Cat dari Jeno

95 8 0
                                    

Hari ini, Renjun pergi berangkat ke sekolah menggunakan kendaraan umum seperti dulu. Biasanya ada Haechan yang menjemputnya, meskipun dia melarangnya, Haechan akan tetap ada pagi hari di rumahnya.

Sedikit rahasia. Sebenarnya dari mulai Renjun bangun tidur hingga dia menyelesaikan sarapannya, dia berharap. Berharap ada notifikasi atau Haechan sudah ada di rumahnya seperti biasa. Tapi itu semua tak terjadi pagi ini.

Yangyang pulang pagi-pagi sekali ke apartemen Haechan untuk mengambil seragam dan yang lainnya. Dia harus cepat, takut Haechan yang selalu serba cepat sudah mengunci apartemennya.

Renjun turun setelah sampai di halte sekolah. Tak ada Haechan di gerbang sekolah. Ehh sebentar, kenapa Renjun selalu memikirkan Haechan. Ada apa dengannya. Apakah dia ...

"Jangan ngelamun." Ucap Jeno yang juga baru turun dari bis satunya.

Renjun menyadarkan dirinya. Ada apa dengannya.

"Nggak kok. Gue cuma lagi nginget aja. Hari ini ada tugas gak."

"Hari ini nggak ada tugas."

"Ehh bentar, kemaren lo kemana nggak masuk sekolah?"

"Bukan urusan lo."

"Yee gue nanya baik-baik."

Jeno mensejajarkan langkah Renjun yang lumayan kecil. Dibandingkan dia yang sering melangkahi 2 tangga sekaligus.

"Gue boleh minta tolong?" Ucap Jeno sedikit agak malu mungkin, karena ucapannya terdengar ragu.

Renjun menahan tawanya. Kenapa Jeno.

"Minta tolong apa?"

"Nih." Jeno memperlihatkan kertas berisi banyak barang disana. Dia mengambilnya dari saku tas sekolahnya.

"Apaan nih?"

"Daftar barang yang harus gue beli."

"Tulisan lo emang sejelek ini ya?"

Jeno tersinggung.

"Bukan tulisan gue. Itu tulisan adek gue. Jisung."

Renjun ber-oh pelan.

"Ini daftar barang yang harus gue beli buat dia. Semacam hadiah ulang tahun."

"Bukannya ulang tahunnya udah lama ya?"

"Dia baru minta kemaren malem."

"Emhh oke kalo gitu. Kapan?"

"Lo bisanya kapan?"

"Nanti sore?"

"Oke."

Jeno mengambil kertas catatan barang itu, memasukannya kembali ke dalam saku tas sekolahnya.

Sampai di kelas, keduanya langsung duduk di meja masing-masing.

Yangyang belum ada di sana, apa dia keteteran. Padahal dia pulang dari rumah Renjun sudah dari pagi-pagi buta.

Panjang umur. Yangyang masuk ke dalam kelas dengan keadaan kacau. Rambut acak-acakan, baju tak rapi, wajah penuh keringat, bahkan dia masih mengunyah sarapannya.

"Abis dikejar warga apa dikejar waria?" Tanya Renjun setelah Yangyang duduk di mejanya.

"Gue ketinggalan bis anjir." Ucap Yangyang dengan nafas yang masih berantakan.

"Lah, Haechan mana?"

"Dia nggak masuk. Gue pas di apartemen aja dia masih tidur sama si Mark itu. Gue bangunin malah gue yang di smack down sama dia. Tadi gue juga udah kasih surat izin ke kelas unggulan. Gila pada liat gue kaya liat orang gila aja tuh."

APUS | HyuckRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang