Bunda pergi ke luar kota hari ini, diantar Renjun, Yangyang dan Haechan. Yangyang sedari tadi bawel terus menerus meminta oleh-oleh pada bunda. Bunda hanya tertawa dan mengiyakan anak keduanya itu. Bunda pamit bersama rekannya.
Renjun, Haechan dan Yangyang pulang ke rumah Renjun. Mereka berencana untuk mematangkan Rencana mereka menyelamatkan Jaemin. Mereka juga berencana mengundang Jeno hari ini. Meskipun itu membuat emosi Haechan sedikit menaik.
"Ehh kodok zuma. Lo udah telpon si Jeno belom?" Haechan bertanya pada Yangyang. Dia yang akhirnya akan bertugas menelpon Jeno.
"Sembarangan lo kalo ngomong. Nama gue Yangyang, yang tersayang," Yangyang tertawa, "bentar, gue telpon dia dulu."
Jeno mengangkat telpon dari Yangyang, berbincang-bincang sebentar. Lalu memberi tahu pada Renjun dan Haechan jika hari ini Jeno tak bisa kemana-mana.
"Terus gimana dong?" Renjun bertanya entah pada siapa.
"Kita tunggu besok. Jeno bilang dia bisa dateng ke sini besok."
Renjun mengeluh, semakin ngaret dia menolong Jaemin. Tapi tak apa, masih ada sekitar 4 hari untuk dia menolong Jaemin.
Telpon Yangyang berdering keras. Ada telpon masuk. Tertulis Ibu di nama nomor itu. Dia mengangkatnya.
"Ibu gue nyuruh gue buat pulang dulu hari ini. Ada kerabat jauh gue yang dateng ke rumah." Yangyang memberi tahu Haechan dan Renjun.
"Ya elahh. Terus lo kapan balik lagi kesini?" Renjun kesal kenapa harus ada acara lain.
"Besok. Gue janji, jam 10 udah ada di sini."
"Beneran?"
Yangyang mengangguk. Baiklah Renjun tak bisa menahan Yangyang. Dia harus bertemu dengan kerabatnya itu.
Hanya Haechan dan Renjun saja yang tersisa. Apa yang akan mereka lakukan. Hanya berdua mematangkan rencana atau menambah rencana hanya akan membuat rencana itu semakin bercabang. Baiklah mereka berdua memutuskan untuk tidak membahas Jaemin hari ini. Mereka akan menikmati waktu mereka berdua.
Haechan mengajak Renjun pergi jalan-jalan, banyak kedai es krim yang Haechan tawarkan. Renjun tentu saja mengangguk gembira mendapatkan tawaran es krim. Oke saatnya Renjun siap-siap, lantas pergi bersama Haechan, pacarnya.
"Lo kalo makan es krim bisa santai nggak?" Haechan terheran dengan cara Renjun memakan es krim di depannya, acak-acakan, belepotan terkesan terburu-buru dan tak mau di minta.
"Es krim ini enak banget Chan. Ini enak banget sumpah." Puji Renjun sambil menyendok kembali es krim nya.
"Ya biasa aja, gue gak akan minta kok."
Renjun hanya tersenyum.
"Sejak kapan lo suka es krim?" Haechan mulai penasaran dengan makanan kesukaan Renjun.
"Sejak ke kota ini."
"Maksud lo?"
"Emhh gimana ya... Pokoknya gue suka pas gue pindah ke kota ini."
"Emang sebelumnya lo suka apa?"
"Emhh nggak ada. Mungkin karena gue emang nggak punya apa-apa jadi nggak bisa beli apa-apa."
Haechan merengut, dia semakin penasaran.
"Lo mau cerita sesuatu? Gue siap dengerin." Haechan penasaran, tapi dia tak mau memaksa Renjun menceritakannya.
"Nanti aja. Gue lagi enak ini makan es krimnya."
Haechan hanya tersenyum. Gemas sekali dia dengan pacarnya ini. Ahhh indah sekali melihat kata pacar diantara mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
APUS | HyuckRen
Roman pour AdolescentsAda banyak cerita yang dilalui Renjun. Dari mulai pertemanan, percintaan dan pengkhianatan. Banyak yang datang dari masa depan, tapi ada yang kembali dari masa lalu. Renjun tak sendiri sekarang, dia memiliki banyak teman. Dia tau, dunia akan terus b...