haechan ke dalam piring kecil, lalu memberikannya.

"Suapin."

Baiklah, daripada tantrum, Renjun mencapit sepotong daging itu lalu memasukannya ke dalam mulut Haechan yang sudah terbuka lebar. Renjun tersenyum melihat sisi lain dari Haechan yang seperti ini. Sepertinya ini pertama kalinya dia dengan sadar dan tulus tersenyum pada Haechan.

"Lo berdua kalo mau pacaran jangan disini, jijik gue." Sindir Yangyang.

"Siapa yang pacaran?" Tanya Renjun.

"Lo sama tuh ulet uget-uget."

"Timbang gue nyuapin doang. Lo mau hah gue suapin?"

"Mau." Jawab cepat Jaemin.

Semua terkejut, termasuk Haechan yang kini merubah ekspresinya. Apa-apaan Jaemin ini. Yang ditanya Yangyang kok dia yang jawab.

Renjun mencapit daging lagi, lantas menyuapkannya pada Jaemin. Jaemin tersenyum.

Renjun sebenarnya masih terpesona dengan penampilan Jaemin yang berubah ini. Dia seperti seorang pangeran yang datang untuk menjemput seorang putri. Dia menyamar menjadi seorang yang tak mampu. Lalu mengubah penampilannya setelah dia mendapatkan putri yang menerima dia apa adanya. Ohh indah sekali.

APUS | HyuckRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang