Kiss

70 7 0
                                    

Malam bergulir dengan cepat, pagi hari Yangyang sudah di kejutkan dengan pemandangan indah. Renjun tidur, kepalanya ada di atas paha Jeno. Sedangkan Jeno tidur dengan posisi duduk.

Yangyang berniat mengabadikannya dengan ponsel miliknya, tapi naas, sebelum dia berhasil meraih ponsel yang ada di meja samping tempat tidurnya dia malah menyenggol charger ponsel miliknya hingga jatuh. Jeno terbangun, tapi tidak dengan Renjun.

Jeno tak bergerak sedikitpun. Dia hanya meregangkan tangannya. Dia tak mau Renjun terbangun karenanya.

Semalam sebenarnya Renjun tidur dengan posisi yang sama dengan Jeno. Tapi setelah larut tiba-tiba Renjun mengubah posisi tidurnya seperti sekarang. Jeno juga sempat terbangun saat itu, tapi dia memutuskan untuk kembali tidur. Badannya lelah.

Pintu kamar terbuka, Haechan masuk. Sesaat sebelum Haechan berkata 'lo masih idup Yang?' dia lebih dulu melihat pemandangan itu. Renjun dan Jeno. Haechan seketika tak bergerak. Kenapa harus Jeno.

Jeno yang membuatnya terjatuh semalam. Dia mendapatkan luka di kepalanya dan beberapa lebam di pipi serta tubuhnya. Ini basket atau tauran sih sampe pada luka gini. Tapi itu memang setimpal dengan kelakuan kasar kelas Haechan.

Renjun bergerak, dia bangun dan mulai sadar. Dia duduk.

"Udah pagi ya Jen?" Tanyanya sambil mengucek matanya.

"Iya."

Renjun belum melihat siapa yang ada di pintu, dia malah berdiri lalu mendekati Yangyang.

"Lo udah bisa pulang kan Yang?"

"Nanti siang gue bisa pulang. Harus nunggu perwakilan sekolah yang jemput."

Renjun ber-ohh saja.

Renjun berbalik hendak ke kamar mandi. Tapi matanya menangkap sosok Haechan. Dia ada di ambang pintu, masih memegang pintu. Sejak kapan dia ada disana, kenapa dia tidak masuk.

"Lo kapan kesini?" Tanya Renjun yang berpura-pura segar.

"Tadi." Jawab Haechan sambil melangkah menuju kasur Yangyang.

Renjun sebenarnya ingin menyapanya lebih dari itu. Apalagi kemarin dia tahu bahwa Haechan sempat terjatuh. Tapi entah kenapa sikap Haechan kali ini tak seperti biasanya. Apa dia marah karena kelasnya kalah oleh kelas Renjun.

Daripada pusing di pagi hari, Renjun pergi ke kamar mandi. Dia membasuh mukanya, menyegarkan wajahnya.

Ketika dia keluar, Jeno sudah siap. Dia akan pergi. Dan benar saja, Jeno menghampirinya lalu pamit pulang.

"Lo mau pulang ke rumah bunda?" Tanya Renjun.

"Gue ke apartemen Haechan aja Jun."

"Kenapa?"

"Gue malu. Ngerepotin mulu."

"Nggak bakal."

"Gue udah terlalu sering ngerepotin lo sama bunda. Jadi gue balik sama Haechan aja."

"Nggak Yang, bunda...."

"Dia mau ke apartemen gue. Udah." Haechan memotong ucapan Renjun dengan nada yang sedikit keras.

Renjun diam. Dia baru pertama kali melihat Haechan seperti ini.

***

Renjun berangkat ke sekolah sendirian. Dia masih wajib masuk selama 5 jam. Sedangkan Yangyang diberikan izin untuk tidak ke sekolah karena sakit, dan Haechan diberikan izin tak sekolah karena harus mengurus Yangyang.

Sepi sekali masuk sekolah tak ada Yangyang. Meski di sekolah sedang panas tentang pertandingan kemarin, tapi Renjun seakan kehilangan sesuatu.

Jeno datang 2 jam lebih terlambat dari Renjun. Dia di panggil pihak sekolah secara resmi. Entah apa lagi yang akan sekolah lakukan pada Jeno. Sepertinya dia sering sekali mendapatkan teguran.

APUS | HyuckRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang