Haechan { Renjun } Jeno

104 5 0
                                    

Pengumuman Art Fair. 10 peserta yang maju ke atas panggung kemarin di undang secara eksklusif oleh pihak sekolah. Mereka akan mengumumkan pemenang secara langsung. Tak ada undangan khusus lainnya selain para peserta. Karena pengumuman pemenang akan disiarkan secara langsung di sosial media Art Fair itu sendiri.

Renjun diam, dia masih diatas kasurnya. Dia tak ada niatan untuk pergi ke sekolah sekarang. Dia lelah, semalaman dia menangis. Untunglah ada Haechan. Jadi dia tak merasa sendirian. Semalaman Haechan terus memeluknya, menenangkannya, memberikan kata-kata penguat.

Haechan keluar dari kamar mandi, dia langsung mendekati Renjun.

"Ke sekolah nggak?" Tanyanya sambil mengelus kepala Renjun.

Renjun diam, dia tak mau melakukan apapun hari ini.

"Kalo gitu gue kasih tau Jeno dulu."

Renjun masih diam.

Haechan keluar. Dia akan menyiapkan makanan untuk Renjun sekaligus menelpon Jeno. Memberitahu bahwa Renjun tak bisa pergi ke sana. Dia tak peduli akan didiskualifikasi. Dia sudah tak peduli dengan semua itu.

Saat Haechan menuruni tangga, dia melihat Yangyang sedang menangis di meja makan. Yangyang sedang memegang foto bunda. Kata maaf terus menerus keluar dari mulutnya. Sepertinya Yangyang amat kehilangan sosok ibu kedua nya.

Haechan menyentuh pundak Yangyang. Dia tahu, Yangyang pasti terpukul dengan semua kejadian ini. Apalagi saat kejadian itu terjadi, Yangyang tak ada disamping Renjun.

"Udah, bunda bakalan marah kalo lo terus kaya gitu. Mending lo ajak Renjun buat makan. Biar gue yang siapin makanannya."

Yangyang melirik Haechan. Tak kuasa dia menahan tangisannya. Semua rasa salah seperti berkumpul dikepala Yangyang.

Haechan menarik nafasnya panjang. Baiklah, dia tak akan memaksa siapapun untuk melakukan apapun. Dia juga lelah, tak ada tenaga untuk terus menenangkan mereka. Haechan pergi ke dapur, memasak makanan seadaanya.

***

Jeno menelpon Haechan, menanyakan kabar Renjun. Apa dia akan datang atau tidak. Sudah pasti jawaban Haechan tidak. Renjun saat ini pun masih tak bisa diajak makan. Dia masih diam diatas kasurnya.

Jeno mengonfirmasi itu pada panitia utama. Hingga mereka mencoret nama Renjun yang saat ini mendapatkan predikat juara ke 2. Dia diganti dengan peserta lainnya.

Jeno dan Lia mulai membuka acara ini. Mereka ditonton oleh 9 peserta, beberapa perwakilan sekolah, panitia dan juga ratusan orang yang menonton mereka dari live. Mereka berdua lancar sekali membuka acara tersebut. Hingga pengumuman pemenang, yang akan langsung di bacakan oleh pemilik sekolah ini. Yaa Ayah Jaemin yang akan langsung mengumumkannya.

"Terima kasih atas kesempatan yang diberikan. Saya sangat bangga dengan panitia penyelenggara Art Fair tahun ini. Karena saya mendengar ada kekacauan beberapa hari sebelum acara ini berlangsung. Kalian hebat. Hanya saja sampai saat ini kalian masih belum tahu siapa pelaku tersebut. Tapi tidak apa, kalian bisa menorehkan kerja keras kalian dengan berlangsungnya acara ini.

"Saya ingin memberikan sebuah kalimat khusus untuk peserta Art Fair dari sekolah ini yang pada saat ini tidak bisa hadir. Renjun, murid berbakat yang memiliki tangan ajaib. Keluarganya terkena musibah hingga menewaskan mereka. Maka dari itu, dia tak bisa datang ke tempat ini. Mari kita doakan semoga mereka senantiasa diberikan tempat terbaik.

"Sebenarnya Renjun mendapatkan predikat nomor 2 dengan lukisan cantiknya. Tapi sayang, dia tidak bisa hadir maka kami dengan sangat berat hati mendiskualifikasinya. Itu sudah aturan, aturan yang kami buat jauh-jauh hari sebelum acara ini berlangsung."

APUS | HyuckRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang