"Ehh Jen, lo beneran nggak tau Yangyang dipenjara?"
Jeno menggeleng.
"Katanya dia yang bakar toko kuenya Renjun."
Jeno diam.
"Gila ya, padahal Renjun sama Yangyang deket banget. Bisa-bisanya Yangyang ngelakuin itu."
"Gila, semester kemaren angkatan kita banyak yang hilang. Yoshi bunuh diri, Jaemin kena rampok, Yangyang di penjara, Haechan pindah sekolah sama Renjun, dia keluar sekolah." Timpa yang lain.
"Kasus Yoshi kayanya bener-bener dibungkam deh sama pihak sekolah. Desas-desus yang gue denger, tuh si Yoshi pernah kena kasus pelecehan. Gua sih nggak tau ya siapa yang lecehin, tapi katanya yang lecehin itu anak kelas 12."
"Lo jangan bikin gosip yang enggak-enggak. Bisa di jotos lo sama Jihoon kalo dia denger omongan lo."
"Kasus Jaemin juga kayanya buatan deh. Kaya dibuat-buat gitu. Kaya lo mikir nggak sih, Ayah Jaemin yang punya perusahaan gede kaya gini nggak usut kematian Jaemin. Padahal dia anak satu-satunya loh."
"Yee lo mah, Jaemin kan kena rampok. Ya udah jelas itu."
"Tapi kan harusnya tuh rampok di buru polisi."
"Iya juga sih."
Jeno masih diam, dia hanya terus mendengarkan obrolan teman-temannya.
"Haechan juga, tuh orang nggak ada angin nggak ada ujan tiba-tiba pindah ke luar negeri."
"Ya elah, harusnya lo bersyukur. Biar tim basket kita tahun depan bisa gampang menang."
"Bener juga lo."
"Ehhh ada Miss."
Semua murid ribut. Mereka dengan sigap langsung menuju bangku mereka masing-masing.
Sekolah telah dimulai. Semua berita yang terjadi menjadi topik hangat para siswa. Terutama Yangyang yang di penjara. Mereka tak menyangka jika orang seceria dan sebaik Yangyang melakukan hal kotor seperti itu. Padahal mereka tidak tahu siapa pelaku kotor yang sebenarnya.
Jeno melirik ke arah meja Renjun yang kini kosong. Biasanya dia melihat Renjun sedang tertawa dengan Yangyang disampingnya. Renjun selalu marah saat Yangyang mengganggunya. Bahkan Renjun tak segan-segan melakukan kekerasan pada Yangyang.
Jeno mengaku, dia rindu semua hal yang pernah terjadi di kelas ini. Meskipun dia tak ikut andil, tapi dia menjadi saksi bagaimana kompaknya kelas ini. Kelas ini hanya memiliki 18 murid sekarang. Lebih sedikit, dan sepi.
Bel istirahat berbunyi nyaring. Jeno yang biasanya hanya duduk di kelas saat istirahat, kali ini dia pergi ke kantin. Dia duduk di bangku kantin yang biasa Renjun duduki. Biasanya di kursi itu Renjun makan dan marah-marah pada Yangyang. Tisu di depannya selalu menjadi peluru. Peluru yang siap Renjun lempar ke arah musuhnya.
Tak lama di kantin, Jeno pergi ke perpustakaan. Dia ingin menenangkan pikirannya. Tapi saat dia berjalan disalah satu lorong, dia melihat lemari tua reyot yang belum diganti itu. Kenangan lucu Renjun tertimpa buku-buku itu langsung terputar di kepalanya. Lucu sekali Renjun yang kecil malah tertimpa buku besar. Segurat senyuman manis terukir di wajah Jeno.
Jam istirahat akan usai dalam beberapa menit, Jeno harus kembali ke kelasnya. Saat akan kembali, Jeno melihat ruangan UKS yang terbuka. Kenangannya bersama Renjun tiba-tiba kembali lagi. Waktu itu dia tak bisa mengontrol dirinya sendiri, hingga kejadian itu terjadi begitu saja.
Semoga Renjun bahagia besok. Semoga dia tak merasakan sebuah kehilangan lagi. Dia sudah cukup menderita selama ini. Semoga tuhan adil memberinya sedikit kebahagiaan. Renjun bukan orang lemah, tapi sekuat-kuatnya seseorang jika masalah yang mereka hadapi bertubi-tubi tetap saja. Dia akan menjadi orang lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
APUS | HyuckRen
Fiksi RemajaAda banyak cerita yang dilalui Renjun. Dari mulai pertemanan, percintaan dan pengkhianatan. Banyak yang datang dari masa depan, tapi ada yang kembali dari masa lalu. Renjun tak sendiri sekarang, dia memiliki banyak teman. Dia tau, dunia akan terus b...